Sejak tahun 2009, pasar Bitcoin dan cryptocurrency pada umumnya telah mengalami banyak siklus pertumbuhan dan penurunan, melewati berbagai macam fase bear dan bull market. Meskipun biasanya setiap penurunan dan kenaikan akan saling bergantian, periode penurunan dapat menciptakan stres dan kekhawatiran yang sulit diatasi.
Sebaliknya, periode kenaikan signifikan juga bisa membuat kamu terlalu percaya diri dan terkena bull trap atau rug pull pada proyek-proyek kecil. Di sini kita akan bahas lengkap tentang pengaruh emosi, psikologi, dan FOMO terhadap keputusan investasi yang kita lakukan.
Apa itu FOMO?
The Fear of Missing Out, atau FOMO adalah akronim yang digunakan untuk mendefinisikan ketakutan tidak ingin ketinggalan peristiwa tertentu. Dalam konteks kripto, FOMO artinya ketakutan tidak berinvestasi dalam aset kripto yang sedang populer. Dengan banyaknya aset kripto yang booming dan mengalami kenaikan drastis, banyak orang merasa khawatir kalau mereka akan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan 10 kali lipat atau bahkan 100 kali lipat.
FOMO bisa terjadi pada siapa saja, tapi ia seringkali terjadi pada investor pemula yang mencari keuntungan cepat, dan tidak memerhatikan potensi penggunaan di masa depan serta implikasi dari teknologi yang ditawarkan.
Tentu tidak ada yang salah dengan membeli aset kripto yang sedang populer. Namun, apakah alasan di balik pembelian kamu tepat? Apakah kamu membeli hanya berdasarkan emosi atau melalui proses analisis yang dalam?
Pengaruh emosi dalam trading dan berinvestasi
Menurut ekonomi perilaku, semua pergerakan harga dalam pasar dipengaruhi oleh psikologi pasar secara keseluruhan dan juga psikologis individu. Kedua hal ini biasa disebut trader psychology dan crypto market psychology. Secara kondisi pasar, indeks fear and greed adalah indikator yang baik untuk melihat sentimen pasar. Kondisi emosional dan harapan setiap individunya membentuk sentimen pasar yang merupakan gambaran besar emosi dari mayoritas trader.
Saat kamu ingin berinvestasi pada sebuah aset kripto, kamu akan dipengaruhi berbagai emosi seperti rasa takut, optimis, atau pun panik. Terkadang, emosi-emosi ini mendorong kamu membuat keputusan terburu-buru yang bisa membuatmu rugi. FOMO sendiri terjadi karena campuran perasaan takut dan panik saat melihat kenaikan harga yang mendorongmu untuk membeli aset tersebut.
💡 Salah satu kasus FOMO baru-baru ini adalah aset meme coin Squid game (SQUID) yang mengalami kenaikan harga hingga 23 juta persen dalam kurun waktu kurang dari seminggu saja. Banyak yang mengira token Squid akan menjadi the next dogecoin, dan ikut membeli pada saat harga sudah tinggi. Akibatnya, banyak investor mengalami kerugian karena ternyata SQUID merupakan penipuan rug pull.
Baca juga: Apa itu penipuan rug pull?
FOMO biasanya terjadi ketika kamu mencari informasi dari berbagai sumber yang terlalu bias dan memihak. Disengaja atau tidak, komunitas kripto ikut bertanggung jawab dalam menciptakan FOMO dengan membuat proyeksi harga aset kripto yang tidak realistis. Penyebaran informasi ini bisa menciptakan herd mentality dan dapat merugikan investor-investor pemula yang tidak memiliki pengetahuan mendalam.
Istilah-istilah dunia crypto yang berhubungan dengan emosi
- 😱 FOMO (Fear of missing out): Ketakutan akan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dari aset kripto yang sedang populer.
- 😨 FUD (Fear, uncertainty, and doubt): Sebuah strategi menyebarkan informasi negatif tentang sebuah aset kripto.
- ⚖️ Fear and greed index: Indeks sentimen pasar kripto. Kondisi fear berarti negatif sementara greed berarti positif.
- 💰 Buy the dip: Sebuah strategi dan dorongan untuk membeli aset kripto saat terjadi penurunan atau dip
- 🙅♂️ HODL: sebuah plesetan dari hold yang mengacu kepada strategi untuk menahan diri agar tidak menjual aset yang dimiliki, meskipun harganya sedang turun.
- 🫂 WAGMI: we all gonna make it, sebuah istilah yang digunakan untuk menenangkan investor lain saat kondisi pasar sedang atau akan turun.
Strategi agar mengatasi FOMO dan sisi emosional saat berinvestasi
1. Menentukan tujuan dan target investasi
Salah satu hal paling efektif agar kita bisa terhindar dari FOMO dan pengalaman emosional dalam berinvestasi di aset kripto adalah membuat rencana investasi. Rencana ini berisi tujuan dan target jangka pendek, menengah, dan panjang yang ingin kita capai.
Idealnya, rencana ini juga berisikan daftar beberapa aset yang ingin kamu beli secara bertahap.
💡 Misalnya, kamu menentukan Ether, BTC, MATIC, dan ADA sebagai keempat aset yang ingin kamu simpan dalam jangka panjang. Sementara itu, kamu memutuskan ingin membeli aset metaverse seperti ENJ dan SAND sebagai pembelian jangka pendek.
Daftar ini bisa kamu jadikan acuan aset apa yang bisa kamu beli saat pasar sedang melewati masa bearish dan mengalami dip atau penurunan. Saat kita memiliki target yang jelas, kita tidak akan tergiur berita dan informasi tentang koin a atau b yang diprediksi akan mengalami kenaikan 500%.
2. Membaca analisis dari berbagai sumber yang dapat dipercaya
Komunitas kripto di dunia sedang berkembang pesat. Grup perbincangan, komunitas media sosial, dan content creator di berbagai platform berisikan ribuan orang yang setiap harinya membicarakan tentang cryptocurrency. Berbagai konten dengan judul clickbait seperti “Ayo cepat beli koin ini yang akan naik 400% tahun depan!” atau “inilah the next Bitcoin!” bertebaran di mana-mana.
Konten-konten clickbait seperti ini seringkali bersifat bias dengan tujuan menggiring opini kamu sebagai penontonnya dan menciptakan rasa FOMO. Maka dari itu, kamu perlu mencari informasi yang disampaikan secara netral, kritis, dan menjelaskan berbagai resiko yang ada kepada pembacanya. Informasi berimbang seperti ini tidak akan mudah dicari tapi bisa menjadi pembeda antara perasaan FOMO dan optimisme yang terukur.
3. Strategi DCA
DCA, atau dollar-cost averaging, adalah sebuah strategi yang umum digunakan ketika berinvestasi pada cryptocurrency. Dalam DCA, kamu akan berinvestasi secara bertahap dengan memasukkan jumlah yang sama secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, kamu ingin membeli Bitcoin sebesar 1 juta setiap bulan pada tanggal 10 selama 12 bulan ke depan. DCA adalah strategi investasi yang bisa meminimalisir resiko dari aset kripto yang selalu naik-turun.
Baca juga: Apa itu dollar-cost averaging (DCA) dan bagaimana cara menghitungnya?
Namun, kunci dari DCA adalah kamu harus konsisten mengikuti rencana yang kamu buat dan tidak tergiur oleh rumor atau informasi dari orang lain. DCA menghilangkan sisi emosional dari membeli aset kripto karena proses investasimu sudah terjadwal tanpa memedulikan harga dan tren pasar.
4. Diversifikasi aset
Salah satu prinsip utama dalam berinvestasi di industri apapun adalah diversifikasi. Diversifikasi dapat meminimalisir resiko kamu kehilangan semua uang yang kamu miliki. Dengan menyebarkan asetmu, kamu bisa mendapatkan keuntungan yang rata jika beberapa aset kripto naik secara bersamaan. Namun, diversifikasi tidak akan memberikan keuntungan besar dalam portofolio-mu tapi ia bisa mencegah kamu mengalami kerugian besar.
💡 Don’t put all your eggs in one basket, jangan simpan uangmu dalam satu tempat saja!
Dengan diversifikasi, kamu tidak akan terjebak dalam kepanikan menunggu grafik hijau karena satu-satunya aset yang kamu punya perlahan turun terus. Hal ini bisa membuatmu lebih berhati-hati dan lebih tenang ketika membuat keputusan berinvestasi.
Berinvestasi dalam aset kripto
Kamu bisa mulai membeli berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa membeli aset kritpo dan bahkan melakukan DCA dengan cara yang aman dan mudah. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Kesimpulan
FOMO atau fear of missing out adalah salah satu aspek emosional yang dapat berpengaruh pada saat melakukan investasi dan trading dalam aset kripto. Rasa takut, panik, optimisme, dan percaya diri merupakan beberapa emosi yang membentuk sentimen pasar kripto dan setiap individunya. Emosi-emosi ini dapat memiliki pengaruh negatif dalam mengambil keputusan seperti panik membeli aset BTC karena melihat tren di media sosial. Keputusan-keputusan yang diambil karena panik biasanya bisa membuat kamu merugi karena tidak dibuat berdasarkan data dan analisis. Maka dari itu, kita perlu menentukan berbagai strategi yang bisa meminimalisir pengaruh negatif emosi terutama FOMO dalam membeli aset kripto.
Referensi:
- Basics of Market Psychology in Crypto Trading – Superoder.io on Medium
- A Brief Introduction to Crypto Trading Psychology – Arbismart
- Crypto Market Psychology vs Your Trading Psychology- Altcointrading
- Three Ways to Successfully Invest in Crypto and Avoid the FOMO- Gitconnected on Medium
- The Importance of Trading Psychology – Investopedia
- How to Avoid Crypto FOMO (Fear of Missing Out) – Easycrypto
- From avoiding FOMO to having a plan, 5 key ways to manage a crypto down cycle – Coinbase