Kategori
Teknologi Kripto Menengah

Mengenal Apa Itu Ethereum Virtual Machine

Reading Time: 5 minutes

Ethereum Virtual Machine (EVM) merupakan salah satu bagian terpenting dari ekosistem Ethereum. Hampir seluruh dApps hingga NFT yang ada saat ini tidak lepas dari peran EVM. Bahkan, EVM diyakini punya peran besar pada perkembangan industri crypto dan blockchain di masa mendatang. Cari tahu soal seluk-beluk EVM dan potensi melalui artikel berikut.

Ringkasan Artikel

  • 💻 Ethereum Virtual Machine (EVM) adalah software atau perangkat lunak yang digunakan oleh setiap node yang berpartisipasi dalam jaringan Ethereum
  • 🔍 EVM berfungsi untuk membantu developer mengembangkan dApps, menulis kode smart contract, menentukan “state” dari blockchain Ethereum, serta meningkatkan interoperabilitas antar blockchain.
  • ➕ Kelebihan dari EVM adalah mendukung interoperabilitas antar blockchain, memiliki tingkat keamanan dan reliabilitas yang mumpuni, serta konsensus yang tersebar.
  • ➖ Saat ini, kekurangan yang dimiliki EVM adalah tingkat skalabilitas yang masih rendah, smart contract yang diluncurkan tidak dapat dimodifikasi, dan minim pembaruan.

Apa itu Ethereum Virtual Machine?

Ethereum Virtual Machine (EVM) adalah software atau perangkat lunak yang digunakan oleh setiap node yang berpartisipasi dalam jaringan Ethereum. Ia berfungsi untuk mengeksekusi dan menjalankan smart contract yang lebih sering ditulis dalam bahasa pemrograman bernama Solidity di jaringan Ethereum.

EVM sebagai tulang punggung ekosistem blockchain Ethereum
EVM sebagai tulang punggung ekosistem blockchain Ethereum. Sumber: Coin98

EVM memiliki kemampuan Turing Complete, yang artinya ia dapat menjalankan berbagai aplikasi dan skenario. Dengan kemampuan Turing Complete, EVM dapat memproses perhitungan kompleks, mengimplementasikan proses pengambilan keputusan dan menjalankan berbagai algoritma, seperti halnya komputer umum. Fleksibilitas ini memungkinkan developer untuk membangun smart contract dan dApps dengan mudah. Penggunaan EVM juga membuat smart contract yang dibangun mendapatkan ekosistem dan fitur keamanan dari jaringan Ethereum.

Selain untuk membantu para developer mengembangkan dApps dan menulis kode smart contract, EVM juga punya banyak peran pada ekosistem Ethereum. Pertama, ia digunakan untuk menentukan “state” dari blockchain Ethereum ketika blok baru ditambahkan. Kedua, EVM juga meningkatkan interoperabilitas antar jaringan.

Interoperabilitas merupakan kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi data, dan berinteraksi antara berbagai jaringan blockchain secara lancar dan efisien.

Lewat EVM, seluruh aplikasi yang dibangun di atasnya menjadi saling kompatibel. Pengguna juga dapat melakukan bridge token dan migrasi secara mudah antar blockchain yang kompatibel dengan EVM. Dengan intereporabilitas yang membaik, kini berbagai blockchain tersebut dapat berinteraksi dengan jaringan EVM secara mudah dan aman.

Kamu bisa mempelajari lebih lanjut mengenai Layer-2 Ethereum beserta solusi skalabilitasnya di sini.

Cara Kerja Ethereum Virtual Machine

EVM menggunakan model komputasi berbasis “stack“, di mana operasi yang diperlukan untuk menjalankan smart contracts akan dieksekusi secara berurutan. Seperti yang sempat disinggung, beragam bahasa pemograman dapat digunakan di EVM, namun sebenarnya EVM tidak dapat membaca bahasa coding tersebut. Oleh karena itu, akan ada peran Compilers (software penerjemah) yang mengubah bahasa coding tersebut menjadi kode yang bisa dibaca EVM, yakni bytecode.

Diagram cara kerja EVM
Diagram cara kerja EVM. Sumber: Ethereum

Nantinya, setiap bytecode akan diproses oleh EVM dan didistribusikan ke seluruh node yang ada di jaringan Ethereum. Pada saat bersamaan, EVM juga akan menginterpretasikan bytecode tersebut ke dalam bentuk Opcodes untuk bisa mengeksekusi seluruh instruksi yang ada dari smart contract.

Ethereum Compiler bertugas mengubah kode solidity menjadi EVM Bytecode
Ethereum Compiler bertugas mengubah kode solidity menjadi EVM Bytecode. Sumber: Cryptory

Setiap operasi tersebut memiliki biaya tertentu dalam satuan “gas“. Biaya gas akan ditentukan oleh tingkat kompleksitas dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan smart contract. Semakin kompleks dan besar sumber daya yang dibutuhkan, maka akan semakin mahal juga biaya gasnya. Biaya gas ini kemudian dibayar oleh pengguna dalam bentuk ETH.

Kelebihan Ethereum Virtual Machine

Berikut ini adalah beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh EVM:

  • Mendukung interoperabilitas antar blockchain. EVM dapat mendukung seluruh jenis blockchain yang menggunakan smart contracts berbasis bytecode. EVM juga memungkinkan para developer untuk terhubung dengan berbagai jaringan layer-2. Tak pelak ini memudahkan untuk bridging aset ataupun migrasi dApps antar blockchain.
  • Keamanan dan reliabilitas. EVM menciptakan lingkungan terdesentralisasi dan terisolasi untuk menjalankan smart contracts. Hal tersebut memastikan data akan tetap aman dan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, EVM memiliki keamanan yang sudah teruji.
  • Konsensus yang tersebar. EVM menjalankan eksekusi smart contract melalui komputasi yang tersebar. Hal ini memastikan ketika terdapat node yang mengalami kegagalan, maka tidak akan memengaruhi DApps maupun smart contract yang sedang beroperasi.

Baca juga artikel terkait kondisi Ethereum saat ini selepas pembaruan The Merge.

Kekurangan Ethereum Virtual Machine

Dengan beragam kelebihan yang ditawarkan EVM, sayangnya ia masih memiliki beberapa kekurangan.

  • Skalabilitas. Saat ini, tingkat skalabilitas jaringan Ethereum maupun layer-2 milik Ethereum masih cenderung rendah jika dibandingkan jaringan tersentralisasi. Ethereum 2.0 merupakan upaya untuk memperbaikan permasalahan skalabilitas tersebut.
  • Smart contract tidak dapat diubah. Tim pengembang akan direpotkan ketika ditemukan adanya bug atau permasalahan lain pada smart contract. Mau tidak mau, tim pengembang harus meluncurkan ulang smart contract tersebut yang artinya akan diperlukan tambahan biaya.
  • Minim pembaruan. Sejak diluncurkan pada 2015, EVM belum pernah mengalami pembaruan signifikan. Tim pengembang Ethereum lebih menitikberatkan pembaruan pada aspek Ethereum lainnya.

Masa Depan Ethereum Virtual Machine

Dengan tingkat adopsi yang terus tumbuh, perkembangan industri crypto, serta upaya inovasi dari Ethereum diyakini membuat masa depan EVM akan cerah. Apalagi, interoperabilitas cross-chain tengah menjadi fokus utama di industri crypto. Dalam perkembangan interoperabilitas cross-chain, EVM berperan sebagai jembatan antara Ethereum dengan blockchain lain. Apalagi saat ini sudah semakin menjamur blockchain yang kompatibel dengan EVM, contohnya Polkadot dan Cosmos.

Teranyar, zkSync kini juga telah menghadirkan teknologi zero-knowledge rollup (ZK-rollup) yang kompatibel dengan EVM atau disebut zkEVM. Lewat zkEVM, pengembang dapat menulis smart contract berbasis ZK (sebelumnya menggunakan R1CS yang rumit) menggunakan bahasa pemrograman Ethereum seperti Solidity. Selain itu, pengembang Ethereum DApps juga bermigrasi ke jaringan ZK-rollup yang menggunakan zkEVM.

Pintu Academy telah menyiapkan ulasan lengkap terkait teknologi dan cara kerja zkSync pada artikel berikut.

EVM juga dapat berperan dalam memfasilitasi pertukaran aset dan token antar blockchain, melalui mekanisme atomic swap. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memindahkan aset mereka antara berbagai jaringan blockchain dengan mudah dan aman, sehingga menciptakan pasar yang lebih likuid dan inklusif.

Salah satu perkembangan yang tengah dinantikan adalah rencana pembaruan EVM Object Format (EOF) pada tahun 2023 ini. EOF akan menjadi pembaruan pertama EVM sejak didirikan pada 2015 silam. Singkatnya, pembaruan ini akan mengubah cara kerja EVM sehingga memungkinkan pembuatan smart contract yang lebih murah dan cepat. Selain itu, dari segi aspek keamanan, EVM juga akan mengalami peningkatan.

Kesimpulan

EVM merupakan tulang punggung dari seluruh ekosistem jaringan Ethereum yang ada saat ini. Terlepas dari kemunculan blockchain yang menyemat status “Ethereum killer”, nyatanya Ethereum dan EVM-nya tetap jadi pilihan utama para tim pengembang untuk membangun dApps. Permasalahan terkait skalabilitas dan biaya gas yang tinggi masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi EVM.

Untungnya, tim Ethereum tidak tinggal diam. Melalaui upaya pembaruan ke Ethereum 2.0, kehadiran solusi skalabilitas lewat layer-2, serta perkembangan interoperabilitas cross-chain, EVM masih akan mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan transformasi industri crypto dan blockchain.

Beli Aset Crypto di Pintu

Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Ethereum Team, Ethereum Virtual Machine, diakses pada 10 Mei 2023

Ethereum Team, Layer-2 Scaling, diakses pada 10 Mei 2023

Max Hinchman, Ethereum Virtual Machine, Messari, diakses pada 11 Mei 2023.

Lipsa Das, Understanding Ethereum Virtual Machine (EVM), Ledger, diakses pada 11 Mei 2023.

Coin Telegraph, What is blockchain interoperability: A beginner’s guide to cross-chain technology, diakses pada 11 Mei 2023.

Simran Jagdev, Cross-chain Interoperability Is the Future of DeFi, Consensys, diakses pada 11 Mei 2023.

Federico Kullmer, Where Is the Ethereum Virtual Machine Headed in 2023? CoinDesk, diakses pada 11 Mei 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *