Staking menjadi pilihan para investor crypto untuk mendapatkan passive income di tengah kondisi pasar yang minim pergerakan. Hanya dengan mengunci token yang dimiliki pada periode waktu tertentu, investor akan mendapatkan reward atau imbalan. Seperti apa cara kerja staking crypto? Bagaimana cara menghitung imbalan yang akan didapat? Simak selengkapnya di artikel berikut!
Ringkasan Artikel
- 💻 Staking crypto adalah sebuah proses di mana investor menyimpan asetnya ke dompet digital untuk mendukung proses validasi traksaksi sebuah jaringan proof-of-stake (PoS).
- 🔗 Beberapa blockchain yang menggunakan mekanisme proof-of-stake antara lain Ethereum, Solana, Cardano, dan Fantom.
- 🌀 Bergabung dengan staking pool bisa menjadi salah satu opsi bagi investor ritel. Pasalnya, beberapa layanan staking memerlukan modal yang tergolong besar dan mahal.
- 💰 Staking crypto merupakan salah satu cara yang populer untuk menghasilkan pendapatan pasif bagi investor secara jangka panjang.
Apa Itu Staking?
Staking adalah sebuah proses di mana investor menyimpan asetnya ke dompet digital untuk mendukung proses validasi traksaksi sebuah jaringan proof-of-stake (PoS). Secara sederhana, konsep staking mirip dengan deposito, yakni aset yang dimiliki investor akan dikunci pada periode waktu tertentu. Tapi, beberapa layanan staking memungkinkan pengguna untuk menarik dananya sewaktu-waktu. Nantinya, investor akan mendapat imbal hasil berupa bunga dari aset yang dikunci tadi setiap harinya. Sementara untuk besaran imbal hasilnya, tergantung dari masing-masing aset.
Dengan staking, pada dasarnya kamu mengunci aset crypto untuk berpartisipasi dalam menjalankan blockhcain dan memastikan keamannya. Proses ini dilakukan pada blockchain yang menggunakan mekanisme konsensus proof-of-stake, seperti contohnya Ethereum, Solana, Cardano dan Cosmos.
Kini, terdapat juga mekanisme staking baru, yakni Liquid Staking Derivatives (LSDs). Ia merupakan protokol yang memungkinkan pengguna memperoleh likuiditas dari aset yang dipertaruhkan dan memanfaatkannya dalam aplikasi DeFi lain untuk menambah keuntungan.
Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut soal PoS (Proof of Stake), Pintu Academy telat menyiapkan artikelnya di sini
Bagaimana Cara Kerja Staking Crypto?
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, blockchain dengan mekanisme proof-of-work membutuhkan energi untuk menambahkan blok baru ke dalam blockchain. Sedangkan proof-of-stake menghasilkan atau memvalidasi blok baru melalui proses staking.
Staking mengharuskan validator atau “stakers” untuk mengunci token mereka dan mereka akan dipilih acak oleh protokol dengan interval tertentu untuk membuat blok baru. Biasanya, para staker yang mempertaruhkan koin mereka dalam jumlah yang lebih besar memiliki peluang lebih tinggi untuk dipilih sebagai validator. Berbeda dengan proof-of-work di mana semua orang bisa menambang token asalkan mereka memiliki mesin mining dan mesin tersebut bisa menjalankan proses hashing.
Validator proof-of-stake dipilih berdasarkan jumlah koin yang dipertarukan. *Stake-*nya apabila validator gagal untuk menjaga keamanan jaringan maka validator memiliki resiko kehilangan jumlah koin yang telah dipertaruhkan. Namun apabila validator berhasil menjaga keamanan jaringan maka validator akan mendapatkan hadiah berupa token.
Jika kamu tertarik mencoba layanan staking, Pintu menghadirkan fitur Staking PTU yang memungkinkan pengguna untuk memperoleh berbagai imbalan dengan mengunci aset di PTU di Pintu. Semakin besar jumlah PTU yang di-stake, maka semakin besar juga imbalan yang bisa didapat. Sebagai contoh, jika melakukan staking sebanyak 100 token PTU, maka kamu akan mendapatkan APR sebesar 7% yang akan kamu terima setiap harinya.
Bagaimana Menghitung Imbalan Staking?
Setiap blockchain memiliki cara yang berbeda dalam menghitung imbalan staking. Beberapa blockchain menggunakan metode berdasarkan blok per blok. Namun, secara umum terdapat beberapa faktor yang dapat kita perhatikan dalam menghitung imbalan staking antara lain:
- Berapa banyak token yang dipertaruhkan oleh validator
- Berapa lama validator telah aktif mempertaruhkan koinnya
- Berapa banyak token yang dipertaruhkan di jaringan secara total
- Tingkat inflasi
Untuk beberapa jaringan lain, staking reward ditentukan dengan persentase tetap. Imbalan ini didistribusikan ke validator dan karena koin bertambah maka akan mendorong pengguna untuk membelanjakan koin mereka daripada menyimpan koin tersebut.
Jadwal hadiah staking pun dapat diprediksi karena penentuan validator juga dapat diprediksi berdasarkan peluang probabibilistik. Sebagai contoh di dalam jaringan Cardano, hadiah staking akan didapat setiap akhir epoch yang biasanya berlangsung selama 5 hari.
Yield Farming juga menjadi salah satu cara mendapatkan passive income. Cari tahu perbedaannya dengan staking melalui artikel berikut
Apa Itu Staking Pool?
Staking pool adalah sekelompok pemegang token yang menggabungkan koin mereka yang di-stake untuk meningkatkan peluang mereka memvalidasi blok dan menerima hadiah. Mereka menggabungkan kekuatan taruhan mereka dan membagikan hadiah secara proporsional berdasarkan kontribusi mereka. Staking pool lebih berguna untuk investor ritel yang tidak memiliki dana yang cukup atau sumer daya yang cukup.
Sebagai contoh, untuk menjadi validator ETH diperlukan 32 ETH. Bagi kebanyakan investor ritel, mempunyai 32 ETH tentu merupakan hal yang berat. Dengan bergabung di staking pool, investor ritel tetap bisa staking dan mendapatkan imbalan ETH, namun dengan nominal yang lebih rendah. Pada akhirnya, staking pool dapat memberikan fleksibilitas kepada staker.
Layaknya staking pada umumnya, staking pool juga memberlakukan sistem penguncian token dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, staking pool juga memiliki waktu yang ditetapkan oleh protokol kapan staking dapat ditarik atau dilepas.
Namun, bergabung pada staking pool tidaklah gratis. Hal ini sejalan dengan operator staking pool yang mengeluarkan berbagai biaya operasional terkait dengan pemeliharan, biaya pengoperasian server, hosting situs web dan perangkat keras. Sehingga apabila kamu bergabung dengan staking pool maka ada biaya yang harus kamu bayarkan kepada operator. Presentase biaya yang dibayarkan kepada operator ini disebut sebagai biaya stake pool.
Bagaimana Cara Melakukan Staking?
Untuk memulai staking, kamu harus mempunyai token yang akan di-stake terlebih dahulu. Bagi kamu yang ingin staking secara praktis, bisa melakukannya melalui aplikasi staking crypto seperti Pintu.
Staking crypto di Pintu tak hanya memberikan keuntungan dalam bentuk APR, namun juga benefit lain dalam bentuk voucher belanja dan berbagai promo menarik lainnya.
Sementara jika kamu baru memulai staking dan tidak memiliki dana yang besar, sangat disarankan untuk kamu bergabung dengan staking pool.
Untuk memulai staking pool maka pertama-tama kamu harus mengunduh dompet yang memungkinkan kamu untuk melakukan staking. Sebagai contoh:
- Solana menggunakan SolFlare
- Cardano menggunakan Daedalus Wallet
Kamu akan diminta untuk mentransfer sejumlah token ke dalam dompet tersebut. Lalu kamu bisa memilih validator untuk mendelegasikan token kamu. Sebelum memilih validator sebaiknya kamu melakukan riset untuk memilih validator terbaik sesuai dengan kebutuhan kamu. Kamu bisa mempertimbangkan berbagai aspek seperti biaya operator, peringkat & kinerja staking pool, transparansi, dan sebagainya.
Namun, jika kamu tertarik menjadi validator, pelajari lebih lanjut terlebih dahulu di sini.
Apa Keuntungan Melakukan Staking Bagi Investor?
Keuntungan utama melakukan staking adalah mendapatkan tambahan imbalan. Staking dapat menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pendapatan pasif bagi investor secara jangka panjang. Terlebih ketika melakukan staking, investor tidak perlu melakukan apapapun. Hanya perlu memilih jaringan, kemudian imbal hasil akan datang dengan sendirinya. Dari sisi imbalan, APY yang ditawarkan staking juga cukup menarik. Saat ini, APY dari staking token SOL adalah sekitar 6,3%.
Selain itu, staking memiliki manfaat tambahan untuk berkontribusi pada keamanan dan efisiensi proyek blockchain yang kamu dukung. Dengan mempertaruhkan sebagian dana, kamu membuat blockchain lebih tahan terhadap serangan dan memperkuat kemampuannya untuk memproses transaksi.
Risiko yang Membayangi Staking
Risiko utama dari staking adalah adanya peretasan pada jaringan blockchain. Jika ini terjadi, maka seluruh aset yang sedang di-staking dapat dicuri oleh peretas. Risiko berikutnya adalah volatilitas harga aset crypto. Ketika harga aset yang di-staking turun dalam, nilai dari imbal hasil dari token serupa juga turun mengikuti fluktuasi pasar. Di satu sisi, penguncian aset pada periode waktu tertentu membuat investor tidak bisa melakukan cut-loss ketika harga turun tajam.
Beli Aset Crypto di Pintu
Sebelum memulai staking, kamu bisa membeli beragam aset tokennya seperti ETH, SOL, ADA, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Jangan lupa juga join Telegram Channel dan Telegram Grup Pintu untuk mengetahui update dan berdiskusi seputar dunia crypto. Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
Coinbase Learn, What is Staking?, Coinbase, diakses pada 22 Juni 2023.
Kriztian Sandor, Crypto Staking 101: What is Staking? Coindesk, diakses pada 22 Juni 2023
Murtuza Merchant, Understanding staking pools: The pros and cons of staking cryptocurrency, Coin Telegraph, diakses pada 22 Juni 2023.
Lyle Daly, What Is Proof of Stake (PoS) in Crypto? The Motley Fool, diakses pada 22 Juni 2023.