Kategori
Investasi Pemula

Cara Menerapkan Strategi DCA yang Tepat

Reading Time: 5 minutes

Berinvestasi pada aset apa pun memerlukan sebuah strategi agar dapat meraih keuntungan yang maksimal. Dalam investasi crypto atau saham, banyak disebut tentang strategi investasi Dollar-Cost Averaging (DCA). Strategi ini dianggap cocok untuk investor pemula yang belum familiar terhadap fundamental maupun teknikal analisis.

Dollar-cost averaging adalah praktik berinvestasi interval untuk mengurangi risiko. Di mana investor hanya perlu berinvestasi pada suatu aset dalam jumlah yang sama secara berkala. Namun, berinvestasi menggunakan strategi DCA tetap memerlukan cara yang tepat agar hasil yang didapat juga maksimal. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara tepat investasi dengan strategi DCA.

Ringkasan Artikel

  • 📅 Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) merupakan teknik investasi di mana investor berinvestasi jumlah yang sama pada interval waktu yang telah ditentukan. Strategi ini meminimalisir risiko dan membantu meredam keputusan investasi yang didasarkan pada emosi atau Fear of Missing Out (FOMO).
  • 🔑 Untuk menerapkan strategi DCA dengan efektif, investor perlu mempertimbangkan beberapa faktor termasuk jenis aset yang dipilih, frekuensi investasi, jumlah investasi, dan tujuan investasi. Kedisiplinan dan ketepatan waktu juga menjadi faktor kunci dalam menerapkan strategi ini.
  • 💵 MicroStrategy, adalah salah satu contoh perusahaan yang menerapkan strategi DCA dalam investasi Bitcoin. Mereka melakukan DCA Bitcoin sejak Agustus 2020. Per April 2023, MicroStrategy sudah memiliki 140.000 Bitcoin atau sekitar US$4,17 miliar.
  • 📱 Aplikasi PINTU kini memiliki fitur “Nabung Rutin” atau Auto Dollar-Cost Averaging) yang akan otomatis menarik uang dari dompet Pintu dan membeli aset yang kamu pilih!

Mengapa Menggunakan Strategi DCA?

Meminimalisir risiko pada investasi menjadi salah satu tujuan bagi investor maupun trader. Lewat strategi DCA dapat membantu investor meredam keputusan berinvestasi berdasarkan emosi serta Fear of Missing Out (FOMO). Cara kerja dollar-cost averaging adalah investor menerapkan investasi dalam satu kelas aset dan memilih untuk menginvestasikan jumlah yang tetap setiap minggu, setiap bulan, atau pada waktu yang ditentukan.

Baca juga: Apa itu Dollar Cost Averaging?

Strategi DCA yang Tepat

Sebelum memulai investasi, perlu dicatat beberapa pertimbangan berinvestasi dengan strategi DCA pada aset crypto, di antaranya:

  • Aset crypto apa yang dipilih?
  • Seberapa sering akan melakukan investasi?
  • Berapa banyak dana yang diinvestasikan?
  • Apa tujuan investasi kamu?

Sebagai contoh, kamu ingin melakukan investasi pada aset crypto Ethereum (ETH). Setelah memilih aset yang akan diinvestasikan, kemudian kamu menyusun frekuensi pembelian ETH (harian, mingguan, bulanan) serta jumlah pembelian yang akan dilakukan dalam periode waktu tertentu. Investasi pada ETH ini kamu tujukan untuk menyimpan aset kamu dalam jangka panjang.

<aside> 💡 Contoh kasusnya seperti ini, jika dimulai sejak bulan Mei 2020 kamu membeli ETH senilai Rp1 juta setiap bulannya selama 3 tahun, maka modal awal sebesar Rp 36 juta sudah meningkat menjadi Rp73.142.018. Dalam periode 3 tahun kamu membeli ETH, nilai aset kamu telah naik sebesar 103.17%!

Baca juga: FOMO dan Psikologi Trading Cryptocurrency

Kunci Utama DCA: Disiplin dan Ketepatan Waktu

Sumber: Giphy

Strategi DCA cocok diterapkan oleh pemula yang tidak secara berkala mengikuti perkembangan pasar serta belum menguasai analisis teknikal. Namun, untuk memaksimalkan keuntungan dari investasi yang dilakukan, tentu strategi DCA yang lebih efektif bisa diterapkan. Caranya dengan disiplin dan menentukan waktu investasi yang tepat.

  1. Disiplin: Investor perlu disiplin dan fokus terhadap strategi investasi yang telah ditentukan, periode, jumlah, dan aset yang diinvestasikan.
  2. Berani memulai: Mulai berinvestasi dalam jumlah berapapun dan menjadikannya kebiasaan.
  3. Waktu yang tepat: Untuk memaksimalkan keuntungan, pengaturan waktu dalam strategi DCA menjadi penting. Selain berinvestasi pada waktu yang sama secara berkala, fleksibilitas juga bisa diterapkan pada strategi DCA, di mana kamu harus tahu kapan waktu yang tepat harus masuk ke pasar.

Contoh sederhana fleksibilitas yang bisa diterapkan dalam strategi DCA adalah jika aset crypto yang menjadi fokus sedang mengalami peningkatan selama beberapa hari berturut-turut, mungkin dalam waktu dekat, token atau koin tersebut akan mengalami koreksi harga. Jadi untuk melakukan DCA atau buying the dip, kamu bisa menunggu koreksi tersebut terjadi.

Strategi DCA Ala MicroStrategy

Salah satu perusahaan yang terkenal melakukan strategi DCA adalah MicroStrategy, perusahaan Amerika yang bergerak di bidang business intelligence (BI), perangkat lunak mobile, dan layanan berbasis cloud. Diketahui MicroStrategy per 5 April 2023 memiliki 140.000 Bitcoin atau US$4,17 miliar dengan harga beli rata-rata di $29.803 per Bitcoin.

MicroStrategy menerapkan strategi DCA yang fleksibel namun disiplin serta fokus kepada Bitcoin sebagai aset yang diinvestasikan. Pertama kali MicroStrategy membeli 21,454 Bitcoin pada 11 Agustus 2020 senilai US$250 juta. Kemudian pembelian terakhir di bulan April 2023. Konsistensi MicroStrategy dalam menggunakan strategi DCA diperlihatkan dengan pembelian Bitcoin dalam berbagai kondisi market, bull atau pun bear market. Totalnya MicroStrategy telah “mencicil” Bitcoin selama tiga tahun terakhir sebanyak 27 kali pembelian.

Sumber: Excavo, Tradingview.

Meski begitu, pembelian Bitcoin yang dilakukan MicroStrategy belum ada laporan terkait berapa keuntungan yang telah didapat dari pembelian Bitcoin sejak tahun 2020 hingga tahun 2023. Namun, MicroStrategy telah menampilkan contoh nyata penerapan DCA dalam investasi crypto.

Kesimpulan

Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) merupakan pendekatan investasi yang efektif dalam mengurangi risiko, terutama bagi investor pemula. Dengan berinvestasi jumlah yang sama secara berkala, investor dapat menghindari keputusan berbasis emosi dan Fear of Missing Out (FOMO). Namun, untuk memaksimalkan keuntungan, kedisiplinan dan ketepatan waktu adalah kunci dalam menerapkan strategi DCA. Investor harus mempertimbangkan aset yang dipilih, frekuensi investasi, jumlah dana yang diinvestasikan, dan tujuan investasinya.

Salah satu contoh aplikasi sukses dari strategi DCA adalah MicroStrategy, perusahaan Amerika yang berinvestasi secara besar-besaran dalam Bitcoin. MicroStrategy mengaplikasikan pendekatan DCA yang disiplin dan fokus, yang menghasilkan keuntungan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa, dengan disiplin dan strategi yang tepat, DCA dapat menjadi alat yang kuat dalam portofolio investasi.

Baca juga: 5 Strategi Investasi Crypto yang Jitu

Fitur Auto DCA di Aplikasi PINTU

Fitur Auto DCA Pintu

Sudah siap berinvestasi crypto dan menggunakan strategi DCA? Aplikasi PINTU bisa jadi pilihan yang tepat karena memiliki fitur Auto DCA untuk mendukung strategi investasi kamu.

Fitur “Nabung Rutin” atau Auto DCA dirancang khusus untuk membantumu menabung crypto dengan lebih teratur dan mudah sesuai dengan keinginanmu. Kamu hanya perlu mengatur frekuensi, menentukan aset apa yang akan dibeli, dan jumlah pembelian. Lalu, Pintu akan otomatis menarik uang dari dompet IDRT dan membeli aset yang kamu pilih!

Kamu bisa langsung mencoba fitur Auto DCA dengan mengunduh aplikasi PINTU versi terbaru.

Pintu adalah platform jual beli dan investasi aset crypto di Indonesia yang terdaftar resmi di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Indonesia (BAPPEBTI) dan diawasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Mulai investasi hanya dengan Rp11.000.

Disclaimer:

Konten ini ditujukan untuk memperluas pengetahuan pembaca. Sebelum berinvestasi, selalu lakukan riset pribadi dan gunakan dana yang bisa kamu relakan. Segala kegiatan jual beli dan investasi aset crypto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *