XRP Ledger (XRPL) adalah salah satu blockchain publik tertua yang masih aktif digunakan sejak diluncurkan pada Juni 2012. Menurut dokumentasi resmi di XRPL.org, jaringan ini mampu memproses sekitar 1.500 transaksi per detik dengan biaya transaksi rata-rata hanya 0,00001 XRP (sekitar Rp0,00016 dengan kurs XRP Rp16.000).
Ingin tahu bagaimana cara kerja XRP Ledger (XRPL) dan mengapa teknologi ini dianggap sebagai salah satu inovasi penting dalam dunia crypto dan cryptocurrency? Simak panduan lengkapnya di artikel ini!
Ringkasan Artikel
- 🌐 XRP Ledger (XRPL): XRP Ledger adalah jaringan blockchain open-source yang dikembangkan pertama kali pada tahun 2012 oleh David Schwartz, Jed McCaleb, dan Arthur Britto. Jaringan ini dikenal karena kecepatan transaksi yang tinggi, biaya rendah, serta fokus pada solusi pembayaran lintas batas.
- 🔒 Fitur Unggulan XRPL: Menggunakan mekanisme konsensus unik (Ripple Protocol Consensus Algorithm/RPCA) yang tidak bergantung pada proof-of-work atau proof-of-stake. XRPL memiliki lebih dari 100 validator aktif di seluruh dunia, memastikan desentralisasi dan keamanan jaringan.
- 💱 Peran XRPL dalam Crypto: XRP Ledger menyediakan infrastruktur untuk berbagai aplikasi keuangan, termasuk pembayaran lintas negara, decentralized exchange (DEX) bawaan, dan tokenisasi aset. XRP sebagai aset digital digunakan sebagai likuiditas di jaringan, namun berbeda dari XRPL itu sendiri.
- 🤝 Kerjasama & Integrasi Baru: XRPL menjalin kolaborasi dengan DBS, Franklin Templeton, dan Linklogis untuk tokenisasi aset dan rantai pasok. Chainalysis juga menambah dukungan kepatuhan bagi token XRPL.
- 🚀 Perkembangan Teknologi & Produk Baru: Pengguna kini bisa meraih hingga 8% imbal hasil lewat liquid staking. Ripple merilis roadmap baru yang menargetkan institusi, sementara data on-chain mencatat rekor aktivitas XRPL.
1. Apa Itu XRP Ledger?

XRP Ledger (XRPL) adalah blockchain open-source yang berfungsi sebagai jaringan pembayaran global. Menurut Ripple, XRPL mendukung transaksi cepat dengan konfirmasi rata-rata hanya dalam 3–5 detik, menjadikannya salah satu sistem pembayaran blockchain tercepat di dunia.
Selain sebagai sistem pembayaran, XRPL juga memiliki fitur lain seperti decentralized exchange (DEX) bawaan, kemampuan untuk menerbitkan token baru, dan mendukung penggunaan smart contract sederhana. Hal ini membuat XRPL tidak hanya relevan untuk transfer lintas batas, tetapi juga sebagai platform inovasi keuangan digital.
XRPL juga terkenal hemat energi dibanding blockchain berbasis proof-of-work seperti Bitcoin (BTC). Dengan lebih dari 150 validator aktif yang tersebar secara global, XRPL menjadi salah satu infrastruktur blockchain yang efisien, terdesentralisasi, sekaligus mendukung ekosistem aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi).
2. Kapan XRP Ledger Pertama Kali Dibuat?

XRP Ledger pertama kali diluncurkan pada Juni 2012 oleh tiga pengembang: David Schwartz, Jed McCaleb, dan Arthur Britto (Ripple Insights) pada tahun yang sama, Ripple Labs (awalnya bernama OpenCoin) didirikan untuk membantu mengembangkan ekosistem XRPL.
Sejak peluncurannya, XRPL telah menjadi salah satu blockchain tertua yang masih beroperasi secara konsisten hingga hari ini. Tujuan awalnya adalah menciptakan sistem pembayaran global yang lebih efisien dibandingkan sistem lama seperti SWIFT, dengan fokus pada kecepatan, biaya rendah, dan interoperabilitas antar mata uang.
3. Berapa Banyak Validator yang Dimiliki XRP Ledger?
Validator dalam XRPL bertugas memverifikasi transaksi dan menjaga konsensus jaringan. Berdasarkan data dari XRPL.org Validator Registry, saat ini terdapat lebih dari 150 validator independen yang beroperasi secara global.
Validator ini tidak hanya dijalankan oleh Ripple Labs, tetapi juga oleh berbagai perusahaan, universitas, dan komunitas independen. Distribusi ini memastikan XRPL tetap terdesentralisasi dan tidak bergantung pada satu pihak saja.
4. Cara Menggunakan XRP Ledger

Untuk mulai menggunakan XRP Ledger (XRPL), pengguna perlu membuat XRP Wallet. Sebelumnya, setiap wallet di XRPL membutuhkan saldo minimum 10 XRP sebagai reserve requirement (persyaratan saldo cadangan). Namun, sejak 2 Desember 2025, aturan ini telah berubah: kini pengguna hanya perlu menyiapkan 1 XRP saja sebagai saldo minimum dasar.
📌 Artinya, siapa pun bisa membuka wallet XRPL dengan modal lebih kecil, sehingga akses jaringan menjadi lebih inklusif. Setelah wallet aktif, pengguna bisa melakukan berbagai hal di XRPL, seperti:
- Transfer lintas negara dalam hitungan detik dengan biaya sangat murah, hanya sekitar 0,00001 XRP (±Rp0,16 per transaksi).
- Membuat token baru langsung di jaringan XRPL.
- Menggunakan decentralized exchange (DEX) bawaan untuk menukar aset digital tanpa perantara.
- Menyimpan atau menggunakan aset digital lain, termasuk NFT, trust line, atau stablecoin yang dibangun di XRPL.
- Berpartisipasi dalam aplikasi DeFi atau proyek lain di ekosistem XRPL.
Menurut dokumentasi XRPL, setiap objek tambahan (seperti trust line, signer list, NFT, hingga oracle) juga memerlukan reserve kecil, yaitu 0,2 XRP per item. Hal ini berfungsi sebagai mekanisme anti-spam agar jaringan tetap aman dan efisien.
📌 Dengan pemangkasan reserve requirement ini, biaya masuk ke XRPL jadi jauh lebih murah, sehingga makin banyak orang bisa ikut menggunakan teknologi blockchain ini.
5. Perbedaan XRP dan XRP Ledger

Sering kali istilah XRP dan XRP Ledger (XRPL) disamakan, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
- XRP Ledger (XRPL) adalah blockchain publik Layer-1 yang bersifat open-source dan dijalankan oleh komunitas developer global. XRPL mendukung berbagai use case seperti tokenisasi, pembayaran lintas negara, stablecoin, hingga CBDC.
- XRP adalah aset digital native dari XRPL, mirip seperti ETH di Ethereum atau SOL di Solana. XRP digunakan untuk memfasilitasi transaksi di jaringan, melindungi XRPL dari spam, sekaligus menjadi jembatan likuiditas di decentralized exchange (DEX) bawaan XRPL.
Dengan kata lain, XRP adalah token, sedangkan XRPL adalah teknologi blockchain yang menjadi infrastruktur tempat token tersebut beroperasi.
6. Kerjasama & Integrasi Baru
Berikut ini beberapa kerjasama dan integrasi baru XRPL dengan beberapa instansi dunia:
- DBS + Franklin Templeton + Ripple Pada 18 September 2025, DBS (bank Singapura), Franklin Templeton, dan Ripple mengumumkan kolaborasi untuk memungkinkan investor institusional memperdagangkan dan meminjam tokenized money market fund menggunakan stablecoin RLUSD dan token sgBENJI yang dikeluarkan di XRPL. Franklin Templeton akan menerbitkan token sgBENJI di atas XRPL dan DBS akan listing token-token tersebut di DBS Digital Exchange.
- Linklogis (China) & XRPL Fintech China bernama Linklogis menjalin kemitraan dengan XRPL untuk mendigitalkan pembiayaan rantai pasok global (supply chain finance). Aplikasi trade finance-nya akan dijalankan di mainnet XRPL, termasuk penggunaan aset nyata (RWA), settlement lintas negara, hingga eksplorasi smart contract & AI.
- Chainalysis dukung XRPL Chainalysis memperluas dukungannya terhadap XRPL dengan automatic token support di produk-produk compliance dan monitoring (KYT, Reactor) agar transaksi dan aliran dana di XRPL bisa dilacak dengan lebih mudah.
7. Perkembangan Teknologi & Produk Baru 📈

Berikut ini beberapa perkembangan teknologi dan produk baru XRPL:
- Liquid Staking mXRP Midas & Interop Labs memperkenalkan produk liquid staking bernama mXRP di XRPL EVM. Produk ini memungkinkan pemilik XRP yang sebelumnya “menganggur” untuk memperoleh yield (perkiraan hingga 6–8 %) serta integrasi ke DeFi melalui jembatan (bridge) ke XRPL.
- Roadmap XRPL untuk Institusi Ripple merilis roadmap baru yang difokuskan pada institusi: pengembangan fitur pinjaman (lending), peningkatan kemampuannya untuk mendukung stabilitas keuangan, dan upgrade infrastruktur agar XRPL lebih “ramah institusi”.
- Rekor Aktif Alamat Meskipun harga XRP sempat melemah, sebuah metrik penting di XRPL mencatat rekor jumlah alamat aktif (activated accounts) tembus 7 juta alamat.
Kesimpulan
XRP Ledger (XRPL) adalah blockchain open-source yang dirancang untuk mendukung transaksi cepat, murah, dan hemat energi. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2012, XRPL telah berkembang menjadi salah satu infrastruktur blockchain terkemuka dengan ribuan transaksi per detik dan ratusan validator independen. Memahami perbedaan antara XRP sebagai aset digital dan XRPL sebagai jaringan sangat penting bagi investor maupun pengguna baru agar tidak keliru melihat fungsi masing-masing.
Disclaimer: Semua artikel dari Pintu Academy ditujukan untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan nasihat keuangan.
Referensi
- Bitcoinist. Major Metric on XRP Ledger Hits New Record. Diakses 24 September 2025.
- Chainalysis. XRP Ledger Automatic Token Support in Chainalysis KYT and Reactor. Diakses 24 September 2025.
- Coindesk. XRP Holders Can Now Earn up to 8% Through New Liquid Staking Token. Diakses 24 September 2025.
- Cryptoslate. China-based Linklogis partners with XRP Ledger to transform global supply chain finance. Diakses 24 September 2025.
- Mitrade. XRP Ledger cuts its reserve requirement from 10 to 1 XRP, favoring small new wallets. Diakses 24 September 2025.
- Ripple. Overview of the XRP Ledger. Diakses 24 September 2025.
- Ripple. The History of Ripple. Diakses 24 September 2025.
- XRPL.org. Validators List. Diakses 24 September 2025.
- XRPL.org. Reserves. Diakses 24 September 2025.
- Reuters. DBS, Franklin Templeton, and Ripple team up for tokenised money market fund trading. Diakses 24 September 2025.
- Yahoo Finance. Ripple’s XRPL Roadmap Targets Institutions. Diakses 24 September 2025.