Di tengah kebutuhan akan blockchain yang lebih efisien dan memiliki skalabilitas tinggi, Celestia hadir sebagai pelopor dengan membawa konsep revolusioner: blockchain modular. Inovasi ini tidak hanya menjanjikan peningkatan kinerja tetapi juga membuka lembaran baru dalam hal fleksibilitas dan kebebasan bagi para pengembang aplikasi terdesentralisasi. Bagaimana sebenarnya Celestia melakukan semua ini? Apa itu blockchain modular? Fitur apa saja yang ditawarkan Celestia ke depan? Cari tahu semua jawabannya melalui artikel berikut.
Ringkasan Artikel
- ⛓️ Celestia adalah blockchain modular pertama yang memecah blockchain menjadi beberapa lapisan terpisah. Dengan memisahkan fungsi masing-masing lapisan, Celestia dapat meningkatkan skalabilitas dan efisiensi.
- ⚡ Celestia hadirkan teknologi Data Availability Sampling (DAS) untuk mengoptimalkan verifikasi ketersediaan data. Penggunaan DAS memungkinkan node untuk memvalidasi blok dengan mengunduh sebagian kecil dari keseluruhan data.
- 💡 Beberapa fitur inovatif Celestia adalah sovereign rollups dan Rollkit yang memberi kebebasan kepada pengembang untuk meluncurkan dan mengelola rollups sendiri serta membangun dapps dengan lebih fleksibel dan tanpa biaya yang berlebihan.
- 🪙 Celestia mempunyai native token TIA yang berfungsi sebagai aset pembayaran dalam ekosistem Celestia, aset staking, dan instrumen untuk tata kelola desentralisasi.
Apa itu Celestia?
Celestia adalah blockchain pertama yang mengusung arsitektur modular, alih-alih monolitik layaknya blockchain pada umumnya. Ia merupakan blockchain yang dibangun menggunakan Cosmos SDK dan menggunakan konsensus Proof of Stake.
Dengan arsitektetur modular, Celestia dapat mengatasi permasalahan skalabilitas sembari mempertahankan aspek desentralisasi dan keamanan sebuah jaringan. Lebih lanjut lagi, Celestia memanfaatkan Data Availability Sampling (DAS) untuk meningkatkan skalabilitas dan eksekusi transaksi. DAS merupakan sistem untuk memverifikasi semua data yang ada di blockchain.
Mainnet Beta milik Celestia sendiri baru diluncurkan pada 31 Oktober 2023 dengan kode nama Lemon Mint. Pembahasan mengenai cara kerja, fitur, teknologi, dan berbagai hal yang bisa dilakukan di Celestia akan dibahas pada bagian berikutnya.
Sebelum membahas lebih lanjut soal Celestia dan cara kerjanya, pastikan untuk memahami terlebih dahulu konsep blockchain modular. Pintu Academy telah menyiapkan artikel khusus yang membahas lebih dalam soal blockchain modular dan perbedaannya dengan blockchain monolitik di sini.
Celestia Labs yang berada di balik Celestia Network berisikan sosok berpengalaman seperti Mustafa Al-Bassam, yang memiliki latar belakang dalam penelitian blockchain, John Adler, seorang ahli blockchain khususnya Layer 2, dan Nick White, seorang mantan pendiri Harmony. Proyek Celestia berhasil mengantongi pendanaan dari berbagai venture capital seperti Spartan Group, Jump Crypto, Blockchain Capital, dan Polychain Capital dengan nilai mencapai US$55 juta.
Cara Kerja Celestia
Blockchain modular bekerja dengan cara yang berbanding 180 derajat dari blockchain monolitik, arsitektur yang digunakan oleh kebanyakan blockchain. Blockchain monolitik berfungsi sebagai satu lapisan yang tidak dapat dipisahkan. Sementara itu, Arsitektur modular memisahkan layer-layer blockchain untuk menjalankan fungsi spesifik. Seiring setiap tugas dikerjakan oleh masing-masing lapisan, maka prosesnya menjadi lebih optimal.
Sebagai blockchain modular, Celestia memisahkan lapisan ketersediaan data, konsensus, penyelesaian, dan eksekusi. Celestia sendiri berfokus pada lapisan ketersediaan data serta modularitas dan fleksibilitas. Artinya, ia tidak mengurusi smart contract ataupun melakukan komputasi. Tugas-tugas tersebut akan dilimpahkan ke rollups atau blockchain lain.
Dengan memisahkan lapisan tersebut, Celestia menawarkan fleksibilitas yang lebih besar bagi penggunanya. Hal ini memberikan kebebasan kepada tim pengembang seiring mereka bisa melakukan mix and match lapisan jaringan sesuai kebutuhan mereka. Pengguna bisa memilih lapisan penyelesaian dan eksekusi sesuai dengan kemauan mereka, sembari memanfaatkan fungsi lapisan ketersediaan data yang jadi kelebihan Celestia.
Fitur-Fitur Celestia
Berikut ini adalah beberapa fitur yang dihadirkan oleh Celestia:
1. Data Availability Sampling
Dalam memverifikasi ketersediaan data, kebanyakan blockchain mengharuskan node untuk mengunduh seluruh data transaksi yang ada di blok. Namun, masalahnya ketika blok semakin besar, mengunduh seluruh data transaksi menjadi tidak praktis. Permasalahan ini menjadi salah satu faktor yang menghambat skalabilitas blockchain.
Celestia dengan fitur DSA-nya berupaya menyederhanakan proses tersebut. Dengan DSA, light node (node yang tidak menyimpan seluruh data) tak perlu mengunduh seluruh data transaksi, namun cukup sebagian kecil dari blok tersebut. Setelah itu, para light node akan melakukan sampling beberapa kali terhadap data yang telah diunduh tersebut. Ketika, hasil sampling sudah mencapai level kepercayaan yang ditentukan, yakni 99%, maka data pada blok akan dianggap tersedia.
Sebagai contoh, terdapat blok berukuran 4MB. Melalui DSA, node hanya membutuhkan 20 sampel, masing-masing berukuran 1kB. Artinya, mereka hanya perlu mengunduh 0,5% dari total blok, alih-alih seluruhnya. Dengan demikian, prosesnya bisa lebih cepat 200x lipat. Bahkan, prosesnya akan semakin efisien jika ukuran blok semakin besar.
Berikut ini adalah penjelasan singkat Nick White mengenai cara kerja DAS yang dianalogikan dengan melempar koin:
Keberadaan fitur DSA Celestia bisa menjadi game changer. Pasalnya, layer 2 dengan mekanisme rollups bisa memanfaatkan solusi ala DSA. Hal ini tidak terlepas dari rollup yang mengirimkan ‘rangkuman’ atau ‘bukti’ dari setiap transaksi ke layer 1 untuk settlement. Jika transaksi tersebut tidak tersedia untuk verifikasi, maka operator rollup akan dianggap tidak jujur. Dengan DSA, proses tersebut bisa menjadi lebih cepat dan efisien.
2. Sovereign Rollup
Salah satu fitur utama yang ditawarkan Celestia adalah dukungan untuk pembuatan teknologi sovereign rollup. Sederhanya, ia adalah rollup independen alias blockchain yang dapat dikelola sendiri oleh tim pengembang. Berbeda dengan Ethereum, blockchain Celestia tidak akan melakukan eksekusi tradisional, melainkan hanya menyiapkan blockspace yang ditujukan untuk data terkompresi dari rollup.
Dengan mekanisme tersebut, rollups tidak akan berbagi blockspace dengan aplikasi smart contract, yang pada akhirnya bisa mengurangi kekhawatiran mengenai kepadatan. Lebih lanjut, yang membuat rollup tersebut menjadi independen adalah full nodes menentukan aturan pilihan fork mereka. Dengan kata lain, mereka bisa melakukan fork sesuai keinginan mereka dan tidak akan dihalangi atau harus minta persetujuan Celestia.
Walaupun independen, rollup tersebut tetap akan mendapatkan aspek keamanan dan fungsionalitas dari Celestia mengingat ia berperan sebagai lapisan fondasi untuk pencatatan transaksi dan publiksi data. Sementara untuk proses eksekusi transaksi, pengembang bisa memilih ekosistem eksekusinya sesuai kebutuhan. Artinya, melalui sovereign rollup, tim developer bisa mengombinasikan berbagai ekosistem eksekusi untuk membuat rantai layer 2 sesuai dengan kebutuhan mereka.
Saat ini, teknlogi rollup yang paling sering digunakan adalah ZK-Rollup dan Optimistic Rollup. Cari tahu perbedaan keduanya di sini.
3. Rollkit
Meluncurkan dapps sebagai smart contract mengharuskan dapps berbagi sumber komputasi dan dibatasi oleh lingkungan eksekusi blockchain tersebut. Hal ini tentunya akan membatasi skalabilitas dan fleksibilitas dapps.
Tak sedikit tim pengembang yang memilih untuk menerbitkan rantai mereka sendiri pada layer 1. Sayangnya, hal tersebut cukup kompleks dan ada kekurangannya sendiri. Mulai dari mengumpulkan validator untuk mengamankan rantai, membuat token untuk memberikan kompensasi, serta mengawasi dan menjaga infrastruktur jaringan.
Rollkit menghilangkan kompleksitas membuat rantai layer 1 karena ia akan melakukan seluruh kegiatan tersebut. idenya adalah Rolkit berperan sebagai platform publik untuk memberikan kemudahan dan kebebasan bagi tim pengembang meluncurkan dapps melalui modular stack.
Rollkit adalah implementasi dari Celestia dalam mewujudkan penggunaan sovereign rollup yang mudah dan praktis. Dengan demikian, pengembang tidak perlu membangun jaringan konsensus mereka sendiri. Pengembang yang menggunakan rollkit akan memanfaatkan keamanan dari lapisan data availability milik Celestia. Jadi, ini menghilangkan kebutuhan memiliki jaringan validator yang besar dan mengurangi hambatan teknis bagi pengembang.
Secara jangka panjang, Rollkit mempunyai visi untuk memberikan tim pengembang berbagai variasi pilihan dalam membangun rantai mereka. Alih-alih membangun dari awal, mereka bisa secara mudah melakukan bongkar-pasang, menukarkan, atau mengganti fitur melalui Rollkit.
Untuk memastikan netralitas dan desentralisasi Celestia dalam menyediakan lapisan data availability, Rollkit telah dipisahkan dari Celestia Labs. Ia kini menjadi proyek tersendiri dengan GitHub dan halaman docs yang berbeda dari Celestia.
Token Celestia (TIA)
Celestia mempunyai native token yang disebut TIA. Ia merupakan elemen penting dalam ekosistem Celestia karena digunakan untuk mengamankan jaringan melalui Proof of Stake dan membayar biaya transaksi.
Berdasarkan white paper Celestia, berikut ini adalah beberapa kegunaan token TIA:
- Membayar Blobspace. Untuk menggunakan lapisan data availability milik Celestia, tim pengembang rollups harus melakukan transaksi PayForBlobs. Pembayaran dilakukan menggunakan TIA.
- Bootsrapping Rollups Baru. Sama seperti rollups berbasis Ethereum, tim pengembang bisa melakukan bootstrap terhadap rantai mereka dengan menggunakan TIA untuk gas token dan currency.
- Proof of Stake. Sebagai blockchain Proof of Stake, Celestia menggunakan TIA untuk mengamankan jaringan dan memberikan imbalan melalui mekanisme staking.
- Decentralized Governance. Bagi stakers TIA, mereka akan dapat berpartisipasi dalam decentralized governance Celestia.
Berikut ini adalah panduan cara membaca whitepaper ala Pintu Academy.
Tokenomik TIA
Tercatat, TIA mempunyai total pasokan sebesar 1 miliar TIA di mana saat ini pasokan awal yang beredarnya sebesar 14,1% (141 juta TIA). Sebesar 20% dari total pasokan TIA dialokasikan untuk publik melalui insentif testnet ataupun untuk inisiatif lainnya di masa depan.
Salah satu bentuk insentif tersebut berupa genesis airdrop sebanyak 60 juta token TIA yang dilakukan pada peluncuran mainnet Celestia. Tercatat, token tersebut dibagukan kepada 576.653 alamat wallet yang memenuhi persyaratan. Beberapa persyaratan tersebut adalah pengguna aktif jaringan Ethereum layer-2 dan Cosmos dengan saldo wallet setara US$50 sebelum 1 Januari 2023.
Jika dilihat, jumlah airdrop ataupun alokasi token untuk publik tergolong kecil, sementara alokasi untuk insiders (investor, tim kontribitor) justru besar. Namun, salah satu justifikasinya adalah Celestia memerlukan pendanaan besar di awal untuk mengembangkan teknologinya yang sangat kompleks. Di tengah kondisi pasar yang kompetitif, maka investor awal harus diberikan insentif (alokasi token) agar tertarik mendanai proyek seperti Celestia.
Adapun, Token TIA mempunyai inflation rate sebesar 8% untuk tahun pertama. Angka tersebut akan turun 10$ per tahun hingga akhirnya mencapai batas 1,5%.
Cari tahu cara mengevaluasi nilai aset berdasarkan tokenomiknya melalui artikel berikut.
Kesimpulan
Sejauh ini, Ethereum masih jadi protokol pilihan bagi para tim pengembang yang hendak membangun rantai atau dapps. Namun, terdapat biaya premium yang harus dibayarkan demi mendapatkan fasilitas dari Ethereum. Oleh sebab itu, salah satu cara Celestia bisa menyaingi Ethereum adalah dengan menawarkan biaya dan optimalisasi yang lebih baik. DSA dan Rollkit milik Celestia diharapkan bisa menjadi nilai lebih yang dilirik oleh para tim pengembang.
Sebagai blockchain modular pertama, Celestia tentunya menawarkan solusi terkait skalabilitas yang berbeda dari solusi lain yang ada saat ini. Hal ini membuat Celestia punya potensi yang menarik ke depan. Adanya Celestia juga akan membuat persaingan dan perkembangan industri blockchain akan semakin kompetitif.
Cara Membeli Token TIA di Pintu
Setelah mengetahui apa itu Celestia, kamu bisa mulai berinvestasi pada token TIA dengan membelinya di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli TIA pada aplikasi Pintu:
- Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
- Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
- Buka halaman market dan cari token TIA.
- Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
- Sekarang kamu sudah mempunyai token TIA!
Tertarik berinvestasi pada aset crypto lain*?* Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- Stephanie Dunbar, The Modular Blockchain Landscape, Messari, diakses pada 3 November 2023.
- Joseph Al-Chami, Introducing Rollkit: a modular rollup framework, Celestia Blog, diakses pada 3 November 2023.
- Celestia, What is Celestia? diakses pada 3 November 2023.
- Emiliy Shin, Celestia Explained, Data Wallet, diakses pada 3 November 2023.
- Celestia Docs, Overview of TIA, diakses pada 3 November 2023.
- Dustin Teander, Celestia Token Launch and Valuation Dynamics, Messari, diakses pada 6 November 2023.