Trading futures memungkinkan kamu membuka posisi dengan nilai yang jauh lebih besar melalui fitur leverage. Tapi, semakin tinggi leverage yang digunakan, semakin penting juga untuk mengelola margin dengan bijak agar posisi tetap bertahan dalam berbagai kondisi pasar. Di artikel ini, kami akan membahas mulai dari pengertian leverage, risiko yang perlu diperhatikan, hingga strategi penggunaan leverage tinggi. Dengan pemahaman yang lebih baik, kamu bisa mengambil keputusan trading yang lebih terukur.
Ringkasan Artikel
- 🔎 Pengertian Leverage: Salah satu konsep inti dalam trading futures yang memungkinkan kamu membuka posisi dengan nilai lebih besar dari modal yang dimiliki.
- 💡Memahami risiko: Dalam trading futures adalah langkah penting agar kamu bisa mengambil keputusan secara lebih bijak.
- 🛠️ Strategi Aman: Tetapkan batas risiko, gunakan margin secara wajar, pasang stop-loss, hindari overtrading, dan lakukan evaluasi rutin.
Pengertian Leverage
Sebelum membahas cara mengelola risiko, kamu perlu tahu dulu apa itu leverage.
Leverage adalah fitur yang memungkinkan kamu membuka posisi lebih besar dari jumlah modal yang kamu punya. Misalnya, dengan leverage 10x, kamu bisa membuka posisi senilai USDT 1.000 hanya dengan modal USDT 100.
Fitur ini memang bisa memperbesar potensi cuan, tapi juga memperbesar dampak dari setiap pergerakan harga, baik itu dalam bentuk potensi keuntungan maupun risiko kerugian. Sedikit saja harga bergerak ke arah yang salah, posisi kamu bisa langsung ditutup (likuidasi) kalau margin-nya tidak cukup.
Kalau kamu masih pemula dan ingin mencoba trading futures dengan leverage tinggi, tidak perlu khawatir. Artikel ini disusun untuk membantumu memahami dasar-dasarnya dengan lebih jelas agar kamu bisa mengambil langkah yang lebih bijak ke depannya.
Baca artikel ini untuk mempelajari leverage lebih lanjut.
Strategi Futures Trading dengan Leverage Tinggi

Saat melakukan trading di Pintu Futures, kamu akan langsung menggunakan leverage 25x secara default. Artinya, kamu bisa membuka posisi hingga 25 kali lebih besar dari margin yang tersedia. Menggunakan leverage tinggi memang memungkinkan trader membuka posisi jauh lebih besar dengan modal yang terbatas. Namun tanpa strategi yang tepat, penggunaan leverage bisa berujung pada kerugian besar. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu kamu mengelola leverage tinggi dengan lebih bertanggung jawab:
1. Tentukan Batas Margin Per Posisi
Hindari menggunakan terlalu banyak margin dalam satu posisi. Misalnya, pertimbangkan untuk mengalokasikan maksimal 20% dari total modal sebagai initial margin untuk setiap posisi guna mengelola eksposur dengan lebih efektif. Sisanya, dapat dijadikan margin untuk menahan kerugian jika terjadi kesalahan analisis.
Contoh kasus:
Margin Balance | USDT 500 |
Jumlah Posisi | 1. ETHUSDT-PERP 2. BTCUSDT-PERP |
Position Size Per Asset | USDT 2.500 |
Total Position Size | USDT 5.000 (USDT 2.500 x 2) |
Total Initial Margin | USDT 200 (Contohnya, 20% per posisi dengan 40% dari marginn – 200/500) |
Maintenance Margin | USDT 50 |
Available Margin | USDT 450 |
Effective Leverage | 10x (25x leverage, tapi kita hanya menggunakan 40% kapasitas – jadi 25x x 0.4 = 10) |
Margin Mode | Cross Margin |
Remarks | Trader hanya menggunakan sebagian dari margin untuk membuka posisi, sementara sisanya tetap tersedia sebagai penyangga risiko jika pasar bergerak ke arah yang berlawanan. |
Jika mengacu pada contoh kasus di atas, dengan hanya menggunakan initial margin dengan total sebesar USDT 200 dari account balance sebesar USDT 500, maka kamu tidak menggunakan seluruh saldo di akun. Karena Pintu Futures menggunakan sistem cross margin, available margin di akunmu akan dipakai bersama untuk menahan posisi yang terbuka.
Jika salah satu posisi mengalami floating loss yang besar, kerugian tersebut bisa melampaui batas risiko awal yang telah direncanakan (USDT 200). Meski begitu, selama kamu tidak kehilangan lebih dari USDT 450 (sekitar 9% dari total nilai portofolio kamu), akunmu akan tetap aman dari likuidasi.
Sebagai perbandingan, jika kamu menggunakan leverage penuh 25x, akunmu hanya sanggup menahan kerugian sebesar 3% dari nilai portofolio sebelum akhirnya dilikuidasi. Jadi, dengan menyesuaikan jumlah modal yang digunakan dan ukuran posisi, kamu sebenarnya sedang mengelola leverage secara efektif dan sekaligus mengurangi risiko likuidasi.
Pastikan kamu selalu memantau unrealized PnL dari semua posisi agar tetap dalam kendali, dan alokasikan margin berdasarkan tingkat risiko yang siap kamu ambil.
2. Perhitungkan Margin dengan Tepat
Banyak pemula belum memahami dengan benar cara menghitung margin ketika menggunakan leverage tinggi. Akibatnya, posisi yang dibuka terlalu besar dibandingkan kapasitas modal, padahal margin yang tersedia untuk menahan pergerakan harga sangat terbatas. Salah perhitungan margin ini membuat posisi rentan terlikuidasi karena tidak ada cukup “bantalan” untuk menanggung fluktuasi pasar.
Contoh kasus:
Description | Scenario 1: Fully Deployed Margin | Scenario 2: Partially Deployed Margin |
Margin Balance | USDT 500 | USDT 500 |
Number of Positions | 1 (BTC) | 4 (BTC, ETH, SOL, XRP) |
Leverage | 25x | 25x |
Total Position Value | USDT 12.500 | USDT 4.500 |
Total Initial Margin (IM) 4% dari initial entry cost of position | USDT 500 | USDT 180 |
Maintenance Margin (MM) 1% dari initial entry cost of position | USDT 125 | USDT 45 |
Available Margin Margin Balance – IM & MM | USDT 375 | USDT 455 |
Effective Leverage Total Position Value / Margin Balance | 25x | 9x |
Margin Usage Ratio Maintenance Margin / (Maintenance Margin + Available Margin) x 100% | 25% | 9% |
Remarks | Risikonya jauh lebih tinggi karena pergerakan harga yang berlawanan sebesar 3% saja sudah bisa menyebabkan likuidasi. Meskipun trader masih memiliki available margin untuk membuka posisi lain, tingkat risiko yang diambil tetap tergolong sangat besar. | Risiko menjadi lebih terkendali karena hanya sebagian margin yang dialokasikan. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas lebih besar dan perlindungan yang lebih baik terhadap risiko likuidasi. |
Walaupun Pintu Futures menyediakan leverage hingga 25x, trader tetap bisa menyesuaikan seberapa besar margin yang ingin digunakan. Sebagai contoh seperti pada Skenario 2 tabel di atas, dengan mengalokasikan margin sebesar USDT 180, trader dapat membuka posisi senilai USDT 4.500. Ini menghasilkan efektif leverage sekitar 9x dengan margin usage ratio sebesar 9%, yang jauh lebih rendah risikonnya dibandingkan penggunaan maksimum margin.
Karena tidak seluruh saldo digunakan sebagai margin, sisa dana akan tersedia sebagai available margin. Hal ini memberikan fleksibilitas lebih bagi trader untuk membuka posisi tambahan atau menahan floating loss agar tidak cepat terkena risiko likuidasi.
Tabel simulasi di bawah ini menunjukkan bagaimana performa dua skenario alokasi margin jika pasar mengalami penurunan sebesar 1%, 2%, dan 3%.
Market Down | Scenario 1: PnL | Scenario 1: Margin Ratio | Scenario 2: PnL | Scenario 2: Margin Ratio |
〰️ 0% | 0 | 25% | 0 | 9% |
🔻 1% | -125 | 33% | -45 | 9.8% |
🔻 2% | -250 | 50% | -90 | 10.9% |
🔻 3% | -375 | 100% (Terkelikuidasi) 🔥 | -135 | 12.3% |
3. Selalu Gunakan Take-Profit dan Stop-Loss
Dalam trading futures dengan leverage tinggi, menentukan take-profit dan stop-loss adalah langkah yang tidak boleh diabaikan. Stop-loss bantu batasi kerugian secara otomatis, sementara take-profit mengunci keuntungan sesuai target. Sementara itu, take-profit membantu mengamankan keuntungan sesuai target yang telah kamu tetapkan. Kebiasaan ini mendukung disiplin dan menjaga strategi trading kamu tetap berjalan sesuai rencana, tanpa terganggu oleh emosi sesaat.
Selain itu, kamu juga bisa menghitung take-profit dan stop-loss berdasarkan rasio risk-to-reward. Rasio ini berguna untuk memastikan potensi keuntungan sepadan dengan kerugian yang mungkin terjadi. Misalnya, dengan rasio 1:3, artinya setiap potensi kerugian USDT 100 harus diimbangi target keuntungan minimal USDT 300.
Sebagai tambahan, pertimbangkan untuk menggunakan limit order saat mengeksekusi take-profit maupun stop-loss, terutama di pasar yang sangat volatil. Penggunaan limit order dapat membantu mengurangi dampak pergerakan harga terhadap eksekusi order, yang sering terjadi saat harga bergerak cepat. Dengan cara ini, kamu memiliki kontrol yang lebih baik terhadap harga masuk dan keluar.
4. Kelola Emosi dan Hindari Overtrading
Trading dengan leverage tinggi membuat nilai saldo berubah sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit. Kondisi ini sering memicu tekanan emosional, mulai dari rasa takut kehilangan hingga keinginan berlebihan untuk meraih keuntungan besar. Tidak jarang, trader justru membuka posisi berulang kali tanpa pertimbangan matang, hanya karena ingin menutupi kerugian sebelumnya atau mengejar keuntungan secara impulsif.
Kebiasaan ini dikenal sebagai overtrading dan risikonya sangat besar karena bisa menguras modal dalam waktu singkat. Untuk menghindarinya, tetap berpegang pada rencana trading yang sudah dibuat, batasi jumlah posisi yang dibuka, dan berikan jeda agar pikiran tetap jernih sebelum memutuskan entry berikutnya. Dengan cara ini, kamu akan lebih mampu mengendalikan emosi dan menjaga keputusan trading tetap rasional.
5. Pilih Aset dengan Pertimbangan yang Tepat
Memilih aset yang tepat sangat penting ketika kamu menggunakan leverage tinggi. Jika kamu masih pemula, sebaiknya pilih aset dengan ukuran kapitalisasi pasar yang tergolong besar, misalnya di atas $1 milliar dolar, seperti BTC atau SOL. Aset berkapitalisasi besar umumnya memiliki pergerakan harga yang lebih stabil, sehingga risiko likuidasi lebih mudah dikendalikan.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan momentum pasar dengan memperhatikan funding rate. Funding rate yang besar, misalnya berkisar di positif atau negatif 0,5% hingga 2%, bisa menjadi petunjuk bahwa sentimen aset sedang kuat ke satu arah. Ketika funding rate bernilai negatif, artinya mayoritas trader membuka posisi short, sehingga trader yang memilih posisi long akan mendapatkan pembayaran funding. Singkatnya:
- Funding rate negatif → mayoritas trader ambil posisi short.
- Funding rate positif → mayoritas trader ambil posisi long.
Dengan tahu arah sentimen pasar, kamu bisa sesuaikan strategi entry atau exit dengan lebih akurat.
6. Beristirahat Saat Mengalami Kerugian Beruntun
Saat menghadapi kerugian berturut-turut, wajar jika muncul dorongan untuk segera membuka posisi baru demi menutupi kerugian sebelumnya. Namun, keputusan yang diambil dalam kondisi tertekan seringkali justru memperburuk keadaan. Sebaiknya hentikan aktivitas trading sementara waktu, berikan ruang untuk menenangkan pikiran, dan gunakan jeda ini untuk mengevaluasi kembali strategi serta pola keputusan kamu.
Dengan beristirahat, kamu memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk memulihkan fokus dan objektivitas, sehingga saat kembali masuk pasar, keputusan yang diambil bisa lebih rasional dan terukur.
Kesimpulan
Trading futures dengan leverage 25x memang menawarkan potensi untuk mengelola posisi lebih besar dengan modal yang terbatas, tetapi risikonya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Pemahaman mengenai bagaimana leverage bekerja, cara menghitung margin, serta mengenali potensi risiko likuidasi adalah bekal wajib sebelum memutuskan masuk ke dalam futures trading. Dengan disiplin mengatur batas risiko, menggunakan stop-loss, dan tidak tergesa-gesa saat menghadapi kerugian, kamu bisa mengurangi dampak buruk leverage tinggi yang kerap membuat trader kehilangan modal dalam waktu singkat.
Pada akhirnya, futures trading bukan hanya soal mengejar peluang besar, tetapi juga soal menjaga keberlangsungan modal dan kesehatan mental dalam jangka panjang. Dengan strategi yang matang, evaluasi rutin, serta keberanian untuk beristirahat saat keadaan tidak mendukung, kamu bisa memanfaatkan leverage tinggi secara lebih bertanggung jawab. Selalu prioritaskan edukasi, perencanaan, dan sikap disiplin agar setiap keputusan trading tetap rasional dan terukur.
Disclaimer: Semua artikel dari Pintu Academy ditujukan untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan nasihat keuangan.