Kategori
Teknologi Kripto Menengah

Apa itu Blockchain Oracles dan Apa Fungsinya?

Reading Time: 7 minutes

Teknologi blockchain dan aset kripto berperan penting dalam menciptakan ekosistem finansial terdesentralisasi yang aman. Blockchain berhasil menjadi fondasi bagi berbagai sektor baru seperti aplikasi finansial terdesentralisasi (DApps). Namun, salah satu kelemahan besar blockchain adalah ia tidak bisa langsung terhubung dengan jaringan eksternal. Kelemahan ini membawa batasan bagi berbagai aplikasi yang membutuhkan sumber data eksternal. Blockchain oracles merupakan protokol yang menyelesaikan masalah ini. Lalu, apa itu blockchain oracles? Bagaimana cara kerja blockchain oracles? Kita akan membahasnya dengan lengkap.

Ringkasan Artikel

  • 🧠 Teknologi blockchain memiliki kekurangan signifikan karena tidak bisa berinteraksi dengan data dan sistem eksternal, yang membatasi potensinya dalam berbagai aplikasi.
  • 🔮 Oracle seperti Chainlink dan Pyth Network mengambil dan menampilkan data eksternal ke dalam ekosistem blockchain, memungkinkan eksekusi fungsi berbasis smart contract dengan data yang tepat dan aman.
  • ⛓️ Chainlink adalah protokol blockchain oracles terbesar yang menyediakan solusi terdesentralisasi untuk integrasi data off-chain dan menawarkan berbagai produk inovatif seperti VRF dan otomatisasi smart contract.
  • ⚖️ Sebagai alternatif, Pyth Network menyediakan solusi terdesentralisasi yang dibangun menggunakan codebase Solana, memungkinkan integrasi data off-chain lebih cepat dan memiliki biaya yang lebih efisien.
  • 🚀 Dalam konteks ekosistem kripto yang terus berkembang, blockchain oracles adalah elemen penting yang memungkinkan aplikasi seperti DEX dan DeFi untuk berfungsi dengan data real-time yang akurat dan aman.

Apa itu Blockchain Oracle?

blockchain oracles adalah
Blockchain oracles berperan penting menghubungkan blockchain ke dunia nyata. Sumber: Chainlink.

Blockchain oracles adalah protokol yang bertugas mengambil, memverifikasi, dan menampilkan data dari luar blockchain (off-chain) ke blockchain (on-chain). Oracle merupakan jembatan antara ekosistem blockchain dan data eksternal. Jadi, oracles memfasilitasi interaksi antara blockchain dan apa pun sistem eksternal yang dibutuhkannya.

Dengan oracle, berbagai data non-blockchain bisa disambungkan ke ekosistem blockchain dengan mudah. Protokol oracle menghilangkan kelemahan signifikan dari teknologi blockchain selagi membawa banyak keuntungan bagi pengguna. Oracle membuka berbagai kemungkinan baru bagi blockchain.

Mayoritas blockchain dan aplikasi kripto memanfaatkan Decentralized Oracle Network (DON). DON bisa menampilkan data dari jaringan luar dalam real-time ke blockchain secara terdesentralisasi dan aman. Dua protokol DON paling populer saat ini adalah Chainlink dan Pyth.

Mengapa Blockchain dan Aset Kripto Membutuhkan Oracle?

Seperti yang sudah dijelaskan, blockchain tidak bisa berinteraksi dengan sistem dan data di luar ekosistemnya. Blockchain sengaja dibuat terisolasi dari sistem eksternal untuk membuatnya lebih tahan terhadap peretasan dan penyerangan. Namun, ini sangat membatasi interaksi ekosistem blockchain dengan sistem eksternal.

Blockchain oracles merupakan solusi untuk menjembatani sistem yang berbeda. Oracle memastikan aplikasi smart contracts bisa memiliki akses terhadap berbagai macam data eksternal yang akurat dan aman. Aplikasi berbasis kripto biasanya mengambil data eksternal seperti harga aset kripto global, harga saham, data cuaca, pasar properti, dan sebagainya.

Blockchain Oracles juga dibutuhkan untuk menciptakan persetujuan dan kesetaraan terhadap data off-chain. Sebaliknya, oracles juga berperan saat sebuah aplikasi kripto melakukan serangkaian instruksi yang berdampak terhadap data eksternal. Contohnya, aplikasi-aplikasi DeFi membutuhkan kesetaraan data harga untuk mengeksekusi transaksi penukaran, peminjaman, dan jual beli.

Blockchain oracles sudah menjadi bagian penting dari berbagai sektor di industri kripto. Aplikasi DEX seperti UniSwap atau GMX memanfaatkan oracle untuk menampilkan harga yang akurat dan selaras. Protokol peminjaman DeFi juga memanfaatkan oracle untuk memperbarui data harga secara real-time. Tanpa oracle, banyak aplikasi kripto tidak bisa menjalankan fungsinya.

Cara Kerja Blockchain Oracles

cara kerja blockchain oracles
Cara kerja blockchain oracle terdesentralisasi. Sumber: Chainlink.

Lalu, bagaimana cara blockchain memastikan bahwa data yang ditarik tidak dimanipulasi, akurat, dan aman? Bagaimana cara blockchain selalu terhubung dengan data eksternal? Kedua pertanyaan ini biasa disebut sebagai The Oracle Problem.

Sebuah blockchain oracles perlu memenuhi tiga syarat yaitu ketepatan, ketersediaan, dan mekanisme insentif. Ketepatan dan ketersediaan memastikan bahwa data off-chain akurat dan selalu bisa diambil oleh smart contracts pada blockchain. Syarat mekanisme insentif berhubungan dengan akuntabilitas penyedia data off-chain. Sebuah oracle perlu memiliki mekanisme insentif untuk memberi imbalan atau menjatuhkan hukuman kepada penyedia data off-chain.

Blockchain oracles memenuhi tiga syarat di atas dengan menggunakan berbagai desain protokol. Kebanyakan oracles terdesentralisasi memiliki kesamaan dalam arsitektur jaringannya yaitu mereka mengandalkan off-chain nodes dan on-chain contracts. Nodes memiliki tugas mengambil data off-chain dari penyedia data dan meneruskannya ke pengguna (dalam konteks ini aplikasi). Sementara itu, komponen on-chain dari blockchain oracles adalah smart contract oracles itu sendiri.

Setiap oracles membebankan tugas berbeda-beda kepada smart-contractnya. Kontrak ini meneruskan permintaan data dari aplikasi ke node dan mengumpankannya kembali ke aplikasi. Kontrak juga biasanya bertugas melakukan agregasi data (menggabungkan) dan menyelaraskannya untuk aplikasi.

Dalam menampilkan data, blockchain oracles pada umumnya dibagi menjadi dua model:

  • Model push: Model oracle ini mendorong (push) data dari off-chain nodes secara konstan ke aplikasi yang membutuhkannya. Model push paling umum diterapkan tapi memiliki biaya yang cukup besar (terutama di chain seperti Ethereum) karena data harus ditampilkan tanpa jeda.
  • Model pull: Model oracle pull menampilkan data off-chain berdasarkan kebutuhan dari aplikasi yang menggunakannya. Aplikasi menarik data (pull) dengan mengirimkan pesan ke kontrak oracle yang akan diteruskan ke penyedia data.

Dua Blockchain Oracles Paling Populer di Kripto

ekosistem Chainlink
Ekosistem Chainlink.

Chainlink adalah protokol blockchain oracle terbesar dan paling populer di industri kripto. Proyek ini sudah ada sejak 2014 dan merupakan protokol pertama yang menciptakan Decentralized Oracle Network (DON) untuk blockchain. Chainlink sudah memiliki lebih dari 984 jaringan oracle, terhubung dengan 17 blockchain serta 1871 proyek kripto, dan mengirimkan 10,3 miliar data.

Dengan oracle yang begitu banyak, arsitektur jaringan Chainlink sangat terdesentralisasi. Model oracle Chainlink adalah push model yang bisa dikombinasikan atau diganti dengan model pull. Namun, model push tetap menjadi cara utama Chainlink menampilkan data off-chain.

Chainlink terbukti memiliki infrastruktur jaringan oracle yang aman karena tidak pernah diretas dan berhasil diserang. Keamanan Chainlink menjadikan ia jaringan oracle yang menjadi pilihan pertama banyak proyek kripto.

Untuk mengurangi mahalnya biaya model push, Chainlink merilis pembaruan Off-Chain Reporting (OCR). OCR mengurangi biaya operator node Chainlink sebanyak 90% dengan memindahkan komputasi kompleks dari on-chain ke off-chain. Jadi, penghitungan intensif seperti agregasi data dilakukan off-chain oleh DON Chainlink. OCR versi terbaru (2.0) juga menghubungkan jaringan node operator Chainlink, menciptakan fondasi untuk fitur CCIP (Cross-Chain Interoperability Protocol).

Baca juga artikel Pintu Academy tentang Chainlink yaitu Apa itu Chainlink dan Apa itu Protokol CCIP Chainlink?

Selain menjalankan fungsi umum sebuah oracle seperti mengirimkan data off-chain dan menampilkan data harga secara real-time, Chainlink memiliki beberapa inovasi lain. Dua produk inovatif Chainlink adalah VRF (Verifiable Random Function) dan otomatisasi smart contracts.

VRF Chainlink sudah menjadi standar industri sebagai protokol untuk melakukan random number generator (RNG) atau pengacakan. Fitur ini digunakan banyak proyek untuk pengacakan undian dan mekanisme yang membutuhkan RNG seperti minting NFT, loot box, dan elemen acak dalam game berbasis blockchain. VRF digunakan oleh Axie Infinity, NBA Topshot, dan AAVEGotchi.

Sementara itu, automation adalah produk Chainlink yang menyediakan jasa otomatisasi instruksi smart contract yang membutuhkan data off-chain. Otomatisasi smart contract memungkinkan pengembang untuk memicu fungsi tertentu secara otomatis. Misalnya, sebuah aplikasi akan otomatis mencetak NFT setelah pengguna melakukan staking dalam jumlah tertentu atau memicu likuidasi pinjaman yang nilai jaminannya sudah tidak memenuhi syarat.

Chainlink sudah menjadi standar industri untuk jasa jaringan oracle terdesentralisasi. Saat ini, Chainlink sedang berfokus membangun ekonomi yang berputar pada token LINK dan ekosistem DON miliknya. Selain itu, protokol CCIP Chainlink akan membuka kesempatan bagi berbagai institusi finansial tradisional seperti Bank yang ingin masuk ke ekosistem blockchain.

2. Pyth Network

pyth network oracle
Visualisasi Pyth Network.

Pyth Network adalah blockchain oracle terdesentralisasi yang dibangun menggunakan kerangka software Solana. Proyek Pyth dibuat pada tahun 2021 dan pada awalnya hanya menyediakan jasa oracle di Solana. Sekarang, Pyth sudah memiliki jaringannya sendiri bernama Pythnet serta menyediakan jasa oracle ke 16 blockchain, terhubung dengan lebih dari 90 penyedia data, dan digunakan sekitar 200 aplikasi.

Infrastruktur jaringan Pyth memiliki dua komponen penting yaitu publishers (penyedia data) dan oracle program. Publishers bertugas mengirimkan data ke oracle program di Pythnet dan Solana yang bekerja beriringan. Lalu, oracle program Pyth menggabungkan semua data yang masuk dan mengirimkan data dengan confidence interval tertentu ke aplikasi yang membutuhkan.

Pyth, berbeda, dengan Chainlink, tidak langsung mengirimkan data harga dalam angka pasti. Pyth menggunakan confidence interval (CI) karena menganggap ia lebih realistis dan sesuai dengan likuiditas di banyak aplikasi dan blockchain. Jadi, harga ETH pada $1.500 dengan CI 97,7% akan menampilkan rentang harga antara $1.485 dan $1.515.

Pyth memanfaatkan jaringan blockchain Pythnet untuk mengirimkan data ke semua blockchain kecuali Solana karena Pyth memasang jaringan oracle khusus di Solana. Lalu, terdapat satu aspek pembeda utama Pyth dengan Chainlink. Pyth tidak memiliki jaringan penyedia data off-chain. Semua penyedia data off-chain Pyth ada di Pythnet dan Solana. Selain itu, karena Pythnet dibangun dengan kerangka blockchain Solana yang murah dan cepat, semua komputasi bisa dilakukan langsung secara on-chain.

Satu lagi perbedaan mendasar Pyth dengan Chainlink adalah Pyth menggunakan model pull yang memanfaatkan protokol pengirim pesan cross-chain Wormhole. Pengambilan data oracle Pyth dilakukan berdasarkan permintaan dari aplikasi melalui pesan yang dikirim lewat Wormhole. Oracle program Pyth lalu melakukan verifikasi terhadap semua pesan yang masuk sebelum dikirimkan kembali.

Kombinasi model pull dan Wormhole membuat Pyth memiliki performa yang cepat dalam menampilkan data. Pyth mampu menyediakan frekuensi pembaruan tinggi dengan biaya transaksi yang lebih efisien. Berbeda dengan Chainlink yang memiliki banyak produk, Pyth fokus pada penyediaan data harga yang akurat dan real-time.

Kesimpulan

Teknologi blockchain telah membentuk dasar bagi pengembangan sejumlah sektor dan aplikasi finansial terdesentralisasi. Namun, kekurangan utama blockchain adalah ketidakmampuannya untuk berinteraksi langsung dengan sistem dan data di luar ekosistemnya. Blockchain oracles mengatasi masalah ini dengan mengambil, memverifikasi, dan menyampaikan data eksternal ke blockchain, menjembatani kesenjangan antara data on-chain dan off-chain. Oracle memungkinkan aplikasi berbasis smart contract untuk mengeksekusi fungsi mereka dengan data eksternal yang tepat dan aman.

Chainlink dan Pyth Network adalah dua protokol oracle terkemuka yang menyediakan solusi terdesentralisasi untuk integrasi data off-chain. Chainlink, sebagai pionir dan pemimpin industri, menawarkan beragam produk inovatif dan memiliki reputasi keamanan dan keandalan yang telah terbukti. Pyth, dibangun di atas framework Solana, adalah solusi alternatif yang menawarkan kecepatan dan ketepatan data yang diambil

Cara Membeli Aset Kripto di Aplikasi Pintu

Kamu bisa mulai berinvestasi pada berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:

  1. Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
  2. Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
  3. Buka halaman market dan cari Koin favoritmu.
  4. Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
  5. Sekarang kamu sudah menjadi investor kripto!

Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *