Industri kripto merupakan sebuah pasar dengan dinamika narasi yang sangat kuat. Dalam satu waktu, sebuah narasi tentang trading bot bisa mencuri perhatian para investor namun menghilang setelah beberapa minggu. Satu bulan kemudian, narasi baru tiba-tiba muncul dan mendominasi pasar. Salah satu narasi baru yang mulai populer di komunitas kripto adalah decentralized social media atau biasa juga disebut SocialFi. Lalu, apa itu decentralized social media dan bagaimana cara kerjanya? Artikel ini akan menjelaskannya secara mendetail.
Ringkasan Artikel
- 😀 Decentralized Social Media atau DeSoc adalah protokol media sosial berbasis blockchain yang terdesentralisasi, transparan, dan memberikan pengguna kepemilikan atas apa yang mereka ciptakan.
- ⚠️ Platform media sosial konvensional seperti Facebook dan Twitter dikritik karena monetisasi data yang berlebihan dan kontrol penuh platform yang merugikan pengguna.
- 🖥️ Protokol DeSoc mengintegrasikan front end tradisional dengan back end blockchain. Maka dari itu, pengembangan aplikasi DeSoc cukup kompleks sehingga membutuhkan penyeimbangan antara keamanan data, kemudahan penggunaan, dan skalabilitas.
- ⚙️ Lens Protocol, Stars Arena, dan Friend.tech adalah contoh aplikasi media sosial terdesentralisasi yang telah berkembang, menawarkan fitur unik dan mekanisme insentif untuk menarik pengguna.
Apa itu Decentralized Social Media?
DeSoc atau Decentralized Social Media adalah protokol media sosial yang memanfaatkan blockchain untuk menyimpan data dan menghilangkan kontrol terpusat. Lalu, apa yang membedakannya dengan sosial media yang kita gunakan saat ini? Mengapa protokol medial sosial yang terdesentralisasi perlu ada dan dikembangkan?
Protokol decentralized social media pada dasarnya tidak memiliki kontrol terhadap data dan konten, menyimpannya secara terdesentralisasi, dan tidak melakukan monetisasi terhadap data penggunanya. Semua ini membuat protokol DeSoc memiliki nilai tambah unik dibanding aplikasi media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kontroversi muncul dari aplikasi media sosial seperti Twitter. Beberapa di antaranya adalah tuduhan manipulasi opini dan topik dan monetisasi data pribadi yang terlalu bebas.
Selain itu, perusahaan seperti Google dan Meta memegang monopoli dan kekuasaan terpusat dalam sektor media sosial, hingga pada akhirnya pengguna tidak memiliki kontrol terhadap konten dan akun mereka sendiri.
Jadi, pada dasarnya dua masalah utama aplikasi media sosial saat ini adalah:
- Monetisasi data pribadi: Meta dan Google sebagai perusahaan dominan memiliki kontrol penuh terhadap data setiap penggunanya. Setelah membuat akun, pengguna otomatis kehilangan kontrol terhadap data pribadinya.
- Kontrol terlalu besar: Pengguna aplikasi media sosial memiliki kontrol yang sangat minim terhadap akunnya masing-masing. Meta dan Google memiliki kewenangan sepihak untuk membatasi aktivitas, menutup akun, dan mengatur apa yang tampil di media sosial kita. Media sosial seperti Twitter seringkali dijadikan alat politik untuk menyensor opini politik tertentu. Konten dan akun pengguna bisa tiba-tiba ditutup tanpa pemberitahuan oleh kedua perusahaan tersebut.
Cara Kerja Decentralized Social Media
Protokol decentralized social media memiliki cara kerja yang cukup kompleks karena ia menggabungkan elemen front end tradisional dan back end blockchain. Tim pengembang juga harus menentukan elemen apa saja yang akan disimpan di blockchain karena biayanya yang seringkali masih mahal.
Selain itu, media sosial terdesentralisasi perlu mengintegrasikan elemen-elemen web3 seperti NFT atau aset kripto. Dalam konteks ini, decentralized social media juga seringkali disebut SocialFi karena menggabungkan elemen sosial dan insentif finansial.
Berikut merupakan empat elemen dari decentralized social media:
1. Blockchain Sebagai Tempat Penyimpanan Data
Media sosial terdesentralisasi harus memanfaatkan blockchain sebagai tempat menyimpan data untuk menciptakan transparansi dan menjaga keamanan data pribadi. Data sensitif yang disimpan di blockchain keamanannya lebih terjamin dibanding disimpan di server biasa. Lebih lanjut lagi, pemanfaatan private key atau metode web3 lainnya bisa mencegah peretasan dan pencurian data yang sangat marak terjadi di media sosial.
Jika protokol media sosial terdesentralisasi menyimpan datanya di blockchain, ini akan menurunkan skalabilitas karena biaya yang dibutuhkan akan sangat besar. Sebaliknya, jika data disimpan dalam server, keamanan protokol otomatis menurun. Jadi, tim pengembang tetap harus mencari jalan tengah, seperti memanfaatkan blockchain murah selain Ethereum dan Bitcoin.
2. Smart Contracts
Protokol decentralized media sosial pasti dibuat menggunakan smart contracts layaknya DApps lainnya. Semua interaksi pengguna juga akan tersambung ke smart contracts di blockchain. Maka dari itu, smart contracts menjadi elemen penting yang menentukan kesuksesan protokol. Peretasan melalui celah pada smart contracts sudah sangat sering terjadi di dunia DeFi. Jadi, audit, verifikasi, dan pembukaan smart contracts ke publik sangat berguna untuk mencegah peretasan.
3. Private Key dan Public Key
Idealnya protokol media sosial terdesentralisasi memanfaatkan teknologi keamanan aset kripto seperti private key-public key atau NFT sebagai metode login web3 lainnya. Kembali lagi, ini memastikan keamanan yang lebih baik untuk mencegah pencurian akun.
4. Mekanisme Insentif dan Token
Aplikasi media sosial terdesentralisasi biasanya mengintegrasikan elemen insentif melalui aset kripto. Selain untuk menarik pengguna, ini juga dilakukan untuk memberikan ownership terhadap akun dan konten yang dicipatakn setiap pengguna. Contohnya, kreatot di Lens Protocol bisa membatasi akses terhadap konten hanya untuk pemiilik token atau NFT tertentu.
Token sebagai mekanisme insentif juga terbukti sangat efektif untuk menarik pengguna. Friend.tech memiliki sistem poin yang akan diberikan dalam airdrop setiap minggunya. Sistem poin ini berhasil menarik ribuan pengguna ke platformnya.
Namun, layaknya aplikasi DeFi atau DEX, penggunaan mekanisme insentif menambah kompleksitas aplikasi dan pengembang perlu membuat sistem yang berkelanjutan. Hal paling buruk yang bisa terjadi adalah pengguna hanya menggunakan platform untuk mendapatkan keuntungan dan kemudian menghilang setelah mendapatkannya.
Beberapa Aplikasi Decentralized Social Media Populer
1. Lens Protocol
Lens Protocol adalah salah satu aplikasi decentralized social media terbesar yang dibuat di atas jaringan Polygon. Alih-alih sebuah aplikasi saja, Lens merupakan ekosistem yang memiliki berbagai kerangka kerja software agar tim pengembang bisa membuat berbagai aplikasi di atas Lens. Lebih lanjut lagi, Lens bersifat modular sehingga banyak elememnnya yang bisa dimodifikasi dan diubah oleh tim pengembang.
Salah satu fitur unik Lens adalah profil yang kamu buat bisa langsung kamu gunakan di semua aplikasi dalam ekosistem Lens Protocol. Hal ini menciptakan profil media sosial yang konsisten di semua aplikasi pada Lens. Perilisan Lens V2 juga akan membuak berbagai fitur baru seperti social media manager untuk beberapa profil dan Open Actions yang bisa mengintegrasikan fitur dari Dapps lain seperti mint NFT.
Saat ini Lens memiliki 125.000 profil dan masih dalam tahap pengujian. Pengguna yang ingin menggunakan Lens harus masuk ke daftar antrian sebelum bisa membuat profil. Beberapa aplikasi yang bisa kamu gunakan di Lens adalah Hey (platform media sosial mirip Twitter), Riff (platform musik), Dumpling (platform streaming), Tape (platform video), Buttrfly (platform media sosial berbasis gambar), dan Orb (platform media sosial seperti Twitter/Reddit).
2. Friend.tech
Friend.tech atau FT merupakan aplikasi media sosial terdesentralisasi di L2 Base dengan aspek insentif finansial yang sangat kuat. FT merupakan salah satu iterasi teranyar aplikasi SocialFi yang menggabungkan aplikasi pengirim pesan, media sosial, dan trading. Dalam Friend.tech, kamu bisa membeli keys atau kunci setiap pengguna untuk mendapatkan akses terhadap ruangan pengiriman pesan dengan orang tersebut.
FT sering dilabeli sebagai “marketplace untuk temanmu” karena pada dasarnya kamu berspekulasi dengan memperdagangkan akun orang lain. Friend.tech melakukan tokenisasi terhadap nilai sosial setiap penggunanya.
Banyak influencer aset kripto yang sudah terkenal mencapai harga yang sangat tinggi di FT. Jadi, banyak orang menjadikan FT seperti grup pribadi untuk belajar trading, berbagi sinyal trading, dan sejenisnya. FT memiliki total pengguna sekitar 831.000.
Bacaan Rekomendasi: Apa itu Friend.tech dan mengapa ia bisa populer?
3. Stars Arena
Stars Arena adalah aplikasi decentralized social media di Avalanche yang mengintegrasikan beberapa elemen finansial. SA memanfaatkan momentum tren SocialFi yang dimulai oleh Friend.tech. Namun, berbeda dengan FT, Stars Arena memiliki tampilan dan fungsi yang sangat mirip dengan banyak media sosial seperti X (Twitter) dan Facebook.
Dalam SA, kamu bisa langsung berinteraksi dengan orang lain tanpa harus membeli keys seperti di FT. Tampilan Stars Arena sangat mirip dengan Twitter di mana kamu bisa mengikuti orang lain, membalas apa yang mereka tulis, dan juga menulis kontenmu sendiri. Lalu, sama seperti FT, kamu bisa membeli keys (Stars Arena menyebutnya shares) dan masuk ke grup pribadi bersama akun yang kamu beli dan orang lain yang juga membelinya.
Stars Arena mengalami peretasan sebanyak $3 juta dolar di minggu pertama peluncurannya. Sejak saat itu, SA sudah mengalami 2 kali audit smart contracts dan kini memiliki tim baru yang lebih berpengalaman.
Kamu bisa langsung mengakses dan berpartisipasi di Stars Arena dengan menyambungkan akun X ke SA. Jika kamu hanya penasaran, kamu tidak perlu membeli shares di StarsArena dan bisa berinteraksi dengan pengguna lainnya. SA memiliki total pengguna sekitar 36.000.
Masa Depan Decentralized Social Media
Decentralized social media atau DeSoc merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk menarik banyak pengguna baru. Dengan pengguna media sosial yang begitu besar (sekitar 4,9 miliar di dunia) dunia web3 juga membutuhkan media sosialnya sendiri. Saat ini, sedang ada berbagai upaya untuk menciptakan media sosial terdesentralisasi dengan fitur seperti insentif finansial melalui token, kepemilikan permanen secara on-chain, dan protokol yang terdesentralisasi.
Lens Protocol, Friend.tech, dan Stars Arena merupakan tiga cara berbeda mengembangkan aplikasi DeSoc. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing serta menargetkan jenis pengguna yang berbeda. Protokol seperti Lens dan Farcaster ingin menciptakan ekosistemnya sendiri seperti Meta dan Google sementara SA dan FT merupakan aplikasi yang ingin berinteraksi langsung dengan pengguna.
Namun, aplikasi media sosial terdesentralisasi belum berhasil menarik pengguna yang signifikan. Friend.tech memiliki pengguna yang paling banyak namun berbagai metriks menunjukkan bahwa angka ini terus menurun. Stars Arena dan Lens juga menghadapi masalahnya masing-masing, seperti kasus peretasan dan infrastruktur yang belum siap menerima jumlah pengguna yang banyak.
Meskipun begitu, media sosial terdesentralisasi jelas sangat dibutuhkan. Kelebihan decentralized social media terletak di pada jenis protokol terbuka yang bisa digunakan oleh siapa saja, transparansi data, dan kepemilikan pengguna terhadap konten dan akun yang mereka ciptakan.
Saat ini, kita hanya perlu menunggu proyek decentralized social media mana yang berhasil menarik perhatian pengguna aset kripto lalu kemudian diadopsi lebih luas lagi.
Kesimpulan
Industri kripto terus berinovasi dan narasi baru seperti decentralized social media (DeSoc) atau SocialFi menjadi topik hangat. DeSoc menawarkan solusi untuk isu-isu yang dihadapi oleh platform media sosial konvensional yaitu monetisasi data pribadi dan kontrol penuh oleh perusahaan besar.
Protokol media sosial terdesentralisasi menggunakan smart contracts, memanfaatkan keamanan melalui private keys, dan memberikan ownership kepada pengguna atas akun dan konten mereka. Aplikasi populer seperti Lens Protocol dan Friend.tech merupakan salah satu upaya untuk menciptakan DeSoc. Protokol media sosial terdesentralisasi menjanjikan transparansi, keamanan, dan kontrol yang lebih besar kepada pengguna.
Cara Membeli Aset Kripto di Aplikasi Pintu
Kamu bisa mulai berinvestasi pada berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:
- Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
- Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
- Buka halaman market dan cari Koin favoritmu.
- Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
- Sekarang kamu sudah menjadi investor kripto!
Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- “Decentralized social networks”, Ethereum, diakses pada 2 November 2023.
- Sasha Shilina, “What are decentralized social networks?”, CoinTelegraph, diakses pada 2 November 2023.
- Jack Kubinek, “What is SocialFi? Unpacking crypto’s answer to social media”, Blockworks, diakses pada 3 November 2023.
- Ivan Cryptoslav, “What Is SocialFi? The Latest Crypto Narrative”, Coinmarketcap, diakses pada 3 November 2023.
- “What is SocialFi and why are they the future of social media?”, Halo Wallet Web3 Academy, diakses pada 3 November 2023.