Investasi crypto memiliki tingkat fluktuasi dan risiko yang tinggi. Untuk itu, sebagai investor maupun trader harus menyiapkan antisipasi risiko. Salah satunya dengan adalah dengan menerapkan cara diversifikasi crypto secara tepat.
Diversifikasi adalah strategi menyebarkan portofolio investasi ke beberapa aset yang lain. Hal ini bertujuan untuk memitigasi risiko sekaligus mengurangi volatilitas pada portofolio investasi dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, hal ini sangat penting untuk dilakukan bagi kamu yang aktif berinvestasi crypto. Lalu, bagaimana cara diversifikasi crypto yang baik dan benar? Mari simak penjelasannya di artikel ini.
Ringkasan Artikel
- 💰 Diversifikasi adalah strategi berinvestasi di beberapa jenis aset, guna memitigasi risiko.
- 📊 Diversifikasi bisa dilakukan berdasarkan jenis aset kripto, industri, maupun geografis atau dari mana aset kripto berasal.
Baca juga: Apa itu Decentraland (MANA)?
1. Diversifikasi Crypto Berdasarkan Jenis
Cara diversifikasi crypto yang paling sederhana adalah berdasarkan jenisnya. Ini merupakan strategi diversifikasi yang paling umum dan paling mudah dilakukan di pasar crypto.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memastikan bahwa meskipun harga turun, profit margin relatif utuh karena portofolio terdiri dari beberapa jenis crypto yang berkinerja baik.
Saat melakukan diversifikasi portofolio crypto berdasarkan jenisnya, itu artinya kamu perlu mencari tahu lebih dalam terkait beberapa aspek seperti harga aset, tren masa lalu, dan potensi tren di masa depan. Apakah benar performa aset tersebut mengungguli aset lain di kelas yang sama?
Tidak berhenti sampai situ, proyek dari setiap crypto juga biasanya memiliki fondasi serta teknologi pendukung yang berbeda-beda. Pilihlah yang sesuai dengan tujuan investasi. Beberapa contoh jenis crypto yang dapat dijadikan opsi pilihan adalah sebagai berikut:
🧰 Penyimpanan aset nilai: Bitcoin
🔗 Layer-1: Ethereum dan Solana
💻 Token DeFi (Decentralized Finance): Aave dan Compound
Perlu diingat bahwa aset crypto yang disebutkan di atas bukanlah rekomendasi untuk diversifikasi, melainkan contoh dari setiap jenis crypto yang ada. Layer-1 adalah aset digital yang sejak awal diciptakan sebagai bagian inti dari suatu blockchain. Sementara itu token DeFi adalah token yang berada di dalam ekosistem aplikasi keuangan terdesentralisasi, seperti aplikasi pinjam meminjam dan jual beli aset kripto.
Baca juga: Apa itu DeFi?
2. Diversifikasi Crypto Berdasarkan Industri
Cara melakukan diversifikasi crypto yang kedua adalah berdasarkan industrinya. Maksudnya adalah melakukan diversifikasi aset berdasarkan perbedaan use case atau bagaimana suatu aset kripto dipergunakan. Misalnya perancangan Bitcoin bertujuan untuk membuat sistem keuangan yang terdesentralisasi, lebih cepat, dan lebih aman. Hal ini tentu memberikan rasa nyaman dan bebas dalam bertransaksi keuangan bagi para pemegang Bitcoin.
Ethereum, di sisi lain, memiliki jaringan desentralisasi untuk aplikasi dan smart contracts. Melalui kombinasi terobosan fitur smart contracts, Ethereum digunakan untuk berbagai aplikasi inovatif di bidang keuangan, penelusuran web, permainan, periklanan, manajemen identitas, dan manajemen rantai pasokan.
Contoh penggunaan bitcoin dan Ethereum tadi merupakan use cases yang diterapkan pada industri keuangan dan teknologi. Dalam melakukan diversifikasi, pastikan modal yang dimiliki diinvestasikan pada aset dengan use cases yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di berbagai industri. Dengan demikian apabila ada kebijakan atau peraturan di industri tertentu yang kurang menguntungkan aset crypto, maka risiko tersebut dapat dimitigasi dengan baik.
Pastikan untuk melakukan riset secara menyeluruh dan berinvestasi dalam bisnis yang solid dan berkembang pesat. Selain itu kamu harus mengevaluasi profitabilitas keseluruhan dan industri yang kompetitif secara global.
3. Diversifikasi Crypto Berdasarkan Geografis
Berinvestasi dalam proyek cryptocurrency dari setiap belahan dunia juga jadi salah satu cara diversifikasi portofolio crypto yang baik. Mengingat setiap negara punya peraturannya masing-masing, akan lebih baik jika modal investasi tidak dialokasikan untuk proyek yang berbasis di wilayah atau negara yang sama. Misalnya komposisi portofolio terdiri dari proyek crypto yang berasal Amerika Serikat seperti Solana, Eropa (seperti Aave dan Polkadot), dan Asia (seperti Terra, dan Polygon).
Namun sebelum memilih proyek dari negara tertentu, penting untuk cari tahu dulu bagaimana kinerjanya di negara tersebut. Langkah ini akan melindungi nilai investasi dari ketidakpastian peraturan sekaligus memberi cara lain untuk menyeimbangkan portofolio yang beragam bahkan dalam kondisi pasar yang bergejolak.
Demikian penjelasan mengenai cara diversifikasi portofolio aset crypto. Meski ini dilakukan untuk menekan risiko, bukan berarti kegiatan diversifikasi dapat menjamin hilangnya potensi risiko pasar secara menyeluruh. Hanya saja portofolio crypto akan lebih seimbang ketika dihantam oleh volatilitas pasar serta komposisi aset dapat disesuaikan dengan profil risiko.
Prinsip yang sama juga sebaiknya kamu terapkan saat berinvestasi di aset lain seperti saham. Unduh aplikasi Emtrade di sini jika kamu ingin belajar lebih lanjut mengenai strategi trading saham dan juga crypto.
Referensi
- Coinmarketcap, https://coinmarketcap.com/alexandria/article/the-importance-of-crypto-portfolio-diversification Accessed on: 15-12-2021.
- Antonopoulos, A. M. (2021). Mastering Ethereum. Stanford University Press.