Salah satu infrastruktur penting yang ada di industri kripto saat ini adalah teknologi cross-chain bridge. Bridge merupakan teknologi yang memungkinkan perpindahan aset dari blockchain satu ke yang lainnya seperti dari Ethereum ke Solana atau Ethereum ke Arbitrum. Teknologi ini penting untuk menciptakan koneksi antara beberapa ekosistem blockchain. Ironinya, teknologi bridge justru merupakan salah satu kelemahan terbesar industri kripto. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peretasan ratusan juta dolar di Ronin Bridge dan Wormhole Bridge. Maka dari itu, teknologi cross-chain yang lebih canggih seperti LayerZero dan CCIP milik Chainlink menjadi sangat penting. Lalu, bagaimana perbandingan teknologi CCIP vs LayerZero? Mana yang lebih baik? Artikel ini akan menjelaskanya.
Ringkasan Artikel
- 🌉 Teknologi cross-chain bridge sangat penting dalam industri kripto untuk mendukung likuiditas dan konektivitas antar berbagai blockchain. Namun, teknologi ini rentan terhadap risiko peretasan dan penyerangan.
- 📱 LayerZero dan CCIP milik Chainlink adalah solusi teknologi cross-chain yang lebih canggih dan menawarkan arsitektur modular.
- ⚙️ CCIP, yang masih dalam tahap pengujian, memiliki kelebihan dalam keamanan dan sudah beroperasi di atas infrastruktur Chainlink yang teruji selama lebih dari 3 tahun.
- 0️⃣ LayerZero, sementara itu, menawarkan kecepatan transaksi yang lebih tinggi dan memiliki pilihan interoperabilitas antar berbagai blockchain yang lebih banyak.
- ⚖️ Pemilihan antara LayerZero dan CCIP sebaiknya mempertimbangkan aspek-aspek seperti keamanan, kecepatan, dan interoperabilitas, bergantung pada kebutuhan spesifik dari aplikasi atau layanan yang akan menggunakannya.
Tentang Pentingnya Protokol Cross-Chain
Protokol cross-chain menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir. Dengan industri DeFi yang semakin berkembang, kebutuhan likuiditas menjadi semakin besar. Industri aset kripto membutuhkan teknologi yang bisa menghubungkan likuiditas antara beberapa ekosistem blockchain.
Protokol bridge merupakan protokol yang menghubungkan blockchain yang satu ke yang lainnya. Biasanya, mekanisme yang digunakan untuk menghubungkan blockchain adalah lock and mint. Aset pengguna yang akan dipindahkan dikunci di blockchain sumber dan dicetak dengan nilai yang sama di blockchain tujuan. Dalam kasus ini, aset di blockchain tujuan biasanya akan dicetak dalam format token yang dibungkus seperti wBTC (wrapped BTC) atau wETH.
Kasus peretasan Nomad, Wormhole, dan BNB Bridge terjadi karena penyerang berhasil menemukan kelemahan fatal pada smart contract bridge ketiganya. Kasus Nomad terutama terjadi karena kelalaian saat pembaruan smart contract. Sementara itu, kasus Wormhole dan BNB Bridge terjadi karena peretas menipu sistem dengan membuat transaksi palsu senilai ratusan juta dolar yang dianggap valid oleh bridge.
Terakhir, kasus peretasan Ronin milik Axie Infinity terjadi karena kelalaian tim pengembang. Dari sembilan validator yang bertanggung jawab untuk Ronin Bridge, hanya dibutuhkan persetujuan dari lima validator untuk memindahkan aset. Peretas berhasil mengontrol empat validator Sky Mavis (tim Axie Infinity) lewat phishing. Lalu, peretas mengambil satu lagi validator AxieDAO akibat kelalaian tim Sky Mavis mencabut akses whitelist validator tersebut. Peretasan Ronin Bridge sekali lagi menekankan pentingnya desentralisasi pada infrastruktur penting seperti protokol cross-chain.
Apa itu Chainlink CCIP?
CCIP atau Cross-Chain Interoperability Protocol adalah protokol pengirim pesan cross-chain yang dibangun di atas infrastruktur Chainlink. Protokol CCIP bisa mengirimkan data, aset, dan instruksi smart contract ke semua blockchain yang mendukung Chainlink. Namun, CCIP saat ini masih dalam tahap pengujian awal dan hanya mendukung tujuh blockchain, termasuk Ethereum dan L2 seperti Base dan Optimism.
Seperti pada gambar di atas, infrastruktur CCIP dibangun di atas tiga komponen penting yaitu DON (Decentralized Oracle Network), Risk Management Network (RMN), dan serangkaian smart contracts CCIP (token pool, OnRamp, OffRamp, router, dan commit store).
Baca juga artikel Pintu Academy tentang apa itu CCIP untuk lebih mendalaminya.
Protokol CCIP dibangun di atas DON Chainlink yang terdiri dari sekitar 989 node. DON Chainlink sudah berjalan selama lebih dari 3 tahun dan sekarang menjadi pilar penopang industri DeFi. Dalam CCIP, DON bertugas memproses, memvalidasi, dan melanjutkan transaksi cross-chain dari blockchain asal ke blockchain tujuan. DON akan berkomunikasi dengan berbagai smart contract CCIP yang terpasang di blockchain untuk memastikan data yang dikirim sudah benar.
DON atau Decentralized Oracle Networks adalah sebuah jejaring node yang bertindak sebagai oracle. Oracle bertugas menghubungkan data off-chain ke blockchain seperti mengirimkan dan menampilkan data harga.
Sebagai protokol dengan prinsip security-first, CCIP juga memiliki jaringan node independen yang disebut RMN. RMN berisi node off-chain independen yang tugasnya memeriksa setiap transaksi dan memberikan perintah bless atau curse. Jika jumlah node risk management yang memberikan perintah bless mencukupi, artinya informasi yang dibawa transaksi valid dan akan diteruskan. Sebaliknya, curse artinya RMN mendeteksi anomali yang berpotensi berbahaya.
Selain membuka banyak kemungkinan baru dengan memfasilitasi pergerakan data cross-chain, CCIP memastikan kejadian peretasan bridge tidak akan terjadi. CCIP buatan Chainlink merupakan protokol pengiriman pesan cross-chain dengan berbagai elemen yang memastikan keamanan setiap transaksi. Protokol ini juga dibangun secara modular di mana komponen-komponen CCIP bisa dimodifikasi dan diubah.
Apa itu LayerZero?
LayerZero adalah protokol pengirim pesan cross-chain dan memfasilitasi interaksi antara smart contracts di berbagai blockchain. LayerZero terdiri dari tiga komponen utama, yaitu relayer, Oracle, dan Endpoints. Saat ini, Layer Zero telah terintegrasi dengan 26 blockchain dan digunakan oleh berbagai aplikasi.
Selain sebagai protokol pengiriman data cross-chain, LayerZero juga bisa menjadi fondasi untuk membuat aplikasi terdesentralisasi yang secara bersamaan terkoneksi ke banyak blockchain. Aplikasi pertama yang diciptakan menggunakan LayerZero adalah Stargate Finance, aplikasi likuiditas DeFi omnichain yang sekaligus berperan sebagai bridge antara berbagai blockchain.
Sama seperti CCIP Chainlink, LayerZero juga menggunakan serangkaian smart contracts serta komponen off-chain untuk memastikan transaksi cross-chain bisa terkirim. Komponen off-chain LZ adalah relayer dan oracle yang bertugas melakukan verifikasi terhadap data yang berpindah dari blockchain sumber ke tujuan.
Baca juga: Apa itu LayerZero dan mengapa ia penting?
Relayer dan oracle bersifat independen serta bisa ditentukan oleh aplikasi. LZ menyediakan layanan relayer dan oracle namun aplikasi juga bisa memilih kombinasi relayer dan oracle sesuai dengan yang diinginkan. Catatan penting tentang relayer dan oracle adalah ia harus independen dan terpisah untuk mengurangi risiko keduanya bekerja sama untuk melakukan peretasan.
Perbandingan Teknologi CCIP vs. LayerZero
Komponen | CCIP | LayerZero |
---|---|---|
Metode Transfer Aset | Lock and mint atau burn and mint | Lock and mint atau Burn and mint |
Interoperabilitas | Jalur cross-chain yang dibuat Chainlink | Semua blockchain dengan LZ Endpoints |
Arsitektur Protokol | Modular | Modular |
Keamanan | DON dengan 989+ node | Menggunakan standar LZ atau Outsource |
Kecepatan | Tergantung blockchain destinasi | Tergantung kedua blockchain yang berinteraksi |
Kemudahan Implementasi | Hanya membutuhkan smart contracts | Hanya membutuhkan smart contracts |
Value-Added | Memfasilitasi pergerakan data non-blockchain ke blockchain | Standar token omnichain (OFT dan ONFT) |
- Metode Transfer Aset: LayerZero dan Chainlink sama-sama memberikan kebebasan kepada setiap blockchain untuk menggunakan metode perpindahan cross-chain lock and mint atau burn and mint. Fleksibilitas ini penting karena setiap aset kripto blockchain memiliki implementasi kode yang berbeda.
- Interoperabilitas: LayerZero bisa otomatis digunakan oleh semua blockchain yang sudah memiliki smart contracts LZ. Secara teori, Chainlink juga seharusnya bisa melakukan hal yang sama karena memanfaatkan smart contracts. Namun, CCIP masih dalam tahap pengujian sehingga kita belum bisa menilainya.
- Arsitektur Protokol: LayerZero dan CCIP sama-sama memiliki arsitektur modular yang memungkinkan modifikasi dan penukaran setiap komponennya. Modularitas protokol ini juga penting untuk keamanan karena jika ada satu komponen yang gagal atau diserang, komponen lainnya masih berfungsi.
- Keamanan: Dalam masalah keamanan, CCIP milik Chainlink memiliki kelebihan karena infrastrukturnya sudah teruji. Dalam tiga tahun terakhir, jaringan DON Chainlink tidak pernah diserang atau diretas. Sementara itu, ketahanan dan keamanan jaringan LayerZero belum teruji. Salah satu kekhawatiran keamanan LZ adalah relayer dan oracle. Level keamanan setiap protokol LZ akan sangat bervariasi, tergantung kombinasi relayer dan oracle yang dipilih dan ini berpotensi berbahaya.
- Kecepatan: Melalui aplikasi Stargate Finance, LayerZero sudah membuktikan bahwa teknologi cross-chain miliknya bisa menyelesaikan transaksi dengan cepat. CCIP di sisi lain belum melalui pengujian dunia nyata dalam memproses transaksi. Meskipun begitu, keduanya seharusnya bisa bersaing karena sama-sama melepaskan kecepatan transaksi ke dua blockchain yang berinteraksi saat perpindahan data terjadi. LayerZero memiliki kelebihan karena klien smart contracts yang digunakannya sangat ringan.
- Kemudahan Implementasi: LayerZero dan Chainlink sangat mudah diterapkan oleh pengembang aplikasi karena keduanya hanya memanfaatkan serangkaian smart contracts. Dalam kasus LZ, jika tim pengembang ingin cepat menggunakannya artinya relayer dan oracle yang digunakan merupakan bawaan dari LZ. Secara teori, CCIP akan lebih mudah diterapkan karena infrastruktur yang digunakan suda ada.
- Value-Added: Kategori value-added khusus untuk membahas fungsi yang menjadi nilai tambah CCIP dan LayerZero. Bagi LZ, kelebihannya datang dalam bentuk standar token OFT dan ONFT yaitu token omnichain yang bisa langsung digunakan di semua blockchain yang terhubung dengan LayerZero. Sementara itu, value add CCIP adalah menciptakan jembatan antara dunia blockchain dan non-blockchain. Ini sangat penting bagi aplikasi DeFi yang menargetkan institusi finansial tradisional atau ingin memanfaatkan tokenisasi aset fisik (RWA).
Masa Depan Chainlink dan LayerZero
Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa Chainlink memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dengan infrastruktur Chainlink yang sudah teruji bertahun-tahun. Namun, LayerZero pun sudah terbukti bisa berfungsi dengan bagus dalam 1 tahun terakhir. Selain itu, LZ juga memiliki kelebihan first movers karena sudah mengeluarkan produk protokol cross-chain sejak tahun 2022 sementara CCIP masih dalam pengujian.
Selain itu, kedua protokol cross-chain ini sepertinya akan menjadi protokol raksasa selanjutnya. LayerZero baru saja mengumumkan kerja sama dengan Google Cloud untuk jasa relayer yang lebih aman dan terpercaya. Meskipun kerja sama ini juga memunculkan pertanyaan desentralisasi, kita tidak bisa memungkiri kalau Google Cloud adalah raksasa industri. Kerja sama seperti ini menunjukkan kepercayaannya Google terhadap teknologi dan produk LayerZero.
Di sisi lain, Chainlink mengambil rute berbeda dan bekerja sama dengan Swift, organisasi transaksi keuangan dunia berisi banyak Bank internasional. Swift dan Chainlink sedang menguji kemampuan CCIP untuk menggerakkan aset-aset tokenisasi ke berbagai blockchain publik dan juga private. Berdasarkan pengujiannya, Swift puas dengan kapabilitas interoperabilitas CCIP.
CCIP milik Chainlink akan menjadi kompetitor kuat untuk LayerZero yang sudah menjejakkan kakinya di ratusan protokol kripto. Dengan infrastruktur yang sudah teruji, CCIP memiliki kelebihan yang jelas dibanding LZ. Namun, dalam dunia kripto lebih baik belum tentu lebih sukses. LayerZero memiliki insentif airdrop yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan dan ini berhasil menarik ratusan juta dolar ke ekosistemnya. Kompetisi protokol interoperabilitas ini sehat karena membantu menciptakan infrastruktur yang lebih resistan terhadap penyerangan dan peretasan.
Kesimpulan
Teknologi cross-chain bridge di industri kripto sangat penting dalam mendukung likuiditas dan interkonektivitas antar berbagai blockchain. Meskipun bridge adalah salah satu inovasi utama di ruang ini, mereka juga mengekspos industri kepada risiko keamanan signifikan, seperti peretasan yang terjadi pada Ronin Bridge dan Wormhole Bridge. LayerZero dan CCIP Chainlink merupakan dua teknologi cross-chain yang lebih canggih. Keduanya menawarkan arsitektur modular dan metode transfer aset yang fleksibel, tetapi CCIP memiliki kelebihan dalam hal keamanan karena sudah teruji, sementara LayerZero menawarkan kecepatan dan interoperabilitas yang lebih tinggi. Keduanya melebihi kelebihan masing-masing dan pemilihan teknologi cross-chain akan bergantung kepada kebutuhan aplikasi yang menggunakannya.
Cara Membeli Aset Kripto di Aplikasi Pintu
kut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:
- Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
- Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
- Buka halaman market dan cari Koin favoritmu.
- Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
- Sekarang kamu sudah menjadi investor kripto!
Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- “CCIP Architecture and Billing | Chainlink Documentation“, Chainlink, diakses pada 14 September 2023.
- Chase Devens, “Inside LayerZero’s $120M Series B Raise: How the Cross-Chain Protocol is Driving Growth“, Messari, diakses pada 14 September 2023.
- @chainlinkgod, “Good breakdown of the fundamental design differences between Layer Zero and CCIP When an app is using CCIP for cross-chain messaging / token transfers,” Twitter, diakses pada 14 September 2023.
- Pickle and Aylo, “Layer 0 Wars: LayerZero vs Chainlink’s CCIP“, Alpha Please Substack, diakses pada 15 September 2023.
- Fil, “Cosmos IBC, LayerZero, and Chainlink CCIP. Comparing Cross-Chain“, Mirror.xyz, diakses pada 15 September 2023.
- Donghyun Kang, “Can Chainlink’s CCIP Become a Standard Over LayerZero?“, Xangle, diakses pada 15 September 2023.