Dalam dunia keuangan modern, neobank muncul sebagai solusi digital yang menyederhanakan berbagai layanan keuangan melalui satu platform terpadu.
Seiring berkembangnya dunia crypto, konsep neobank crypto atau bank digital berbasis blockchain semakin mendapatkan perhatian, terutama karena kemampuannya untuk mengintegrasikan dompet crypto, pembayaran stablecoin, hingga fitur kartu debit/credit.
Apa Itu Neobank?
Neobank adalah bank digital yang beroperasi sepenuhnya secara online tanpa cabang fisik. Mereka menyediakan layanan keuangan dasar seperti tabungan, pembayaran, dan transfer. Neobank memberikan keunggulan berupa integrasi teknologi dan pengalaman pengguna yang cepat, efisien, dan fleksibel.
Neobank crypto adalah versi lebih canggih dari neobank tradisional karena menggabungkan layanan keuangan konvensional dengan kemampuan blockchain, seperti:
- Menyimpan crypto.
- Mengakses yield dari DeFi.
- Menyediakan kartu pembayaran crypto (Visa/MasterCard).
- Mendukung stablecoin dan tokenisasi aset.
- Bridging antara fiat dan aset digital.
Perbedaan Neobank crypto vs Bank Tradisional
Meski sekilas mirip, terdapat sejumlah perbedaan mendasar antara neobank crypto dan bank tradisional. Tabel berikut merangkum perbedaan utama dari keduanya:
| Aspek | Neobank Crypto | Bank Tradisional |
|---|---|---|
| Produk Utama | Aplikasi bank digital dengan fitur crypto terintegrasi | Rekening bank penuh (tabungan, pinjaman, dll) |
| Fitur | IBAN/ACH, transfer, bayar tagihan, tabungan, kartu debit | Cabang, cek, pinjaman, wealth management |
| Lisensi | Melalui bank berlisensi dan jaringan pembayaran fiat | Memiliki lisensi bank, jalankan sistem sendiri |
| Perlindungan Dana | Tergantung project penyedia layanan | Diasuransikan secara hukum |
| KYC & AML | Kebanyakan wajib KYC. | KYC/CIP lengkap, pemantauan transaksi |
| Dana Disimpan Sebagai | Langsung di dalam wallet karena kebanyakan bersifat non-kustodian | Fiat di bank |
| Biaya | Biasanya rendah; spread di transaksi crypto | Biaya admin, pajak, dan biaya layanan lain. |
| Cocok Untuk | Transaksi sehar-hari dan pembelian yang bersifat global | Tabungan, transakasi, layanan bisnis |
5 Proyek Neobank Crypto Paling Populer
Dengan adopsi Web3 yang semakin luas, sejumlah proyek mulai mengisi celah antara keuangan tradisional dan kripto. Salah satu segmen yang tengah naik daun adalah neobank crypto layanan keuangan digital yang mengintegrasikan fitur perbankan dengan aset kripto.
Berikut lima proyek neobank paling populer yang sedang mencuri perhatian.
1. Ether.fi: All-in-One Neobank
Awalnya dikenal sebagai protokol liquid staking, Ether.fi telah bertransformasi menjadi salah satu pionir neobank crypto paling ambisius. Evolusinya menempatkan platform ini sebagai “super-app” Web3, menyatukan berbagai fungsi keuangan dalam satu tempat.
Fitur unggulan Ether.fi:
- 3% cashback sejak hari pertama
- Promo hingga 20% cashback bulanan
- 10% yield untuk stablecoin
- Kartu debit dengan tanpa biaya FX untuk USD
- Sepenuhnya non-custodial (pengguna pegang kunci sendiri)
- Bisa digunakan untuk membayar tagihan, bahkan hipotek
Ether.fi mendefinisikan ulang apa itu bank digital: mulai dari penyimpanan, penghasilan, hingga pengeluaran aset—all in one app.
2. Tria — Self-Custodial + UX Modern
Tria hadir dari kebutuhan akan neobank yang menjaga kontrol aset tetap di tangan pengguna, tanpa mengorbankan kenyamanan. Dengan tampilan modern dan pendekatan self-custodial, Tria cocok untuk pengguna yang ingin transisi dari CeFi ke DeFi.
Sorotan fitur Tria:
- Desain fokus pada keamanan pengguna
- Kartu crypto terintegrasi
- Dukungan fiat rails sedang dikembangkan (IBAN/SWIFT dalam roadmap)
- Cocok untuk pengguna yang ingin berpindah dari CeFi ke DeFi tanpa kompromi UX
Tria masih dalam tahap ekspansi, namun potensinya sangat besar sebagai gateway antara dunia tradisional dan DeFi.
3. RedotPay: Praktis & Multichain
Berbeda dari proyek lain yang mengusung konsep non-custodial, RedotPay memilih jalur praktis. Cocok bagi pengguna pemula yang ingin langsung menggunakan kartu crypto tanpa repot mengelola private key.
Fitur RedotPay:
- Kartu berbasis custodial, ideal bagi pengguna baru
- Dukungan multi-chain
- Cashback dinamis dan biaya transaksi yang rendah
- Integrasi yang mulus antara wallet crypto dan pengeluaran fiat
Cocok bagi mereka yang ingin kartu crypto siap pakai tanpa repot mengelola private key.
4. Cypher: Kredit Crypto + Spending Card

Cypher menggabungkan dua kebutuhan utama dalam satu solusi: akses kredit dan kemampuan belanja menggunakan aset kripto tanpa harus menjualnya. Dirancang untuk pengguna yang ingin tetap mempertahankan kepemilikan sambil tetap aktif bertransaksi.
Fitur andalan Cypher:
- Kartu yang terhubung langsung ke dompet pengguna
- Kemampuan pinjam terhadap aset tanpa menjual
- Memungkinkan “spend without selling” — cocok untuk strategi efisiensi pajak
- Fitur bridging internal memudahkan transaksi
Cypher memberikan fleksibilitas finansial bagi pengguna yang ingin mempertahankan kepemilikan aset sambil tetap aktif bertransaksi.
5. MetaMask: Klasik, tapi Kurang Kompetitif
Sebagai salah satu dompet Ethereum paling populer, MetaMask mencoba masuk ke ranah neobank lewat peluncuran kartu pembayaran. Namun, fitur yang ditawarkan belum cukup kompetitif dibanding proyek lain di daftar ini.
Kelebihan dan keterbatasan MetaMask Card:
- Cashback 1–3%, tapi tidak berlaku untuk $10K pertama
- Terintegrasi langsung dengan wallet MetaMask
- Belum tersedia IBAN, UX tidak ramah pengguna awam
MetaMask Card lebih cocok untuk pengguna lama yang terbiasa dengan Web3, tetapi kurang optimal untuk pengguna retail baru.
Mengapa Neobank Crypto Penting?

Menurut data dari blocmates, pertumbuhan penggunaan stablecoin di Amerika Latin menunjukkan transformasi besar dalam sistem keuangan global. Di tengah inflasi tinggi seperti di Argentina (178%) dan mahalnya biaya perbankan di Brasil (hingga 4% dari PDB), jutaan orang memilih crypto bukan untuk spekulasi, melainkan untuk bertahan hidup.
Dengan lebih dari 80% penduduk memiliki smartphone, tetapi sebagian besar belum memiliki akun bank, neobank berbasis crypto menjadi solusi nyata: memungkinkan siapa pun menyimpan aset dalam stablecoin seperti USDT, mendapatkan imbal hasil, dan membelanjakannya secara langsung—tanpa perantara bank.

Volume penggunaan kartu dan aplikasi pembayaran berbasis crypto juga mengalami lonjakan signifikan. Menurut data dari Dune Analytics, transaksi kartu crypto terus meningkat dari waktu ke waktu, mencerminkan adopsi yang makin luas secara global.
Peningkatan volume ini menegaskan bahwa neobank dan kartu crypto telah berkembang dari sekadar eksperimen Web3 menjadi infrastruktur finansial alternatif yang digunakan sehari-hari
Kesimpulan
Neobank crypto bukan hanya tren, tetapi representasi masa depan industri keuangan digital yang lebih terbuka, transparan, dan efisien. Dengan proyek seperti Ether.fi, RedotPay, dan Tria memimpin inovasi, tahun 2025 bisa jadi momen penting transisi global dari bank tradisional ke solusi berbasis blockchain.
Tren ini mendorong model bisnis neobank untuk meniru pendekatan blockchain layer-1: membangun ekosistem yang mengunci pengguna melalui siklus akuisisi–retensi–monetisasi. Margin memang tipis, tapi kekuatan neobank ada pada skala dan alur pengguna yang dikuasai.
Integrasi stablecoin dan yield on-chain memperkaya produk, sementara compliance light (regulasi yang tetap aman tapi tidak berat) memberikan keunggulan kompetitif dibanding bank tradisional. Masa depan neobank bukan hanya tentang fitur bank digital, tapi menjadi pusat keuangan pribadi berbasis crypto yang lengkap, efisien, dan global.
Referensi:
- Ayan / Blocmates. Crypto Neobanks: Powering the Future of Finance. Diakses tanggal 24 November 2025.
- Arndxt / Threading on the Edge – Substack. Fat App Thesis for Neobanks. Diakses tanggal 24 November 2025.
- Dune. Crypto cards (all chains). Diakses tanggal 24 November 2025.