Kondisi makroekonomi biasanya adalah faktor yang tidak dipertimbangkan oleh banyak investor atau trader crypto. Padahal, sebagai aset dengan risiko tinggi, aset crypto justru lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi global. Suku bunga adalah salah satu indikator ekonomi yang sedang hangat dibicarakan. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap pasar crypto? Apakah penurunan suku bunga bullish atau bearish bagi aset crypto? Kita akan membahasnya secara mendetail.
Ringkasan Artikel
- 🌐 Pengaruh Makroekonomi pada Pasar Crypto: Investor sering mengabaikan kondisi makroekonomi saat berinvestasi dalam aset crypto, padahal aset ini sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi global.
- 💵 Peran the Fed dan Suku Bunga: The Fed, sebagai bank sentral AS, memainkan peran penting dalam stabilisasi ekonomi. Perubahan suku bunga berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi, termasuk pasar saham dan crypto.
- 🏦 Penurunan Suku Bunga dan Dampaknya: Penurunan suku bunga biasanya dianggap positif untuk aset crypto karena meningkatkan likuiditas di pasar. Namun, dampak negatif bisa terjadi jika penurunan suku bunga dilakukan sebagai respons terhadap ekonomi yang melemah.
- 📈 Prospek Bull Market di 2024: Korelasi antara suplai uang global dan harga BTC menunjukkan bahwa penurunan suku bunga dan potensi Quantitative Easing (QE) oleh the Fed dapat meningkatkan likuiditas global untuk mendukung spekulasi pada aset berisiko tinggi, termasuk BTC.
Apa itu The Fed?
The Fed adalah badan Bank Sentral Amerika Serikat yang mengatur kebijakan moneter negara. Lembaga bank sentral seperti the Fed mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatur sisi permintaan dan penawaran mata uang negara. Kebijakan the Fed pada dasarnya bertujuan menstabilkan ekonomi dan nilai dolar AS.
Dolar AS adalah mata uang yang paling banyak digunakan di dunia—Dolar AS merupakan 58% dari total aset cadangan di dunia. Jadi, kebijakan the Fed pasti berpengaruh terhadap perekonomian global, termasuk pasar aset seperti saham dan komoditas.
The Fed memiliki berbagai instrumen kebijakan. Contoh instrumen kebijakan the Fed adalah pengaturan suku bunga dan pembelian atau penjualan surat obligasi.
Suku Bunga dan Dampaknya
Salah satu instrumen penting yang dimiliki the Fed adalah pengaturan suku bunga. Suku bunga adalah persentase bunga yang dikenakan Bank untuk pinjaman. Penurunan dan kenaikan suku bunga akan mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi seperti pinjaman, pengeluaran, inflasi, dan nilai dolar AS.
Saat suku bunga dinaikkan, pinjaman menjadi lebih mahal, memperlambat pertumbuhan ekonomi namun membantu mengendalikan inflasi. Sebaliknya, penurunan suku bunga mendorong aktivitas ekonomi melalui biaya pinjaman yang lebih murah.
Saat ini, kita akan memasuki fase penurunan suku bunga oleh the Fed setelah kenaikan selama setahun lebih. Hal ini dikarenakan the Fed melihat inflasi mulai menurun dan ingin mendorong aktivitas ekonomi di AS. Kebijakan penurunan suku bunga ini akan berdampak terhadap pasar aset seperti saham dan crypto.
Apakah Penurunan Suku Bunga Positif atau Negatif bagi Pasar?
Secara teoritis, penurunan suku bunga adalah katalis yang sangat positif **untuk aset seperti saham dan crypto. Mengapa? Penurunan suku bunga secara tidak langsung adalah bentuk money printing karena meningkatkan suplai uang melalui pinjaman lebih murah. Semakin banyak uang beredar di pasar, semakin banyak likuiditas untuk membeli aset investasi.
Selanjutnya, dengan suku bunga yang semakin menurun, investor akan mencari aset lain untuk mendapatkan keuntungan. Investor akan mengambil risiko lebih besar untuk mencari keuntungan seperti membeli aset saham atau crypto (terutama BTC).
Meskipun secara umum penurunan suku bunga bullish, terdapat skenario di mana ia berdampak buruk terhadap pasar aset. Menurut Austin Pickle, seorang analis di Wells Fargo Investment Institute, siklus penurunan suku bunga dari the Fed biasanya menimbulkan koreksi besar di pasar saham. Dampak negatif tersebut terjadi karena penurunan suku bunga dilakukan sebagai respon terhadap ekonomi yang melemah.
Saat ini, ada potensi 62,5% penurunan suku bunga pada bulan September nanti. Penurunan tersebut masih membawa ketakutan terhadap adanya resesi di AS. Meskipun persentase potensi resesi terus menurun, beberapa analis masih percaya risiko tersebut masih ada.
Oleh karena itu, analis seperti Austin Pickle masih percaya kita harus memantau respon pasar terhadap pemotongan suku bunga September nanti. Jika saham langsung turun drastis, artinya banyak partisipan pasar percaya bahwa ekonomi AS akan mengalami resesi, paling tidak dalam jangka pendek.
Bull Market 2024 dan Penurunan Suku Bunga
Salah satu hal paling menarik tentang pergerakan BTC adalah korelasi dengan suplai uang global. Pada grafik di atas, terlihat ada korelasi kuat antara momentum BTC (garis putih) dan suplai uang global (garis biru).
Pemotongan suku bunga oleh the Fed adalah tahap awal mengembalikan suplai uang global. Suku bunga rendah akan menyebabkan likuiditas uang terus meningkat.
Lebih lanjut lagi, jika the Fed meneruskan kebijakan pemotongan suku bunga, terdapat potensi Quantitative Easing (QE) di 2025. QE adalah strategi kebijakan the Fed untuk mendorong ekonomi yang sedang lesu. Dalam QE, the Fed tidak hanya menurunkan suku bunga tetapi membeli surat obligasi dari Bank yang akan menambahkan suplai dolar AS.
Per Agustus 2024, the Fed masih melakukan kebijakan Quantitative Tightening (QT) dengan menjual surat obligasi yang ia miliki. Ini dilakukan untuk mengurangi jumlah aset yang the Fed miliki setelah kebijakan QE selama periode Covid-19 2020-2022.
Kedua kebijakan di atas memiliki satu tujuan utama yaitu meningkatkan likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kombinasi QE dan penurunan suku bunga AS akan menciptakan periode di mana investor institusional dan retail berani berspekulasi pada aset berisiko tinggi seperti BTC. Pada masa likuiditas global melimpah, BTC biasanya akan mengalami gerakan parabola yang menandai puncak bull market.
Kesimpulan
Kebijakan suku bunga oleh the Fed memiliki pengaruh besar terhadap pasar aset, termasuk crypto. Penurunan suku bunga dapat menciptakan likuiditas yang lebih besar di pasar, memicu kenaikan harga aset crypto. Namun, kebijakan tersebut menjadi bearish jika penurunan dilakukan sebagai respons terhadap potensi resesi. Oleh karena itu, investor perlu waspada dan terus memantau perkembangan kebijakan The Fed serta respons pasar terhadap kebijakan tersebut. Pemotongan suku bunga berkelanjutan dan kebijakan QE akan menciptakan kondisi sempurna untuk apresiasi harga drastis bagi aset crypto, terutama BTC.
Referensi
- Boffin, “The FOMC and You“, Page One Substack, diakses pada 7 Agustus 2024.
- Omkar Godbole, “The Bullish Fed Rate Cut Play in Bitcoin (BTC) is Not as Straightforward as You Think“, Coindesk, diakses pada 8 Agustus 2024.
- James Royal dan Brian Baker, “How The Fed Impacts Stocks, Crypto And Other Investments“, Bankrate, diakses pada 9 Agustus 2024.
- @cryptogirlnova, “Despite all the predictions we all have made to predict when the next up-only phase starts: – The 4 year halving cycle – New Bitcoin highs – Ethereum surging – Bitcoin dominance dropping“, X, diakses pada 12 Agustus 2024.
- CryptojelleNL, “Rate Hikes and the Fed – How Do They Affect Crypto Markets?“, Coinmarketcap, diakses pada 13 agustus 2024.
- James Butterfill, “Bitcoin’s Price Dynamics: Federal Reserve Policies and Economic Shifts in Focus”, CoinShares, diakses pada 14 Agustus 2024.
- Roger Huang, “What Will Happen To Bitcoin Prices If The Fed Lowers Interest Rates?”, Forbes, diakses pada 15 Agustus 2024.