Dalam mengambil keputusan investasi, analisa fundamental merupakan pertimbangan paling penting. Namun, bagi sebagian investor, melihat pola tren pergerakan harga alias analisa teknikal juga menjadi hal yang tak kalah penting nya. Oleh karena itu, banyak investor yang belajar cara membaca pola candlestick guna menguasai analisa candlestick
Dengan melakukan analisa candlestick, investor akan mengamati data historis berupa pergerakan naik-turunnya grafik harga yang kemudian polanya akan dijadikan acuan para investor dalam mengambil keputusan. Adapun, candlestick biasanya digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham maupun aset kripto.
Ringkasan Artikel
- 📊 Candlestick merupakan indikator teknikal yang merepresentasikan aktivitas harga pada rentang waktu tertentu di mana terdapat informasi berupa harga pembukaan (open), harga penutupan (close), harga tertinggi (high), dan harga terendah (low)
- 📖 Membaca pergerakan candlestick menjadi hal yang penting lantaran investor bisa mendapatkan sinyal terkait potensi pergerakan harga dan membaca psikologi pasar yang dapat menjadi modal berharga dalam mengambil keputusan investasi
- ⚠️ Dalam candlestick terdapat tiga pola umum yang dijadikan rujukan potensi pergerakan harga ke depan, yakni bullish reversal yang menandakan pembalikan tren penguatan harga, bearish reversal yang mengindikasikan pembalikan tren pelemahan harga, dan continuation yang menandakan kelanjutan tren harga sebelumnya.
Apa Itu Candlestick?
Dalam pembahasan harga kripto, kata-kata candlestick kerap muncul. Lantas, timbul pertanyaan: apa itu candlestick? Sebenarnya, candlestick merupakan indikator yang merepresentasikan aktivitas harga sebuah aset pada rentang waktu tertentu, bisa menit, jam, harian, atau bahkan mingguan. Contohnya seperti yang terlihat pada grafik harga Bitcoin yang diambil dari TradingView berikut ini.
Setiap instrumen candlestick menampilkan data harga sebuah aset melalui empat informasi, yakni, harga pembukaan (open), harga penutupan (close), harga tertinggi (high), dan harga terendah (low).
Fungsi candlestick adalah memberikan gambaran kepada para investor soal potensi pergerakan harga ke depan. Oleh sebab itu, setelah melakukan analisa fundamental, investor juga akan melakukan analisa candlestick agar bisa mengambil keputusan pada momentum yang tepat. Melalui analisa candlestick, investor pada akhirnya dapat memperkirakan tren selanjutnya apakah bergerak bullish atau bearish.
Cara Membaca Pola Candlestick
Dalam membaca pergerakan candlestick, investor harus bisa memperhatikan bagian yang berbentuk kotak berwarna atau biasa disebut ‘badan’. Bagian ini mengindikasikan apakah harga pembukaan atau harga penutupan lebih tinggi.
Jika ‘badan’ ini berwarna merah maka menunjukkan penurunan harga dan ada tekanan jual. Dalam candle ini, bagian bawah menandakan harga penutupan dan bagian atas menandakan harga pembukaan. Sementara jika ‘badan’ berwarna hijau, artinya terjadi kenaikan harga dan ada tekanan beli. Lalu, bagian bawah pada candle ini menunjukkan harga pembukaan, sedangkan bagian atas menandakan harga penutupan.
Dari candlestick tadi, terdapat sumbu baik pada bagian atas maupun bawah yang disebut sebagai shadows. Indikator ini memperlihatkan pergerakan rentang harga sepanjang periode tertentu, dari terendah ke tertinggi. Shadow bagian atas menunjukkan harga tertinggi pada periode tersebut, lalu pada bagian bawah menunjukkan harga terendah pada periode tersebut.
Baca juga: Apa Itu Analisis Teknikal dan Bagaimana Cara Melakukannya?
Pentingnya Membaca Pergerakan Candlestick?
Membaca pergerakan candlestick merupakan hal yang penting, pasalnya, lewat candlestick, investor tidak hanya melihat seperti apa fluktuasi harga aset kripto, melainkan juga bisa mendapatkan sinyal terkait potensi pergerakan harga ke depan.
Tak hanya itu, membaca pergerakan candlestick juga memungkinkan investor melihat psikologi pasar secara jelas. Maksudnya, investor bisa melihat pihak mana yang sedang mendominasi perdagangan, apakah pembeli atau penjual. Adapun, hal ini akan terlihat dari bentuk body dan shadow sebuah candlestick.
Candlestick juga memanfaatkan data harga dan langsung terupdate begitu sebuah periode berakhir. Oleh sebab itu, pola candlestick disebut sebagai ‘leading’ indikator dan bukan ‘lagging’ indikator. Tak heran pada akhirnya jika kemampuan analisa candlestick menjadi senjata yang harus dimiliki oleh para investor.
Pola Candlestick Beserta Artinya
Nah setelah tahu pentingnya mengamati dan membaca pergerakan candlestick, berikutnya investor harus memahami pola pergerakan candlestick. Pola-pola ini yang dapat mengindikasikan tren pergerakan harga berikutnya. Dengan memahami pola candlestick, diharapkan investor bisa mengambil keputusan investasi di momentum yang tepat agar dapat memaksimalkan peluang yang ada.
Secara umum, terdapat tiga jenis pola pergerakan candlestick, yakni pola candlestick bullish reversal, pola candlestick bearish reversal, dan pola candlestick continuation.
💡 Tapi perlu diingat, bahwa pola candlestick tidak memberikan akurasi yang 100% karena pola candlestick hanya sebatas menampilkan kemungkinan pergerakan harga, bukan menjamin pergerakannya.
Pola Candlestick Bullish Reversal
Sesuai dengan namanya, pola-pola candlestick berikut mengindikasikan terjadinya pembalikan tren harga dari downtrend menjadi uptrend. Berikut jenis-jenis candlestick bullish yang sering dijadikan acuan para trader:
- Bullish Hammer
Bullish hammer ditandai dengan adanya candlestick yang menyerupai bentuk palu dengan ‘badan’ berwarna hijau pada akhir downtrend yang kemudian diiringi dengan uptrend. Pola ini menandakan tren bearish telah berakhir dan akan berbalik menjadi tren bullish.
- Morning Star
Morning star menunjukkan adanya candlestick dengan badan merah atau hijau berukuran kecil yang berada di bawah apitan candlestick dengan badan merah dan hijau berukuran besar. Pola ini umumnya mengindikasikan bagian akhir dari downtrend dan merupakan sinyal pembalikan uptrend.
- Three White Soldier
Three white soldier terdiri dari tiga candlestick yang berbentuk seperti anak tangga menanjak berbadan hijau. Ketiga candle tersebut mempunyai badan yang cukup panjang dan diiringi dengan sumbu yang cenderung pendek. Pola ini memperlihatkan adanya tekanan beli yang konsisten setelah mengalami downtrend.
- Bullish Engulfing Candle
Bullish Engulfing Candle terjadi ketika candlestick hijau menelan seutuhnya candlestick merah yang berada di akhir downtrend. Artinya, candlestick hijau dari sisi pembukaan memiliki harga yang lebih rendah, namun dari sisi penutupan memiliki harga yang lebih tinggi dari candlestick merah. Semakin tinggi candlestick hijau, maka semakin kuat sinyal tren pembalikan harga ke depan karena menandakan adanya tren pembelian yang besar.
5. Piercing Line
Piercing line merupakan pola yang memperlihatkan adanya penurunan harga namun diiringi dengan tekanan aksi beli. Hal tersebut tercermin dari candlestick pertama yang disusul oleh candlestick hijau yang harga penutupannya setidaknya lebih dari setengah bagian candlestick pertama. Ini mengindikasikan banyak investor yang tertarik membeli dari posisi harga terendah sehingga mendorong harga aset naik dan berpotensi berbalik bullish.
Baca juga: 4 Indikator Trading Crypto Terbaik yang Harus Diperhatikan
Pola Candlestick Bearish Reversal
Selain pola bullish, candlestick juga bisa digunakan untuk memperkirakan pergerakan tren bearish. Sesuai dengan namanya, pola candlestick bearish reversal mengindikasikan terjadinya pembalikan harga dari uptrend menjadi downtrend.
Adapun, beberapa jenis-jenis candlestick yang memberikan sinyal bearish adalah sebagai berikut:
- Bearish Harami
Bearish harami dapat diidentifikasi jika dalam pergerakan uptrend muncul sebuah candlestick hijau besar yang diiringi oleh candlestick merah kecil yang seluruh bagian tubuhnya tidak melebihi bagian atas maupun bawah tubuh candlestick sebelumnya. Pola ini memperlihatkan kemungkinan terjadinya tren penurunan harga.
2. Dark Cloud Cover
Dark cloud cover merupakan pola kebalikan dari candlestick piercing line. Pola ini terdiri dari candlestick hijau yang dilanjutkan oleh candlestick merah yang harga penutupannya setidaknya lebih dari setengah bagian candlestick hijau sebelumnya. Hal tersebut memperlihatkan adanya upaya untuk bullish, namun justru terjadi aksi jual yang pada akhirnya membuat momentum berbalik. Pola ini menjadi penanda dari akhir pergerakan uptrend.
3. Hanging Man
Hanging man merupakan pola yang terjadi ketika ada candlestick merah tunggal dengan sumbu panjang ke bawah yang muncul di bagian teratas dalam pergerakan uptrend. Sumbu yang panjang ke bawah memperlihatkan tekanan jual yang kuat. Oleh karena itu, keberadaan hanging man bisa memperlihatkan potensi terjadinya pembalikan arah menjadi bearish.
4. Shooting Star
Shooting star terbentuk ketika muncul candlestick merah pada pergerakan uptrend. Adapun candlestick hijaunya memiliki tubuh yang tebal dan candlestick merahnya memiliki tubuh yang cenderung kecil namun mempunyai sumbu yang panjang ke atas. Hal tersebut menandakan harga sempat menguat, namun justru berbalik arah dan ditutup di bawah atau tidak jauh dari harga pembukaan.
5. Three Black Crows
Three black crows merupakan kebalikan dari pola three white soldiers yang telah disebutkan pada pola bullish tadi. Pola ini memperlihatkan adanya tiga candlestick merah berturut-turut yang membentuk seperti turunan anak tangga. Salah satu ciri-ciri pola ini adalah dua candlestick terakhir memiliki pembukaan harga yang berada di tengah-tengah candlestick sebelumnya. Lalu, penutupan harga juga lebih rendah dari candlestick yang sebelumnya.
Baca juga: Bull dan Bear Market: Definisi dan Cara Membedakannya
Pola Candlestick Continuation
Jika kedua bagian sebelumnya membahas pola candlestick yang menandakan pembalikan arah tren pergerakan harga, berikut merupakan jenis-jenis candlestick yang tidak memperlihatkan adanya perubahan harga pasar. Pola ini disebut juga sebagai pola kontinu alias continuation yang mengindikasikan pergerakan harga akan searah dengan tren harga yang sudah ada, baik itu uptrend maupun downtrend.
- Doji
Doji merupakan candlestick yang memiliki body cenderung tipis di tengah serta sumbu yang cenderung sejajar. Pola ini mengindikasikan sinyal yang netral lantaran harga pembukaan maupun penutupan yang hampir sama. Doji juga menunjukkan adanya keraguan pasar terhadap nilai aset yang sesungguhnya.
2. Spinning Top
Pola spinning top memiliki badan yang berada di tengah dengan ukuran cenderung lebih besar serta sumbu lebih panjang ketimbang doji. Umumnya sumbu memiliki ukuran yang sama mengindikasikan periode istirahat karena tekanan pasar sedang kehilangan kendali. Pola ini juga memperlihatkan tidak adanya perubahan harga yang signifikan.
Belajar Membaca Candlestick di Aplikasi Pintu
Nah, setelah kamu selesai belajar membaca pola candlestick, jangan lupa untuk mencoba mengimplementasikannya ketika melakukan transaksi di aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa membaca beragam candlestick dari berbagai aset kripto seperti BTC, BNB, ETH, dan yang lainnya dengan cara aman dan mudah.
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar soal kripto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- Alexandria, Candlesticks, CoinMarketCap, diakses pada 7 September 2022
- Bearish Candlestick Patterns You Should Know, Bit Panda, diakses pada 7 September 2022
- Bullish Candlestick Patterns in Crypto Trading You Should Know, Bit Panda, diakses pada 7 September 2022.
- Connor Blenkinsop, How to Predict Crypto Price Trends, Explained, CoinTelegraph, diakses pada 7 September 2022
- Cory Mitchell, Understanding Basic Candlestick Charts, Investopedia, diakses pada 7 September 2022.
- Mariana Galstyan, Using Bullish Candlestick Patterns To Buy Stocks, Investopedia, diakses pada 7 September 2022
- Sam Oimet, A Beginner’s Guide to Candlesticks, Coindesk, diakses pada 7 September 2022