Berbagai fenomena global dari pandemi COVID hingga perang Ukraina-Russia menyebabkan banyak negara mengalami peningkatan inflasi. Akan tetapi, Amerika Serikat mencatat kenaikan inflasi yang sangat tinggi, yaitu 9.1% pada bulan Juni 2022. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Peningkatan inflasi yang mencetak rekor tersebut memicu bank sentral Amerika Serikat untuk mengambil kebijakan dengan meningkatkan suku bunga atau Fed Funds Rate (FFR). Kebijakan tersebut berdampak pada hampir seluruh sektor keuangan di dunia termasuk crypto. Mengapa kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar crypto dan ekonomi dunia secara keseluruhan? Kami akan membahasnya lebih lanjut di artikel ini.
Ringkasan Artikel
- 🌎 AS adalah ekonomi terbesar di dunia dengan besaran GDP atau Produk Domestik Bruto yang mencapai 22.9 triliun dolar AS pada tahun 2021 menurut IMF (International Monetary Fund). dengan dominasi dolar AS dalam sistem moneter internasional, kebijakan moneter Federal Reserve menghasilkan dampak besar pada kondisi keuangan dan aktivitas ekonomi dunia.
- 📈 Amerika Serikat mencatat kenaikan inflasi yang sangat tinggi, yaitu 9.1% pada bulan Juni 2022. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Bank sentral AS mulai menaikkan suku bunga untuk menahan laju inflasi.
- 💡 Suku bunga yang rendah menyebabkan pinjaman semakin murah dan lebih banyak uang yang dapat digunakan oleh para investor untuk berinvestasi. Suku bunga yang tinggi menyebabkan pinjaman semakin mahal dan para investor cenderung untuk tidak menggunakan uangnya untuk berinvestasi melainkan untuk membayar pinjaman.
- 💸 Di saat suku bunga tinggi maka orang memiliki dana yang lebih sedikit untuk mereka gunakan berinvestasi. Kebanyakan dari mereka juga akan terpaksa untuk menjual crypto mereka apabila mereka membutuhkan dana lebih banyak untuk membayar pinjaman.
Pengaruh AS Terhadap Ekonomi Dunia
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai dampak kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), terhadap crypto, kami akan membahas sekilas mengenai bagaimana perekonomian AS memiliki pengaruh besar terhadap ekonomi dunia secara keseluruhan.
Jika dilihat data di atas, AS adalah ekonomi terbesar di dunia dengan besaran GDP atau Produk Domestik Bruto yang mencapai 22.9 triliun dolar AS pada tahun 2021, menurut IMF (International Monetary Fund). Selain itu, AS menyumbang sekitar sepersepuluh arus perdagangan global dan seperlima dari Foreign Direct Investment (FDI) di seluruh dunia.
Oleh karena dolar AS adalah mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan global dan transaksi keuangan, perubahan kebijakan moneter AS berperan besar dalam mempengaruhi kondisi keuangan global. Konsisten dengan dominasi dolar AS dalam sistem moneter internasional, kebijakan moneter Federal Reserve menghasilkan dampak besar pada kondisi keuangan dan aktivitas ekonomi di seluruh dunia.
💡 Sebagai contoh, kebijakan moneter untuk memperlambat inflasi yang dilakukan oleh the Fed, membuat nilai dolar AS menguat. Menguatnya nilai dolar AS dapat memicu inflasi di negara lain, karena komoditi seperti bahan bakar dan metal sebagian besar ditransaksikan dengan dolar AS. Ketika harga bahan bakar dan bahan baku meningkat, harga produk dan kebutuhan dasar lain ikut meningkat, dan menciptakan inflasi di seluruh dunia.
Apa yang Menyebabkan Inflasi?
Seperti yang sempat disinggung di atas, Amerika Serikat mencatat kenaikan inflasi yang sangat tinggi, yaitu 9.1% pada bulan Juni 2022. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Inflasi pada dasarnya adalah kenaikan harga yang disebabkan oleh menurunnya daya beli dari mata uang suatu negara. Di saat terjadinya inflasi maka harga-harga barang akan semakin mahal.
Lalu, apa sebenenarnya yang menyebabkan inflasi? Berikut adalah beberapa faktornya:
- Percetakan uang yang terlalu banyak
- Terciptanya uang baru dari hasil pinjaman
💡 Mengutip BBC, inflasi di AS didorong oleh pengeluaran besar-besaran yang mencapai $5 triliun dolar AS yang disetujui pemerintah AS untuk melindungi rumah tangga dan bisnis dari goncangan ekonomi akibat pandemi.
Sebuah studi baru-baru ini oleh Federal Reserve Bank of San Francisco menyimpulkan bahwa paket bantuan pandemi berkontribusi 3 poin persentase kenaikan inflasi hingga akhir tahun 2021, salah satu faktor yang menjelaskan mengapa inflasi AS melampaui negara-negara lain.
Apa Itu Fed Fund Rate?
Melanjutkan penjelasan sebelumnya, peningkatan inflasi AS yang mencetak rekor memicu bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) untuk mengambil kebijakan dengan meningkatkan suku bunga antar bank atau Fed Funds Rate (FFR). Pada akhir Juli lalu, the Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 75 bps, menjadikannya naik ke kisaran 2,25-2,5%. Kenaikan ini merupakan upaya yang kembali dilakukan the Fed untuk menahan laju inflasi tanpa menciptakan resesi.
Fed Fund Rate adalah tingkat bunga yang dibebankan bank satu sama lain untuk meminjam atau meminjamkan kelebihan cadangan dalam semalam. Setiap bank harus memiliki tingkat cadangan minimum sebanding dengan simpanan mereka. Persyaratan cadangan ini disimpan di Federal Reserve Bank. Ketika bank memiliki cadangan berlebih, ia dapat meminjamkan dana ini dalam semalam ke bank lain yang mencatat defisit cadangan.
FFR adalah salah satu suku bunga terpenting dalam ekonomi AS. Hal ini karena FFR mempengaruhi kondisi moneter dan keuangan, yang pada kemudian memiliki pengaruh pada aspek-aspek penting dari ekonomi yang lebih luas termasuk lapangan kerja, pertumbuhan, dan inflasi.
Suku bunga juga mempengaruhi suku bunga jangka pendek. Mulai dari pinjaman rumah dan mobil hingga kartu kredit dipengaruhi oleh FFR. Hal ini karena pemberi pinjaman sering menetapkan suku bunga mereka berdasarkan suku bunga pinjaman utama. Suku bunga utama adalah tarif yang dikenakan bank kepada peminjam mereka yang paling layak mendapat kredit—tingkat yang juga dipengaruhi oleh FFR.
Oleh karenanya, tingkat FFR yang lebih rendah mendorong bank untuk meminjamkan lebih banyak kepada konsumen dan bisnis. Di saat tingkat suku bunga naik, akan lebih sedikit konsumen atau bisnis yang mencari pinjaman sehingga memperlambat pinjaman di pasar terbuka.
💡 Mengapa Bank Sentral Perlu Mengeluarkan Kebijakan Moneter?
Untuk mengatasi inflasi dan mengontrol pertumbuhan ekonomi bank sentral memiliki peranan untuk menaikkan dan menurunkan suku bunga. Jika pertumbuhan ekonomi melambat maka bank sentral dapat menurunkan suku bunga sehingga bisnis dapat menerima pinjaman dengan lebih murah. Dengan demikian bisnis dapat berinvestasi serta menciptakan lapangan pekerjaan.Di satu sisi jika perekonomian tumbuh terlalu cepat maka akan banyak uang yang beredar di pasaran, ini dapat menyebabkan inflasi meningkat. Sehingga untuk mengerem laju inflasi ini, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi pinjaman.
Lalu, Bagaimana Pengaruh Kebijakan Bank Sentral terhadap Crypto?
Seperti halnya kenaikan suku bunga dapat berdampak terhadap pasar saham, kenaikan suku bunga juga dapat berdampak terhadap pasar crypto. Di saat suku bunga naik maka meminjam uang menjadi lebih mahal baik bagi lembaga keuangan, bisnis ataupun perorangan. Sehingga di saat tingkat bunga untuk kartu kredit dan hipotek juga meningkat , maka jumlah uang yang dapat dibelanjakan konsumen juga berkurang karena konsumen akan lebih fokus untuk menghemat uang dan membayar bunga.
Hal ini berdampak kepada pasar crypto juga. Di saat suku bunga rendah maka individu dan bisnis dapat memperoleh pinjaman atau memiliki dana lebih banyak yang dapat mereka alokasikan ke dalam pasar kripto. Tetapi di saat suku bunga tinggi maka individu memiliki dana yang lebih sedikit untuk mereka gunakan berinvestasi, kebanyakan dari mereka juga akan terpaksa untuk menjual kripto mereka apabila mereka membutuhkan dana lebih banyak untuk membayar pinjaman. Di saat semakin banyak orang yang menjual kripto mereka, maka tren pasar crypto akan mengalami penurunan.
💡 Salah satu contoh bagaimana kebijakan bank sentral AS, the Fed, berpengaruh langsung terhadap pasar crypto adalah turunnya harga BTC sebesar 2% pada 17 Agustus 2022 menyusul dirilisnya risalah rapat (minutes of meeting) the Fed yang dilakukan pada bulan Juli. Dikutip dari CoinDesk, pada risalah rapat tersebut, para pemangku kebijakan mengatakan tetap diperlukannya kenaikan suku bunga untuk tetap menaham laju inflasi.
Dorongan untuk tetap menaikkan suku bunga dan kebijakan pembatasan tersebut bertentangan dengan harga pasar baru-baru ini, yang mengindikasikan ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2023, dan mengangkat harga Bitcoin ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir ke kisaran 25.000 dolar AS.
Dapat kita perhatikan pula pada tahun 2021, pasar crypto mengalami kenaikan yang tajam hal ini dikarenakan suku bunga yang rendah, serta pada saat COVID negara-negara di dunia memilih untuk mencetak uang sebagai upaya memberikan stimulus ekonomi.
Namun menjelang tahun 2022, bank sentral AS mulai menaikkan suku bunga untuk menahan laju peredaran uang. Sehingga pasar crypto mulai mengalami penurunan. Hal ini juga disebabkan oleh semakin tingginya korelasi antara pasar crypto dengan pasar saham. Banyak orang yang menghindari investasi pada sektor yang dianggap berisiko tinggi seperti saham dan crypto saat ada kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Baca juga: Kenapa Harga Crypto Turun? Berikut 5 Faktor Penyebabnya
Berinvestasi Crypto
Kamu dapat mulai berinvestasi dan melihat harga berbagai aset crypto pada aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa membeli berbagai crypto seperti BTC, ETH, SOL, ADA, dan yang lainnya dengan cara yang aman dan mudah.
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- Kimberly Amadeo, Current Federal Reserve Interest Rates and Why They Change, The Balance, diakses pada 10 Agustus 2022
- Bitcoin Magazine, The Fed Is About To Raise Rates Again, What’s Next For The Bitcoin Price?, Nasdaq, diakses pada 10 Agustus 2022
- Michele Ca’ Zorzi, Luca Dedola, Georgios Georgiadis, Marek Jarociński, Livio Stracca and Georg Strasser, Monetary Policy and Its Transmission in a Globalised World, ECB, diakses pada 10 Agustus 2022
- Open Market Operations, The Federal Reserve, diakses pada 10 Agustus 2022
- Natalie Sherman, Why is inflation in the US so high?, BBC, diakses pada 10 Agustus 2022
- Helene Braun, Federal Reserve Hikes US Interest Rate by 0.75 Percentage Point, CoinDesk, 10 Agustus 2022
- Omkar Godbole, Bitcoin Loses Bullish Trendline as Fed Sees Restrictive Rates Needed for Some Time, CoinDesk, diakses pada 19 Agustus 2022