Kategori
Teknologi Kripto Menengah

Apa Itu ‘The Merge’ Ethereum?

Reading Time: 8 minutes

2022 adalah tahun di mana Ethereum akan menyelesaikan perubahan protokol terbesarnya dalam sejarah. Proof-of-work (PoW), mekanisme konsensus yang yang digunakan Ethereum saat ini akan segera digantikan oleh mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS). Perubahan yang disebut dengan ‘The Merge’ ini akan membuat ether (ETH) menjadi aset deflasioner. Tidak hanya itu, upgrade ini akan secara signifikan mengurangi konsumsi energi Ethereum, dan membuatnya menjadi lebih ramah lingkungan. Lalu, apa itu The Merge Ethereum? Kapan The Merge dilakukan? Bagaimana dampaknya terhadap ETH dan seberapa besar perubahan ini akan memangkas konsumsi energi blockchain Ethereum? Simak penjelasannya di artikel ini.

Ringkasan Artikel

  • 🔗 The Merge, yang sebelumnya dikenal dengan Ethereum 2.0, adalah transisi dari protokol konsensus proof-of-work ke protokol konsensus proof-of-stake yang akan dijalankan oleh Ethereum.
  • 💡 Dengan proof-of-stake, maka Ethereum tidak lagi bergantung kepada proses mining yang mengkonsumsi banyak energi untuk menciptakan blok. Kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum akan meningkat saat upgrade ini dijalankan.
  • 💰 Penerbitan ETH baru juga diperkirakan akan turun sekitar 90% dan lebih dari jutaan ETH akan dikunci selama berbulan-bulan. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kelangkaan ETH dan akan memicu kenaikan harga.
  • 🌱 Selain itu, dengan konsensus proof-of-stake, menurut Ethereum Foundation, konsumsi energi Ethereum akan menurun sekitar 99,95%, menjadikannya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan konsensus proof-of-work yang digunakan sebelumnya.
  • ⌚ The Merge yang sebelumnya direncanakan akan berjalan mulai Juni 2022, diundur dan kemungkinan baru akan akan diimpelemntasikan pada kuartal ke-3 tahun ini.

Apa Itu The Merge Ethereum?

apa itu the merge ethereum
Sumber: Ethereum.org

The Merge pada dasarnya adalah transisi dari protokol konsensus proof-of-work (PoW) ke protokol konsensus proof-of-stake (PoS) yang akan digunakan oleh blockchain Ethereum. Protokol konsensus sendiri adalah proses ketika blok diciptakan, transaksi kripto divalidasi dan difinalisasi–-sebuah sistem yang mendasari cara kerja blockchain.

💡 Proof-of-work yang juga mendasari blockchain Bitcoin, kerap dikritisi karena mengkonsumsi terlalu banyak energi sehingga dinilai tidak ramah lingkungan. Untuk menjaga keamanan dan desentralisasi, proof-of-work pada Ethereum mengkonsumsi 73,2 TWh setiap tahun, konsumsi energi yang setara dengan negara berukuran sedang seperti Austria.

Ethereum merupakan salah satu blockchain tersibuk, menyusul meningkatnya penggunaan DeFi dan juga NFT boom sejak tahun 2021. Semantara itu, Semakin banyaknya transaksi yang diproses di blockchain Ethereum, semakin mahal juga biaya gas fee yang harus dibayar oleh pengguna.

Upgrade dari PoW ke PoS ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum. The Merge membuat Ethereum lebih ramah lingkungan dan dapat memproses lebih banyak transaksi, serta mengurangi kemacetan.

Dengan peningkatan skalabilitas atau meningkatnya jumlah transaksi yang dapat diproses dengan waktu yang lebih cepat juga, maka gas fee yang harus dibayarkan akan berkurang juga.

Akan tetapi, transisi dari PoW ke PoS ini tidak dilakukan semerta-merta dan melalui tahapan yang panjang. Berikut adalah beberapa tahapan The Merge dan penjelasannya.

Baca juga: Apa Itu Ethereum?

Beacon Chain

beacon chain menuju the merge
Diagram of Ethereum 2.0 Chain | Sumber: Hsiao-Wei Wang

Seperti yang dapat dilihat pada diagram di atas, langkah pertama menuju The Merge terjadi pada Desember 2020 dengan peluncuran Beacon Chain, yang telah beroperasi secara independen dari rantai utama proof-of-work sejak akhir 2021 lalu. Sebagai langkah awal transisi menuju PoS, pada proses ini telah dioperasikan ‘jembatan satu arah’ yang berfungsi untuk menerima setoran bagi pengguna yang ingin mulai melakukan staking atau mempertaruhkan ether (ETH) untuk melakukan validasi transaksi.

Seperti namanya, Beacon Chain adalah blockchain terpisah dari mainnet Ethereum. Lebih dari 10,9 juta ETH yang telah dipertaruhkan per April 2022 di Beacon Chain dengan lebih dari 340.000 validator. Namun, perlu dicatat bahwa ETH yang dipertaruhkan pada saat ini tidak dapat ditarik kembali sampai setelah mainnet digabungkan.

The Merge

Tahap selanjutnya adalah the Merge, yaitu ketika blockchain Ethereum sudah sepenuhnya menjalani mekanisme proof-of-stake. Pada pertengahan Maret 2022, Ethereum Foundation meminta stakeholders jaringan untuk melakukan tes terhadap konsensus PoS yang akan diimplementasi menggunakan Kiln testnet, untuk memastikan transisi yang mulus sebelum mekanisme PoS sepenuhnya dijalankan.

Dengan testnet Kiln Ethereum yang sudah berfungsi sepenuhnya sebagai testnet proof-of-stake, Ethereum pada dasarnya sudah selangkah lebih dekat untuk menyelesaikan transisi dari proof-of-work ke proof-of-stake.

💡 Testnet adalah jaringan blockchain pengujian yang berfungsi untuk mengetes sebuah proyek blockchain, sedangkan mainnet adalah jaringan blockchain utama di mana proyek-proyek blockchain berjalan.

Shard Chain

Fase terakhir adalah Shard Chain yang akan memainkan peran kunci dalam meningkatkan skalabilitas jaringan Ethereum. Sharding adalah proses memecah database untuk meringankan beban, dan merupakan konsep yang umum di ilmu komputer. Mengutip Ethereum.org, pada konteks Ethereum, sharding akan mengurangi kepadatan jaringan dan meningkatkan jumlah transaksi yang dapat diproses per detik, dengan cara membuat rantai baru yang dikenal dengan nama “shards”.

Dari perspektif perangkat keras, transisi ke shard chain akan membuat node Ethereum lebih mudah untuk dijalankan, karena akan ada jauh lebih sedikit data yang perlu disimpan di dalam komputer. Sehingga, akan lebih banyak orang yang dapat berpartisipasi dalam menjalankan node, yang diharapkan akan meningkatkan keamanan jaringan karena semakin terdesentralisasi.

Upgrade penuh ke Ethereum 2.0 diharapkan akan terjadi pada tahun 2023, menurut Ethereum Foundation. Akan tetapi, terdapat dua versi shard chain  yang diusulkan untuk diterapkan saat upgrade penuh dijalankan. Berikut penjelasannya.

Versi 1: Data Availability

Di tahap pertama, shard chain akan berfungsi untuk menambah kapasitas data ke jaringan dan tidak berfungsi untuk mengeksekusi transaksi atau smart contract. Akan tetapi, ia akan tetap secara signifikan menambah jumlah transaksi per detik bila dikombinasikan dengan rollup atau teknologi “Layer 2” seperti Arbitrum.

Layer 2 pada dasarnya memfasilitasi decentralized app untuk menggabungkan atau “rollup” sejumlah transaksi menjadi satu transaksi off-chain, menghasilkan bukti kriptografi dan mengirimkannya ke blockchain. Data yang dibutuhkan untuk transaksi menjadi berkurang secara drastis. Dengan kapasitas data tambahan dari shard chain, jumlah transaksi yang dapat diproses per detik dapat ditambah sebanyak 100.000 transaksi.

Versi 2: Code Execution

Sementara itu, pada versi kedua, fungsionalitas shard chain akan ditambahkan sehingga tidak hanya menyimpan data tetapi juga mengeksekusi kode dan menangani transaksi. Setiap “shard” akan berisi kumpulan smart contract dan saldo akun yang unik. 

Dengan mempertimbangkan peningkatan transaksi per detik yang sudah meningkat secara signifikan dengan shard chain versi 1, perlu atau tidaknya versi 2 ini masih menjadi perdebatan di dalam komunitas Ethereum.

💡 Jaringan Ethereum saat ini hanya bisa memproses sekitar 30 transaksi per detik. Hal ini menyebabkan kemacetan dan lamanya proses transaksi. The Merge Ethereum menjanjikan dapat memproses hingga 100.000 transaksi per detik. Peningkatan ini akan dicapai melalui penerapan Shard Chain.

Mengapa Ethereum melakukan upgrade dari proof-of-work ke proof-of-stake?

Setelah penjelasan tentang apa itu the Merge Ethereum dan cara kerjanya, mungkin kamu masih bertanya-tanya, mengapa proses ini perlu dijalankan? PoS sebenarnya telah menjadi topik penelitian dalam komunitas Ethereum sejak 2014. Penelitian ini didasari akan adanya kekhawatiran akan banyaknya konsumsi energi yang dibutuhkan untuk memproses transaksi cryptocurrency.

Data dari Ethereum menunjukkan bahwa mekanisme proof-of-work pada Ethereum mengkonsumsi sekitar 73,2 TWh setiap tahun, konsumsi energi yang setara dengan negara berukuran sedang seperti Austria.

Ketika proof-of-stake sepenuhnya dijalankan, pengeluaran energi Ethereum akan turun secara drastis dan kira-kira sama dengan jumlah energi untuk menjalankan komputer di rumah untuk setiap node di jaringan.

Upgrade dari PoW ke PoS ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum, membuatnya lebih ramah lingkungan dan dapat memproses lebih banyak transaksi, serta mengurangi kemacetan.

Dengan peningkatan skalabilitas atau meningkatnya jumlah transaksi yang dapat diproses dengan waktu yang lebih cepat juga, maka gas fee yang harus dibayarkan oleh pengguna Ethereum akan berkurang juga.

Kelebihan PoS dibanding PoW

  • 🍀 Ramah lingkungan: Sistem PoS mengonsumsi tenaga listrik yang jauh lebih rendah dan secara signifikan mengurangi emisi karbon.
  • 🏎️ Kecepatan dan biaya transaksi: Metode verifikasi PoS yang sederhana dan mudah dapat memfasilitasi jaringan blockchain yang cepat tanpa biaya transaksi yang mahal.
  • 💸 Pengguna bisa melakukan staking: Blockchain dengan sistem PoS dapat melibatkan penggunanya untuk melakukan staking agar mendapatkan penghasilan pasif.

Baca juga: Apa Itu Proof of Stake?

Apa dampak Ethereum ‘Merge’ terhadap nilai ETH?

apa itu the merge ethereum

💡 Seperti terlihat pada grafik di atas, ETH menembus kisaran harga 3.300 dolar AS pada akhir Maret 2022 menyusul sukesnya peluncuran Ethereum “the Merge” pada Kiln testnet yang membuat pasar bersemangat menyambut peralihan Ethereum ke metode konsensus proof-of-stake.

Ethereum adalah aset kripto dengan market cap kedua terbesar setelah Bitcoin. Dengan peralihan dari PoW ke PoS, hadiah yang dibayarkan kepada validator akan berkurang sekitar 90%. ETH yang dibakar akan sering kali lebih tinggi dari jumlah yang dikeluarkan, sehingga mengurangi pasokan secara keseluruhan. Hal ini karena jaringan membutuhkan lebih sedikit energi, sehingga lebih sedikit pula imbalan yang diperlukan untuk memberi insentif kepada jaringan.

Saat ini, dengan sistem PoW, jaringan Ethereum menerbitkan kurang lebih 13,500 ETH per hari dengan annual issuance atau penerbitan tahunan mencapai 4.3% dari total suplai ETH. Ketika “the merge” selesai, annual issuance akan berkurang drastis ke angka 0.3% hingga 0.4%.

Suplai ETH akan menjadi deflasioner, yang secara implisit berarti bahwa ETH sebagai aset akan lebih berharga. Secara keseluruhan, upgrade ini akan menjadi katalis positif bagi jaringan Ethereum.

Tidak hanya itu, dikutip oleh Time, analis kripto independen Armando Aguilar mengatakan bahwa altcoin yang dibangun di atas blockchain Ethereum seperti Polygon dan Arbitrum juga berpotensi mengalami pertumbuhan harga menyusul implementasi The Merge.

💡 “The Triple Halving” adalah istilah yang diberikan oleh komunitas kripto untuk berkurangnya jumlah penerbitan ETH baru yang akan terjadi setelah Ethereum sepenuhnya ditingkatkan ke algoritma konsensus PoS. Triple Halving pada dasarnya mengacu kepada istilah “halving” pada Bitcoin yang merupakan pengurangan imbalan untuk penambang menjadi setengahnya yang terjadi setiap kurang lebih 4 tahun sekali. Ethereum akan melihat tingkat penerbitannya berkurang sekitar 90% pada saat the Merge dan itu setara dengan tiga Bitcoin halving terjadi sekaligus.

Bagaimana dampaknya terhadap lingkungan?

dampak the merge ethereum

Seperti yang telah dijelaskan di atas, konsumsi energi Ethereum saat ini dengan mekanisme proof-of-work terlalu tinggi dan tidak berkelanjutan. Menyelesaikan masalah konsumsi energi tanpa mengorbankan keamanan dan desentralisasi merupakan tantangan teknis yang signifikan dan telah menjadi fokus penelitian dan pengembangan selama bertahun-tahun.

Dengan proof-of-stake, pemecahan teka-teki seperti pada proof-of-work tidak lagi diperlukan. Menghapus pemecahan teka-teki secara drastis mengurangi pengeluaran energi yang diperlukan untuk mengamankan jaringan. Penambang digantikan oleh validator yang melakukan fungsi yang sama. Perbedaannya, alih-alih menghabiskan biaya dalam bentuk pekerjaan komputasi, mereka mempertaruhkan ETH sebagai jaminan terhadap perilaku tidak jujur.

Jika validator tidak melakukan tugasnya (offline ketika mereka seharusnya memenuhi beberapa tugas validator) ETH yang dipertaruhkan perlahan-lahan dapat bocor, sementara perilaku yang terbukti tidak jujur mengakibatkan aset yang di-staking akan “dipotong”. Ini sangat mendorong partisipasi aktif dan jujur dalam mengamankan jaringan.

Penggunaan energi Ethereum diperkirakan akan turun 99,95% ketika PoS sepenuhnya dijalankan.

Jadi, apa kelebihan The Merge Ethereum secara keseluruhan?

  • 📈 Dengan lebih sedikitnya imbalan yang harus dibayar kepada validator yang memproses transaksi, Ethereum akan menjadi aset yang deflasioner atau menjadi lebih berharga.
  • 💰 The Merge dengan sistem PoS akan menawarkan imbalan staking bagi investor dan berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.
  • 🌱 Efisiensi energi yang signifikan pada jaringan berdampak positif terhadap lingkungan.
  • 🙋‍♂️ Proof -of-stake membuat partisipasi dalam jaringan lebih dapat dicapai oleh lebih banyak pengguna dan tidak hanya oleh penambang besar seperti pada proof-of-work yang membutuhkan mesin khusus.

Dan apa kelemahan The Merge?

Meskipun the Merge akan secara signifikan mengurangi emisi karbon, upgrade ini dikhawatirkan tidak akan dengan seketika memecahkan isu skalabilitas Ethereum. Dengan pengguna yang akan terus bertambah, mengutip Coindesk, scaling merupakan “masalah jangka panjang” yang tidak dapat diperbaiki oleh pembaruan atau peningkatan tunggal apa pun.

Menurut Steven Goldfeder, Co-Founder dan CEO dari Offchain Labs (Arbitrum), apabila pembaruan ini dibuat untuk melayani dan mengantisipasi tambahan 100 juta pengguna baru, maka ketika pertambahan pengguna Ethereum sudah mencapai lebih dari itu, perlu kembali dilakukan upgrade.

Bahkan dengan implementasi sharding, peningkatan skalabilitas pada Ethereum akan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga, pada akhirnya inovasi-inovasi dari pihak ketiga yang menentukan seberapa kuat Ethereum dapat bertahan.

Membeli ETH

Setelah membaca tentang apa itu the Merge Ethereum, jika kamu tertarik untuk berinvetasi di ether (ETH), kamu bisa membelinya di aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu tidak hanya bisa membeli ETH, tapi juga Bitcoin (BTC), serta koin dan token lainnya dengan aman dan mudah.

Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *