Manajemen risiko adalah aspek wajib yang harus dimiliki oleh setiap trader. Ini dilakukan agar kerugian dan keuntungan tetap terkendali, sehingga pergerakan harga tidak mudah memicu keputusan emosional. Salah satu strategi yang mendukung penerapan manajemen risiko adalah penggunaan Risk Reward Ratio. Rasio ini menjadi parameter penting bagi trader untuk mengukur potensi keuntungan dengan risiko yang diambil. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana penggunaan Risk Reward Ratio dapat membantu trader menjadi lebih konsisten dan rasional saat mengambil keputusan trading.
Ringkasan Artikel
- 🔎 Risk Reward Ratio mengukur seberapa besar kerugian dan keuntungan dari posisi yang dibuka.
- 🧠 Risk Reward Ratio membantu trader menjaga manajemen risiko setiap transaksi trading. Dengan rasio ini, trader dapat menilai apakah sebuah transaksi layak dieksekusi atau tidak, berdasarkan tingkat kesepadanan antara potensi keuntungan dengan risiko kerugiannya.
- 💸 Rasio 1:2 antara risiko dan potensi keuntungan merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan oleh trader profesional karena dianggap paling seimbang.
Penjelasan Risk Reward Ratio
Risk Reward Ratio adalah perbandingan antara potensi keuntungan dan kerugian berdasarkan risiko setiap trade yang dilakukan. Alat ini membantu trader menghitung risiko dan profit secara lebih presisi agar tetap sejalan dengan manajemen risiko yang sudah ditetapkan.
Dalam praktiknya, trader yang menerapkan manajemen risiko biasanya sudah menentukan ukuran risiko setiap trade, yaitu berapa persen maksimal kerugian yang boleh terjadi dalam satu transaksi trading. Umumnya, angka ini berada di kisaran 1%-5% dari total kapital.
Dengan mengetahui besaran risiko setiap trade, trader akan lebih mudah menggunakan Risk Reward Ratio untuk menentukan:
- Target profit (Take Profit)
- Batas kerugian (Stop Loss)
- Apakah suatu posisi layak diambil atau tidak
Rasio umum yang digunakan trader profesional adalah 1:2. Artinya, setiap 1 USDT yang dirisikokan dalam satu transaksi trading, trader menargetkan 2 USDT sebagai potensi keuntungan.
Kenapa Risk Reward Ratio Penting?
Risk Reward Ratio membantu trader menilai apakah suatu transaksi trading layak diambil berdasarkan perbandingan antara risiko dan potensi keuntungan.
Analogi sederhananya: kamu tidak akan menukarkan satu mobil McLaren dengan satu mobil Avanza, kan? Begitu pula dengan Risk Reward Ratio, jika potensi keuntungannya tidak lebih besar daripada risikonya, sebaiknya trade tersebut tidak dilakukan.
Contoh Risk Reward Ratio 1:2
| Modal | Jumlah Trade | Keadaan | P/L Per Trade | Total P/L |
| 1.000 USDT | 40 | PROFIT | +20 USDT | +800 USDT |
| – | 60 | LOSS | -10 USDT (1%) | -600 USDT |
| TOTAL | 100 | – | – | +200 USDT |
Jika kita bedah tabel di atas, trader dengan modal 1.000 USDT, win rate 40% dari 100 trade (40 profit dan 60 loss) masih bisa berada dalam kondisi untung apabila menggunakan Risk Reward Ratio 1:2. Meskipun jumlah trade yang mengalami kerugian lebih banyak, hasil akhirnya tetap untung sebesar 20% dari total portfolio. Hal ini terjadi karena setiap kerugian hanya sebesar 10 USDT, sedangkan setiap keuntungan bernilai dua kali lipat dari risiko yang diambil, yaitu 20 USDT.
Contoh Risk Reward Ratio 1:3
| Modal | Jumlah Trade | Keadaan | P/L Per Trade | Total P/L |
| 1.000 USDT | 30 | PROFIT | +30 USDT | +900 USDT |
| 70 | LOSS | -10 USDT (1%) | -700 USDT | |
| TOTAL | 100 | – | – | +200 USDT |
Perlu diketahui bahwa rasio ini dapat disesuaikan dengan strategi masing-masing trader. Sebagian trader profesional bahkan menggunakan rasionya 1:3, artinya target keuntungan yang diambil harus tiga kali lebih besar dari batas kerugian setiap trade. Dengan rasio seperti ini, win rate sebesar 30% pun masih memungkinkan trader untuk tetap menghasilkan profit.
Hal ini penting karena trading bukan hanya soal mengejar keuntungan besar, tetapi juga tentang bagaimana trader mampu bertahan lebih lama di pasar sekalipun mengalami kerugian berturut-turut.
Cara Menggunakan Risk Reward Ratio
Risk Reward Ratio dapat digunakan pada berbagai jenis pasar, baik spot maupun perpetual futures. Namun, penting untuk memahami bahwa kedua pasar ini memiliki mekanisme yang berbeda. Pada perpetual futures, terdapat fitur leverage yang memungkinkan trader bisa membuka posisi lebih besar dari modal yang dimiliki, sehingga perhitungan risiko harus dilakukan dengan lebih presisi.
Baca juga artikel selengkapnya mengenai Perbedaan Pasar Spot dan Futures Trading di Pintu Academy.
Baik di pasar spot maupun futures, Risk Reward Ratio tetap tidak dapat dipisahkan dari manajemen risiko. Pada dasarnya, trader bisa membuka posisi pada aset apa pun selama terdapat validasi sinyal positif baik dari sisi teknikal atau fundamental, dengan satu syarat utama bahwa kerugian setiap trade tidak melebihi batas toleransi risiko yang telah ditetapkan.
1. Tentukan Batas Risiko Setiap Trade
Langkah pertama dalam menggunakan Risk Reward Ratio adalah menentukan batas maksimal kerugian setiap trade. Misalnya, kamu menetapkan risiko maksimal sebesar 1% dari total modal. Jika modal yang dimiliki adalah 1.000 USDT, maka risiko kerugian setiap trade adalah 10 USDT. Secara teori, diperlukan 100 kerugian beruntun untuk menghabiskan modal atau likuidasi.
2. Menghitung Ukuran Posisi dan Rasio yang Ideal
Setelah menentukan risiko setiap trade, langkah selanjutnya adalah menghitung ukuran posisi yang ideal agar kerugian tidak melebihi batas toleransi. Jika diambil dari contoh sebelumnya, batas toleransi risiko setiap trade yaitu 10 USDT.
Sebagai contoh, jika kamu memiliki total modal 1.000 USDT dan ingin membuka posisi pada perpetual futures, kamu tidak harus menggunakan seluruh modal yang dimiliki untuk membuka ukuran posisi yang besar jika mengedepankan manajemen risiko untuk bertahan lebih lama di pasar dan menjaga kerugian tetap terkendali sesuai batas yang telah ditentukan.
| Total Modal | 1.000 USDT |
| Kontrak | SOLUSDT-PERP |
| Tipe Posisi | LONG |
| Ukuran Posisi | 1 SOL |
| Leverage | 25x |
| Harga Entri | $124 |
| Initial Margin (menggunakan IM Buffer) | 4,96 USDT |
| Available Margin | 995,04 USDT |
| Harga Take Profit | $144 (+20 USDT) |
| Harga Stop Loss | $114 (-10 USDT) |
| Risk Reward Ratio | 1:2 |
| Margin Ratio | 0,496% |
| Mode Margin | Cross margin |
Rumus ukuran posisi (long):
Ukuran posisi = Risiko setiap trade / Harga Entri – Stop Loss
Rumus ukuran posisi (Short):
Ukuran posisi = Risk setiap trade / Stop Loss – Harga Entri
Baca juga artikel selengkapnya mengenai Apa itu IM Buffer di Pintu Academy
Pada contoh di atas, ukuran posisi tergolong sangat kecil karena hanya mengalokasikan sekitar 4,96 USDT dari total modal 1.000 USDT, atau sekitar 0,496%. Posisi long 1 SOL di harga $124, stop loss ditempatkan di $114 (🔻8,06% dari harga entri) dan take profit di $144 (🟢 16,12% dari harga entri). Dengan skenario ini, kerugian maksimal adalah 10 USDT, sementara potensi keuntungan adalah 20 USDT, sehingga rasio yang digunakan adalah 1:2.
Kenapa menggunakan perpetual futures dibanding pasar spot?
Perpetual futures menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam membuka posisi trading. Tidak hanya memungkinkan trader membuka posisi long/beli, tetapi juga short/jual, sehingga tetap memiliki potensi profit meskipun pasar sedang bearish. Inilah alasan mengapa perpetual futures sering menjadi pilihan trader aktif.
Jika menggunakan pasar spot, trader perlu mengalokasikan sekitar 124 USDT (12,4% dari modal 1.000 USDT) untuk membeli aset SOL. Namun, pada contoh di atas, dengan menggunakan futures, trader hanya mengalokasikan 4,96 USDT (0,496% dari 1.000 USDT). Artinya, modal dapat digunakan jauh lebih efisien, dan trader masih memiliki ruang untuk membuka beberapa posisi lain selama risikonya sepadan dengan potensi keuntungan.
Berapa ukuran leverage yang dapat digunakan?
Dengan mengetahui batas risiko pada setiap trade, trader dapat menggunakan leverage berapa pun yang diinginkan. Namun, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan:
- Semakin besar leverage, semakin kecil margin yang dikunci.
- Semakin besar ukuran posisi, semakin sempit ruang toleransi kerugian (jarak antara entri dan stop loss semakin pendek).
Intinya, trader hanya perlu berfokus terhadap ukuran posisi dan risiko kerugian setiap trade bukan besaran leverage. Jika risiko setiap trade kecil, kamu bisa mempertimbangkan untuk membuka ukuran posisi yang kecil juga. Tujuannya agar ketika pasar bergerak volatil, posisi kamu tidak cepat tersentuh stop loss. Prinsip ini sudah ditunjukkan pada contoh perhitungan di tabel sebelumnya.
Bagaimana dengan win rate yang rendah?
Jika win rate kamu berada di bawah 50% dari total transaksi trading, pertimbangkan untuk menggunakan rasio 1:2 atau 1:3. Untuk pendekatan yang lebih konservatif, rasio 1:1 juga dapat dipilih. Intinya, semakin besar target keuntungan yang diinginkan, semakin besar pula rasionya. Kamu bisa menyesuaikan rasio sesuai dengan tingkat toleransi risiko setiap trade dan strategi trading masing-masing.
3. Menentukan Posisi Aset
Sebelum menghitung Risk Reward Ratio, tentukan terlebih dahulu aset dan posisi yang akan dibuka. Kamu dapat mengombinasikan analisis teknikal dan fundamental untuk menentukan aset yang paling potensial.
- Kamu bisa melakukan screening aset yang memiliki potensi kenaikan/penurunan.
- Lakukan analisa teknikal dan fundamental.
- Tentukan posisi Long atau Short berdasarkan hasil analisismu dan validasi yang kamu temukan di pasar.
4. Eksekusi
Setelah itu, kamu juga bisa menggunakan parameter Risk Reward Ratio dan membuka posisi Long atau Short melalui Pintu Futures. Kamu dapat mengakses Pintu Futures melalui aplikasi mobile maupun website. Pada contoh ini, kami akan memberikan tutorial melalui versi website agar lebih mudah dalam menerapkan Risk Reward Ratio. Berikut ini cara menggunakannya secara efektif:
1.Buka website Pintu melalui link ini: https://pintu.co.id/pro/id/trade/futures/SOLUSDT-PERP. Di sini, kamu dapat memilih kontrak yang ingin ditradingkan.

2. Setelah memilih kontrak, lakukan analisa terhadap aset yang dipilih. Kamu bisa menggunakan Support & Resistance atau analisa teknikal lainnya. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui area krusial untuk menentukan titik entri.

3. Pilih Posisi Pembelian (Long) atau Posisi Penjualan (Short) untuk mulai menggunakan alat Risk Reward Ratio yang terletak di sebelah kiri chart.

4. Klik area chart, lalu sesuaikan Risk Reward Ratio dengan menarik garis entri, stop loss, dan take profit. Kamu juga bisa mengaturnya secara manual dengan klik dua kali pada area Risk Reward Ratio.
Setup yang digunakan:
- Kontrak: SOLPERP-USDT
- Jumlah: 1 SOL (Short)
- Harga Entri: $143,50
- Stop Loss: $153,50 (-10 USDT) naik 6,97% dari harga entri
- Take Profit: $123,50 (+20 USDT) turun 13,94% dari harga entri
- Risk Reward Ratio: 1:2

Sebelum menggunakan alat Risk Reward Ratio, kamu bisa lebih mudah mengaturnya dengan menghitung terlebih dahulu ukuran posisi yang sesuai dengan risiko setiap trade, rumusnya ada di pembahasan sebelumnya.
Setelah mengetahui ukuran posisi, harga entri, stop loss, dan take profit dengan jelas, masukkan nilai tersebut ke kolom yang sudah tersedia di “Posisi Penjualan”. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan visualisasi seberapa jauh pergerakan harga yang dibutuhkan untuk menyentuh batas risiko per trade atau mencapai target profit beserta rasionya.
Kenapa trade ini menggunakan rasio 1:2? Apakah sepadan dengan risikonya?
Penggunaan rasio 1:2 bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil analisa teknikal, area resistance ini terbukti cukup kuat dalam beberapa waktu terakhir. Jika support terdekat berhasil ditembus (breakout), peluang penurunan harga menuju level penting selanjutnya yaitu di sekitar $123 menjadi jauh lebih besar.
Dengan menempatkan target profit pada area tersebut, potensi keuntungan menjadi dua kali lipat dari risiko yang ditanggung, sehingga trade ini memiliki Risk Reward Ratio 1:2 dan secara probabilitas dianggap sepadan dengan risikonya untuk dieksekusi.
5. Tentukan leverage, harga entri, ukuran posisi, take profit dan spot loss. Kemudian pilih “Short”.

6. Konfirmasi pesanan yang sudah dibuat. Selamat! kamu sudah berhasil menggunakan Risk Reward Ratio di Pintu Futures.

Kamu juga bisa mengakses Pintu Futures langsung melalui aplikasi Pintu, dengan memilih tab Futures yang ada di halaman utama, atau mengaksesnya melalui halaman Market di Pintu.
Disclaimer: Semua artikel dari Pintu Academy ditujukan untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan nasihat keuangan.
Kesimpulan
Memahami risiko setiap trade adalah kunci utama untuk menentukan Risk Reward Ratio secara akurat. Meskipun alat ini banyak digunakan di pasar futures, risiko tetap dapat dikendalikan selama trader disiplin dan menghitung kerugian dengan benar. Leverage pun tidak akan menjadi masalah selama disiplin dalam menjaga ukuran posisi dan risiko setiap trade. Selain itu, Risk Reward Ratio berfungsi sebagai alat visualisasi yang membantu trader melihat seberapa jauh potensi pergerakan harga menuju stop loss maupun take profit. Dengan begitu, keputusan trading dapat diambil secara lebih rasional dan terukur.