Sektor DeFi merupakan salah satu sektor terbesar di industri aset kripto. Ia memungkinkan berbagai aktivitas finansial yang sangat berbeda dari dunia finansial tradisional. Berbagai aktivitas finansial yang biasanya rumit dibuat menjadi sangat sederhana. Maka dari itu, DeFi sudah berhasil menarik ribuan pengguna dengan berbagai produk finansial. Dalam beberapa tahun terakhir, angka adopsi sektor DeFi terus meningkat, termasuk di tahun 2023.
Ringkasan Artikel
- 📈 Sektor DeFi telah berhasil menarik ribuan pengguna berkat simplifikasi aktivitas finansial yang biasanya kompleks, dengan adopsi yang terus meningkat setiap tahun.
- 🌏 Negara berkembang seperti India, Nigeria, Vietnam, dan Indonesia memimpin dalam indeks adopsi DeFi 2023, sementara negara-negara maju mengalami penurunan.
- ⚙️ Tren adopsi DeFi 2023 mencerminkan perubahan signifikan karena sektor ini menyumbang lebih dari 50% volume transaksi di beberapa wilayah pada tahun 2023.
- 🧠 Meskipun ada peningkatan, adopsi DeFi menghadapi tantangan seperti regulasi pemerintah yang memberatkan dan risiko peretasan, yang masih menjadi penghalang bagi pengguna retail dan institusional.
Indeks Adopsi Teknologi DeFi Global di Tahun 2023
Indeks adopsi aset crypto global tahun 2023 mengalami berbagai perubahan. Negara-negara maju seperti AS, China, Russia, dan Inggris mengalami penurunan posisi. Sebaliknya, negara berkembang seperti India, Nigeria, Vietnam, dan Indonesia melesat ke posisi teratas. Tren ini menunjukkan adanya perkembangan pesat adopsi aset crypto di banyak negara berkembang.
Jangan lupa baca artikel Indeks Adopsi Crypto Global 2023
Namun, adopsi ini tidak merata terjadi secara bersamaan di banyak negara dan setiap negara memiliki sektor adopsi yang berbeda-beda. Contohnya, Indonesia berada di posisi ke-7 namun memiliki skor posisi DeFi ke-5. Hal tersebut menunjukkan adopsi sektor DeFi Indonesia yang cukup tinggi dibandingkan adopsi secara P2P dan CEX.
Terdapat beberapa anomali pada kolom adopsi DeFi di atas. Beberapa hal menarik dari indeks adopsi DeFi 2023:
- Beberapa negara seperti Indonesia, AS, Thailand, Russia, dan Inggris memiliki angka adopsi DeFi yang tinggi dibanding adopsi aset kripto tersentralisasinya.
- Indonesia dan Nigeria mengalami kenaikan posisi paling dramatis dari tahun 2022. Nigeria menempati posisi ke-4, naik 14 peringkat dari posisi 17 tahun 2022. Indonesia berada di posisi ke-5, naik 13 peringkat dari posisi 18 tahun 2022.
- China mengalami penurunan adopsi DeFi tertinggi, turun dari posisi 6 pada 2022 ke posisi 23 di 2023.
- India mempertahankan posisi puncaknya dari tahun 2022 dan memiliki adopsi DeFi dan CEX yang setara.
- Lima dari 10 negara dengan adopsi DeFi tertinggi berasal dari benua Asia (Indonesia, India, Thailand, Filipina, dan Vietnam).
Tren Adopsi DeFi di Beberapa Wilayah
Perbandingan volume transaksi dari tahun 2022 ke 2023 di sektor DeFi juga menunjukkan perubahan signifikan. Pada tahun 2022, nilai dari sektor DeFi tidak ada yang melebihi 50% di delapan wilayah yang diukur oleh Chainalysis. Namun, sektor DeFi menyumbang lebih dari 50% volume transaksi di Asia (CSAO), Amerika Utara, dan Eropa (barat, utara, dan tengah) pada tahun 2023.
Pada grafik kanan, bisa terlihat bahwa sektor DeFi menyumbang di sekitar angka 50% di semua wilayah kecuali Amerika Latin. Perubahan paling signifikan ditunjukkan oleh wilayah CSAO (Asia Tenggara, Tengah, dan Oceania) sementara wilayah Amerika Latin dan Sub-Sahara Afrika mengalami stagnasi. Asia timur, Eropa timur, dan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) mengalami kenaikan nilai DeFi yang kurang lebih setara.
1. Tren Adopsi DeFi di Asia Tenggara, Tengah, dan Oceania
Pertumbuhan adopsi DeFi di wilayah CSAO (Central and Southeast Asia and Oceania) sangat tinggi. Sektor DeFi mengambil 55,8% dari keseluruhan transaksi aset kripto di wilayah CSAO, meningkat dari 35,2% pada tahun 2022. Namun, setiap negara di CSAO memiliki ciri uniknya tersendiri dalam adopsi DeFi dan aset kripto secara keseluruhan.
India merupakan negara dengan adopsi DeFi tertinggi di seluruh dunia. India berada di posisi ke-2 di dunia dalam volume transaksi yang menggunakan DEX. Lebih lanjut lagi, India juga berada di posisi ke-4 dalam penggunaan protokol pinjaman dan smart contract.
Semua ini berhasil dicapai meskipun pemerintah India memiliki regulasi aset kripto yang sangat memberatkan. India memiliki pajak 30% dari keuntungan yang didapatkan melalui aset kripto dan pajak 1% dalam semua transaksi aset kripto.
Adopsi sektor DeFi di berbagai negara di CSAO juga didukung dengan semakin banyaknya proyek aset kripto yang berasal dari wilayah ini. Keberadaan Sky Mavis, Coin98, dan banyaknya CEX di wilayah CSAO memudahkan akses ke dunia DeFi dan Web3 secara keseluruhan.
2. Adopsi DeFi di Amerika Utara Menurun
Amerika Utara dalam beberapa tahun terakhir sudah menjadi rumah untuk industri DeFi. Amerika Serikat menempati posisi ke-2 secara dua tahun berturut-turut dalam nilai sektor DeFi dari pengguna retail. Meskipun begitu, situasi regulasi AS membawa sedikit ancaman kepada sektor ini.
Meskipun nilai transaksi sektor DeFi di Amerika Utara masih stabil, pangsa pasar DeFi dari total aktivitas aset kripto menurun secara signifikan. Hal ini kemungkinan besar berhubungan dengan kondisi bear market yang berdampak besar terhadap sektor DeFi.
Lebih lanjut lagi, iklim regulasi Aset kripto AS yang sangat negatif juga kemungkinan memiliki dampak. Banyak proyek kripto melarang atau membatasi aktivitas pengguna yang berasal dari Amerika Serikat karena takut mendapatkan tuntutan dari SEC.
3. Adopsi DeFi yang Rendah di Amerika Latin
Amerika Latin merupakan wilayah dengan volume transaksi terkecil kedua setelah wilayah Afrika Sub-Sahara. Penggunaan aset kripto di Amerika Latin didominasi oleh adopsi akar rumput. Mayoritas pemilik aset kripto di Amerika Latin menggunakannya untuk menghindari angka inflasi tinggi dari mata uang fiat (Argentina dan Venezuela).
Dalam sektor DeFi, Meksiko adalah satu-satunya negara Amerika Latin dengan adopsi DeFi yang hampir setara dengan standar dunia. Brazil, Argentina, dan Kolombia mengikuti dengan penggunaan DeFi pada kisaran 20%-30%. Terakhir, Venezuela memiliki penggunaan DeFi terendah, hanya 5,6%. Seperti yang sudah dijelaskan, angka rendah ini kemungkinan berhubungan dengan lebih umumnya penggunaan aset kripto sebagai alat pelindung nilai dari inflasi (400% di 2023).
4. Eropa Barat, Tengah, dan Utara Dengan Adopsi DeFi yang Meningkat
DeFi menyumbang persentase paling tinggi dalam keseluruhan transaksi kripto yang terjadi di wilayah ini dengan angka 54,8%. DEX merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan dalam sektor ini. Pengguna DeFi di wilayah CNWE (Central, North, and West Europe) mayoritas merupakan retail. Lebih lanjut lagi, pengguna institusi mulai berdatangan, terutama dengan regulasi MiCA yang akan diterapkan di 2024.
Gambar di atas juga menunjukkan hal menarik tentang sektor DeFi. Hanya ada delapan negara yang memiliki arus transaksi positif ke sektor DeFi. Dengan angka volume DeFi 58,4% dari transaksi kripto keseluruhan, artinya delapan negara ini menyumbang volume transaksi yang sangat besar ke DeFi.
Inggris terutama memiliki tingkat adopsi kripto yang paling tinggi di wilayah CNWE. Inggris menempati posisi ke-14 dalam papan adopsi aset kripto dengan posisi adopsi DeFi ke-8 di dunia. Dengan adanya regulasi kripto yang jelas (FSMA), adopsi kripto Inggris sepertinya akan terus meningkat.
5. Adopsi DeFi di Asia Timur Terus Berkembang
Pembagian penggunaan platform aset kripto di wilayah Asia Timur cukup beragam. Negara-negara di wilayah ini memiliki dua poros yaitu yang cenderung dominan di platform CEX atau DeFi. Satu-satunya pengecualian adalah Jepang yang memiliki tingkat adopsi platform tersentralisasi dan DeFi yang cukup seimbang.
China, yang masih menutup akses kepada aset kripto secara legal, memiliki penggunaan platform tersentralisasi yang sangat tinggi. Korea Selatan memiliki cerita yang sama karena memiliki pengguna CEX yang jauh lebih tinggi dibanding DeFi. Kehancuran Terra (LUNA) memiliki dampak besar terhadap pengguna kripto Korea Selatan dan menciptakan persepsi negatif terhadap sektor DeFi.
Sebaliknya, pengguna aset kripto Hong Kong dan Taiwan lebih memilih platform DeFi seperti DEX ketimbang CEX. Tingginya penggunaan DeFi di Hong Kong bukan sesuatu yang aneh mengingat platform CEX untuk retail baru saja dibuka.
Masa Depan Adopsi DeFi
Sektor DeFi mengalami banyak perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari awal terciptanya UniSwap dan berbagai protokol di DeFi Summer 2020 hingga saat ini menjadi sektor terbesar di industri crypto. Saat ini, sekitar $43,8 miliar dolar tersimpan di ratusan aplikasi DeFi.
Meskipun begitu, adopsi DeFi tidak berjalan lurus dengan adopsi aset kripto pada umumnya. Beragam kasus peretasan dan sulitnya menggunakan protokol DeFi menjadi faktor terbesar lambatnya adopsi DeFi. Kedua hal ini menciptakan risiko besar untuk pengguna retail dan institusional.
Banyak protokol DeFi sudah menyadari kedua kelemahan tersebut dan mengembangkan berbagai cara untuk mengatasinya. Salah satu contoh konkritnya adalah MakerDAO yang sudah berhasil menarik beberapa perusahaan finansial tradisional. Selain itu, kerja sama berbagai proyek kripto dengan institusi finansial besar juga membuka jalan adopsi DeFi.
Bagi retail, banyak perkembangan teknologi hadir untuk memberikan keamanan tambahan terhadap peretasan dan penipuan di DeFi. Dompet digital generasi baru seperti Avocado dan Rabby membantu pengguna retail saat bertransaksi menggunakan protokol DeFi. Selain itu, sekarang sudah ada situs seperti Dexscreener yang memberikan informasi tentang keamanan token.
Banyaknya aplikasi DEX yang aman dan memanfaatkan teknologi canggih juga mengurangi kemungkinan peretasan serta memberikan banyak pilihan untuk pengguna DeFi. Lalu, saat ini banyak terjadi inovasi di sektor DeFi yang akan membuka berbagai kesempatan baru untuk pengguna. Sebagai sektor terbesar di industri kripto, adopsi DeFi perlahan mengikuti adopsi aset kripto yang semakin meningkat.
Kesimpulan
Sektor DeFi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di industri aset kripto, dengan adopsi yang terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang. Namun, terdapat ketidakmerataan dalam adopsi ini, tergantung pada wilayah dan kebijakan lokal. Meskipun menghadapi tantangan berupa peretasan dan kerumitan penggunaan, sektor ini terus berkembang, didukung oleh inovasi dan kerjasama dengan institusi finansial. Dengan meningkatnya keamanan dan kemudahan penggunaan, DeFi berpotensi mengikuti pertumbuhan adopsi aset kripto secara lebih luas.
Cara Membeli Aset Crypto di Aplikasi Pintu
Kamu bisa mulai berinvestasi pada berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:
- Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
- Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
- Buka halaman market dan cari Koin favoritmu.
- Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
- Sekarang kamu sudah menjadi investor kripto!
Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- Chainalysis team, “Chainalysis: The 2023 Global Crypto Adoption Index”, diakses pada 6 November 2023.
- Gideon Ng, “Embracing Decentralization: Unlocking the Benefits of DeFi in Southeast Asia”, KrAsia, diakses pada 7 November 2023.