Sektor ilmu pengetahuan atau sains merupakan sektor penting yang berkontribusi ke semua industri di dunia. Meskipun begitu, sektor sains juga memiliki masalahnya sendiri. Konsep Ilmu Pengetahuan Terdesentralisasi atau Decentralized Science adalah salah satu upaya menciptakan sistem alternatif terhadap sektor sains. Desci ingin mengintegrasikan berbagai teknologi blockchain terhadap sektor ilmu pengetahuan. Pertama-tama, apa itu decentralized science? Apa saja manfaat dari Desci? Kita akan membahasnya dengan lengkap.
Ringkasan Artikel
- ⚛️ Decentralized science adalah gerakan yang menggunakan teknologi blockchain untuk mendukung proses ilmiah yang lebih adil dan terbuka, termasuk pendanaan, penulisan, peninjauan, penyimpanan, dan penyebaran pengetahuan ilmiah.
- ❓ Beberapa permasalahan dari sektor sains modern adalah masalah pendanaan yang tersentralisasi, oligopoli penerbitan, akses terbatas ke penelitian, dan krisis replikasi dalam riset ilmiah.
- ⚙️ DeSci menawarkan solusi untuk masalah pendanaan melalui DAO dan Gitcoin, memfasilitasi insentif untuk peer review yang lebih berkualitas, dan akses terbuka ke riset ilmiah melalui pemanfaatan teknologi blockchain.
- 🧠 Beberapa contoh penerapan DeSci adalah proyek berbasis DAO seperti VitaDAO, platform inovatif seperti Molecule dan Bio.xyz untuk penelitian ilmiah, dan Research Hub Foundation yang memfasilitasi peer review terdesentralisasi.
Apa itu Decentralized Science?
Desci atau Decentralized Science adalah sebuah gerakan untuk mendanai, membuat, meninjau, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan ilmiah secara adil dan merata menggunakan teknologi blockchain. Pada dasarnya, DeSci memanfaatkan kekuatan teknologi Web3 dan blockchain untuk ekosistem ilmu pengetahuan yang lebih terbuka.
Desci sendiri merupakan kelanjutan dari tren di dalam komunitas ilmuwan yang ingin mengubah cara ilmu pengetahuan didanai dan disebarkan. Gagasan utama Desci adalah pengetahuan ilmiah harus bisa diakses semua orang dan prosesnya harus transparan. Jadi, fitur desentralisasi dan transaparansi blockchain menjadikannya teknologi yang tepat untuk membuat sistem ilmu pengetahuan alternatif.
Desci sebenarnya melanjutkan pergerakan Open Science yang sudah ada sejak 1600an. Pergerakan Open Science sampai sekarang masih berjalan dan berkembang secara perlahan. Decentralized science merupakan gerakan alternatif dari Open Science yang mengambil metode berbeda.
Beberapa Permasalahan Sektor Penelitian Ilmiah
Gerakan Desci tidak muncul secara serta merta tanpa adanya konteks. Sebaliknya, Desci justru muncul sebagai respon terhadap permasalahan di sektor pengetahuan ilmiah. Beberapa masalah utama dalam sektor sains adalah pendanaan yang tersentralisasi, monopoli sistem penerbitan, akses yang terbatas, dan krisis replikasi.
Pertama, Pendanaan Tersentralisasi. Sektor pengetahuan ilmiah sangat bergantung kepada pendanaan dari pihak ketiga. Pendanaan ini biasanya datang dari pemerintah atau perusahaan besar yang memiliki kepentingan tertentu.
Sistem pendanaan tersentralisasi ini rentan menghasilkan riset yang bias dan memaksa peneliti menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh pihak pendana. Riset-riset eksperimental yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan sulit mendapatkan pendanaan
Permasalahan kedua berhubungan dengan adanya oligopoli penerbitan. Mayoritas riset dengan kualitas tinggi diterbitkan oleh beberapa perusahaan penerbitan seperti Nature, SAGE, dan Springer. Perusahaan-perusahaan tersebut mengontrol pasar penerbitan penelitian dan mengenakan biaya penerbitan hingga ribuan dolar AS.
Oligopoli penerbitan juga berhubungan langsung dengan permasalahan ketiga yaitu keterbatasan akses. Sekali lagi, riset dengan kualitas bagus justru sangat sulit diakses oleh pembaca biasa. Kamu biasanya perlu membayar puluhan dolar untuk bisa membaca jurnal dengan batas akses 24 jam atau sistem langganan yang harganya ratusan dolar.
Terakhir, krisis replikasi menjadi permasalahan besar dalam sektor penelitian ilmiah. Banyak penelitian ilmiah sangat sulit dan hampir tidak bisa dibuat ulang untuk menguji hasilnya. Bahkan, peneliti aslinya pun belum tentu bisa melakukan reka ulang penelitian yang sudah dibuat. Kesulitan pendanaan juga memperburuk krisis replikasi karena riset tipe ini tidak diprioritaskan.
Potensi Manfaat DeSci untuk Sektor Ilmiah
1. Mengatasi Masalah Pendanaan Menggunakan DAO dan Gitcoin
Blockchain berpotensi menyelesaikan permasalahan sulitnya mendapatkan pendanaan untuk riset ilmiah. Proses pendanaan yang biasanya ditentukan oleh beberapa ahli sekarang menjadi proses terbuka yang bisa diikuti oleh siapa saja. Selain itu, tim riset juga bisa memanfaatkan berbagai tipe pendanaan di blockchain.
Metode penggalangan dana menggunakan Gitcoin adalah salah satu yang paling populer di industri kripto. Buktinya, survei dampak pendanaan Gitcoin terhadap proyek Desci pada September 2022 menunjukkan sinyal positif.
Selain Gitcoin, salah satu metode penggalangan dana proyek Desci yang sudah populer adalah penggunaan sistem DAO yang sesuai dengan sektor riset. Segmentasi ini memperbesar kesempatan proyek mendapatkan dana karena ia hanya akan bersaing dengan proyek dalam sektor yang sama.
Teknologi IP-NFT juga menjadi inovasi untuk memastikan keberlanjutan sebuah riset atau proyek. Setiap riset ilmiah bisa menghasilkan properti kekayaan intelektual (IP) yang bisa diperdagangkan dan dimanfaatkan dalam kerja sama.
2. Peer Review Berinsentif
Proses peer review (ulasan oleh sesama peneliti) biasanya tidak memiliki insentif. Teknologi blockchain dan crypto bisa menciptakan sistem insentif untuk menjadi proses peer review. Mekanisme insentif bisa memastikan kualitas riset ilmiah dan mendorong proses peer review yang bagus.
Sistem peer review di blockchain bisa dibuat secara transparan dengan sistem reputasi sebagai alat ukur kualitas riset yang dihasilkan. Lalu, insentif bisa diberikan dalam bentuk token, entah itu ETH atau token proyek tertentu.
3. Akses Terbuka Terhadap Riset Ilmiah
Ekosistem blockchain dan cryptocurrency sangat mendorong keterbukaan data serta transparansi. Banyak proyek terkenal di dunia kripto memiliki kode yang bisa diakses dan digunakan dengan bebas oleh tim pengembang (open-source). Sistem open-source bisa membuka akses ke jurnal ilmiah dan data yang dihasilkan dari berbagai penelitian ilmiah.
Akses terhadap data merupakan tahap awal yang krusial untuk memulai riset. Jadi, membuka akses terhadap data akan membantu melahirkan berbagai penelitian baru. Teknologi blockchain bisa menjadi ekosistem yang menyediakan keterbukaan data ilmiah secara legal.
Beberapa Implementasi Decentralized Science
1. Proyek Decentralized Science Berbasis DAO
Proyek blockchain berbasis DAO merupakan penerepan DeSci yang paling populer. Seperti pada gambar di atas, sudah ada puluhan proyek DAO yang dibuat dengan tujuan penelitian ilmiah. Mayoritas proyek DAO DeSci memiliki tujuan dan sektor spesifik.
Beberapa DAO paling populer adalah AthenaDAO untuk riset kesehatan perempuan, PsyDAO untuk riset psikotropika, dan VitaDAO yang meneliti tentang panjang umur manusia.
Di antara semua proyek DAO, VitaDAO cukup menonjol karena ia berhasil mendanai 20 proyek riset ilmiah dengan total lebih dari $4 juta dolar. VitaDAO juga berhasil bekerja sama dengan Pfizer dan Universitas Copenhagen. VitaDAO juga memiliki berbagai inisiatif seperti publikasi jurnal The Longevist.
Selain itu, layaknya DAO, VitaDAO memiliki token VITA. Fungsi utama token VITA adalah token tata kelola untuk menentukan pemanfaatan dana dan memilih pendanaan proyek riset.
2. Molecule dan Bio.xyz
Molecule dan Bio.xyz adalah dua protokol terbesar di sektor decentralized science. Tidak hanya itu, keduanya berkontribusi besar menghasilkan inovasi di sektor ini dan menjadi platform untuk proyek DeSci lain.
Molecule adalah protokol yang melakukan inovasi dengan menciptakan IP-NFT, sebuah NFT untuk melindungi hak kekayaan intelektual dari proyek penelitian ilmiah terdesentralisasi. Setiap proyek penelitian akan mencetak IP-NFT yang memiliki berbagai kegunaan.
Jika proyek penelitian membutuhkan dana tambahan, IP-NFT bisa digunakan untuk mencetak IPT atau IP Token yang bisa dibeli siapa pun. Pemilik IP Token bisa menentukan arah komersialisasi IP-NFT sebuah proyek riset.
Molecule dan Bio.xyz merupakan dua protokol yang bekerja sama dengan erat. Keduanya menaungi beberapa DAO termasuk VitaDAO, AthenaDAO, ValleyDAO, HairDAO, dan CryoDAO. Bio.xyz berperan penting sebagai *launchpad* untuk token masing-masing DAO. Token terbaru yang diluncurkan di Bio.xyz adalah ATH milik AthenaDAO yang berhasil menggalang $316 ribu USDC.
3. Research Hub Foundation
Research Hub Foundation adalah sebuah protokol decentralized science yang ingin menciptakan ekosistem peer review terdesentralisasi pertama. Platform Research Hub Foundation memiliki token RSC sebagai imbalan bagi peneliti yang melakukan peer review. Namun, setiap peneliti harus melewati proses verifikasi sebelum bisa melakukan analisis terhadap sebuah penelitian.
Beberapa peneliti dari institusi besar seperti Universitas York sudah mempublikasikan risetnya RHF untuk diulas oleh peneliti lain. Peneliti yang membutuhkan peer review bisa menyimpan jurnalnya di RHF dan memberikan insentif agar mendapatkan ulasan berkualitas.
Research Hub Foundation merupakan iterasi awal melakukan peer review secara terdesentralisasi dan platform ini sudah bisa digunakan. Selain itu, tampilan Research Hub Foundation mirip dengan platform Reddit sehingga mudah digunakan.
Kesimpulan
Artikel ini menggali konsep Decentralized Science (DeSci), sebuah gerakan yang ingin memanfaatkan teknologi blockchain untuk mengatasi berbagai dalam sektor sains. Beberapa permasalahan ilmu sains modern adalah pendanaan yang tersentralisasi, oligopoli penerbitan, akses terbatas ke riset, dan krisis replikasi. DeSci, berakar dari gerakan Open Science, menawarkan solusi melalui pendanaan terdesentralisasi, peer review berinsentif, dan akses terbuka kepada riset ilmiah. Beberapa implementasi DeSci yang menonjol termasuk proyek berbasis DAO, protokol Molecule dan Bio.xyz, dan Research Hub Foundation yang mengupayakan peer review terdesentralisasi.
Cara Membeli Aset Kripto di Aplikasi Pintu
Kamu bisa mulai berinvestasi pada berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:
- Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
- Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
- Buka halaman market dan cari Koin favoritmu.
- Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
- Sekarang kamu sudah menjadi investor kripto!
Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- “Decentralized science (DeSci)”, Ethereum, diakses pada 20 November 2023.
- “A Mental Model to Understand DeSci”, Bankless DAO, diakses pada 20 November 2023.
- Stephanie Dunbar dan Stephen Basile, “The Decentralized Science Ecosystem: Building a Better Research Economy”, Messari, diakses pada 21 November 2023.
- Christine Strauss, “Unlocking Scientific Innovation Through Decentralized Science – Part I“, Stanfod Law School, diakses pada 21 November 2023.
- Christine Strauss, “Unlocking Scientific Innovation Through Decentralized Science – Part II”, Stanfod Law School, diakses pada 22 November 2023.
- Sarah Hamburg, “A Guide to DeSci, the Latest Web3 Movement”, a16z Crypto, diakses pada 22 November 2023.
- Sasha Shilina, “Decentralized science (DeSci): Web3-mediated future of science”, Paradigm Medium, diakses pada 23 November 2023.
- Marina Kisley, “Is Decentralised Science better science?”, Litmaps Substack, diakses pada 23 November 2023.