Per Maret 2023, sudah ada lebih dari 20.000 aset crypto yang tercatat di Coinmarketcap. Namun, tidak semua aset crypto tersebut dapat diandalkan atau bernilai investasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan riset sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam suatu proyek crypto. Salah satu cara terbaik untuk memahami proyek crypto adalah dengan membaca whitepaper-nya. Lalu bagaimana cara membaca whitepaper untuk membantu membuat keputusan dalam investasi atas suatu aset crypto? Yuk baca artikel berikut.
Ringkasan Artikel
- 📄 Whitepaper adalah dokumen yang menjelaskan sebuah proyek secara rinci, dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca atau calon investor.
- 🧠 Whitepaper mencakup informasi penting seperti tujuan proyek, masalah yang ingin dipecahkan, orang-orang yang terlibat dalam proyek, hingga bagaimana proyek tersebut berencana untuk mencapai langkah-langkah tersebut.
- ⚖️ Dengan mempelajari cara membaca whitepaper, dapat membantu kamu membuat keputusan dalam berinvestasi dengan memilih proyek yang memiliki potensi lebih besar.
Apa itu Whitepaper Crypto?
Whitepaper dalam cryptocurrency adalah rangkuman dari sebuah proyek crypto. Biasanya di dalamnya dijelaskan masalah yang ingin dipecahkan, solusi yang diusulkan, teknologi yang digunakan, tim yang terlibat, dan roadmap proyek tersebut.
Whitepaper dapat kamu temukan di website resmi sebuah proyek crypto. Atau, penjelasan terkait whitepaper juga biasanya terdapat di bagian dokumentasi website tersebut. Beberapa proyek crypto menempatkan whitepaper di menu bar utama agar dapat ditemukan langsung oleh pembaca atau calon investor.
Sebenarnya, apa fungsi whitepaper? Fungsi utama whitepaper adalah memberikan informasi detail tentang proyek crypto. Selain itu, whitepaper juga digunakan sebagai sarana pemasaran dan promosi proyek dan dapat menjadi dasar untuk pengembangan crypto baru.
Bagaimana Cara Membaca Whitepaper?
Periksa Tanggal dan Penulis Whitepaper
Setelah mendapatkan dokumen whitepaper, kamu bisa melihat tanggal tertulis pada dokumen tersebut. Pastikan whitepaper yang kamu baca adalah versi terbaru. Hal ini memungkinkan adanya perubahan teknologi atau hard fork jaringan pada suatu proyek blockchain.
Selain itu, kamu juga bisa melihat nama penulis whitepaper. Biasanya, penulis adalah para anggota tim yang ikut mengembangkan proyek crypto tersebut. Bahkan beberapa proyek ditulis sendiri oleh founder-nya yang juga merupakan ahli di dalam bidang teknologi tersebut. Contohnya seperti whitepaper Arbitrum yang ditulis oleh founder-nya, Edward W. Felten bersama dengan tim yang tergabung dalam Offchain Labs.
Cari tahu lebih lanjut tentang Apa itu Arbitrum?
Ketahui Proyek Crypto dan Masalah Apa yang Ingin Diselesaikan
Whitepaper dapat dikatakan sebagai wajah dari suatu proyek crypto. Tim penulis pasti membuatnya dengan jelas agar dapat dimengerti pembaca. Di bagian abstrak atau pendahuluan suatu whitepaper, kamu sudah dapat mengetahui tujuan dari proyek tersebut. Begitupun masalah apa saja yang ingin diselesaikan dan bagaimana ia menyelesaikan masalah tersebut. Contohnya pada isi whitepaper Bitcoin, Satoshi Nakamoto mengangkat masalah sentralisasi pembayaran online dan memberikan solusi sistem pembayaran peer-to-peer yang memungkinkan pengguna tidak membutuhkan pihak ketiga.
Selain itu, kamu juga bisa melihat apakah proyek crypto tersebut dibangun dari awal atau merupakan sebuah hard fork yang menyalin kode dari proyek crypto lain, namun dengan tambahan fitur. Contohnya, proyek Sushi yang menyalin kode open source-nya milik Uniswap.
Ketahui Cara Kerjanya
Mungkin terkesan sedikit teknis ketika membaca cara kerja suatu proyek crypto. Semakin kompleks teknologi yang digunakan, semakin panjang juga isi dari whitepaper tersebut. Penjelasan teknologi biasanya disertai dengan gambar-gambar untuk menjelaskannya secara detail. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pembaca untuk mengerti proyek dan teknologi yang mendasarinya.
Hal dasar yang dapat kamu ketahui adalah sistem mekanisme konsensus yang diterapkan. Ini adalah algoritma yang memastikan blockhcain bekerja dengan baik. Proof of work (PoW) dan proof of stake (PoS) adalah dua jenis mekanisme konsensus yang paling terkenal.
Dengan mengetahui cara kerja dari teknologi suatu proyek crypto, kamu bisa menilai apakah proyek tersebut memiliki potensi yang menarik atau tidak. Misalnya pada contoh whitepaper proyek crypto Chainlink (LINK), dijelaskan bagaimana Chainlink bekerja. Ia bekerja sebagai perantara yang dapat menghubungkan blockchain dengan data yang ada di dunia nyata (off-chain), seperti cuaca, skor pertandingan olahraga, dan lain-lain. Chainlink bekerja menggunakan oracle dan Application Programming Interface (API) untuk mengambil data-data on-chain dan off-chain.
Setelah mengetahui cara kerja, kelebihan, dan kekurangan teknologi Chainlink, ini dapat memudahkan kamu dalam menentukan apakah kamu benar-benar ingin berinvestasi pada proyek tersebut atau tidak.
Pahami lebih dalam tentang Chainlink (LINK) di sini. Selain itu, kamu juga bisa membaca artikel token pilihan kamu di website Pintu Academy.
Pahami Token Ekonomi atau Tokenomik
Pada bagian ini kamu bisa melihat alokasi token, total pasokan token, kegunaan token, token listing, inflasi token, dan jadwal vesting atau penguncian token. Untuk alokasi token, biasanya berbentuk tabel atau diagram yang membagi token menjadi beberapa persen untuk pihak-pihak yang terlibat.
Setiap proyek memiliki distribusi token awal dan tim proyek telah menentukan berapa banyak token yang akan beredar dan bagaimana cara token tersebut beredar.
Suatu token dapat memilki fungsi sebagai token utilitas (utility token) dan/atau token tata kelola (governance token). Token utilitas adalah token yang dirancang untuk digunakan dalam ekosistem suatu proyek crypto. Sedangkan token tata kelola adalah token yang memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting terkait dengan proyek crypto.
Sebagai token utilitas, ia juga dapat digunakan untuk membayar semua transaksi yang terjadi di dalam blockchain utama (L1). Ketika proyek lain membangun dApps di atas blockchain tersebut, ia akan menggunakan token crypto tersebut sebagai alat bayarnya. Ini dapat membuat harga token L1 meningkat karena adanya permintaan. Namun beberapa proyek dApps juga memiliki token sendiri untuk menjalankan aplikasinya di atas blockchain L1. Tetapi, ia akan tetap menggunakan token L1 untuk beberapa transaksi.
Ketahui Roadmap
Pada bagian ini setidaknya terdapat informasi apa saja yang telah dicapai oleh suatu proyek crypto selama beberapa waktu terakhir dan rencana apa saja yang akan dilakukan di masa mendatang. Roadmap ini biasanya berbentuk timeline.
Timeline pada roadmap meliputi perilisan testnet, mainnet, crypto wallet, perilisan token di exchange, upgrade sistem, hingga kerja sama dengan beberapa pihak penting. Tanggal-tanggal penting tersebut kerap kali dapat memengaruhi kenaikan harga koin.
Baca juga Apa itu Fetch AI (FET)? – Blockchain Machine Learning
Ketahui Tim yang Terlibat
Di dalam whitepaper, kamu bisa mengetahui siapa saja orang-orang yang membangun suatu proyek aset crypto. Kamu juga bisa mengecek anggota tim apakah mereka pernah bekerja di suatu proyek yang sukses, atau pernah bekerja di perusahaan besar yang sejenis. Pastikan riwayat pekerjaan mereka sesuai dengan keahliannya. Misalnya, kamu bisa cek founder suatu proyek crypto token artificial intelligence (AI) apakah memiliki background sebagai ahli ilmu komputer dan sejenisnya atau tidak.
Beberapa proyek crypto cenderung mencantumkan foto, nama asli, dan akun Linkedin yang bisa langsung memberikan informasi identitas dan pengalaman pekerjaan mereka. Namun, beberapa proyek crypto tidak memberikan identitas timnya dengan jelas, hanya avatar dan nama saja. Bahkan beberapa juga dibangun oleh tim dengan nama samaran.
Kamu perlu berhati-hati apabila founder atau pengembang dari satu proyek crypto yang kamu minati tidak mencantumkan identitasnya secara jelas. Selalu terapkan prinsip kehati-hatian dan pastikan untuk melakukan riset lebih lanjut mengenai proyek tersebut serta komunitasnya.
Kesimpulan
Membaca whitepaper adalah langkah penting dalam menentukan proyek crypto terbaik untuk diinvestasikan. Dokumen ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan dan visi proyek. Memahami whitepaper juga membantu kamu memilih proyek yang memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh di masa depan. Oleh karena itu, kamu harus memperhatikan whitepaper dan mempertimbangkan informasi yang diberikan di dalamnya sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam suatu proyek crypto.
Beli Aset Crypto di Pintu
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- Simona Ram, How to Read Crypto Whitepaper? Dailycoin, diakses 27 Maret 2023
- Coin Bureau, Reading Crypto Whitepapers: How to Find GEMS, Youtube, diakses 27 Maret 2023
- Kirsty Moreland, How to Read a White Paper, Ledger Academy, diakses 27 Maret 2023