Kategori
Investasi Pemula

Indonesia Masuk ke Peringkat 7 di Index Adopsi Crypto Global 2023

Reading Time: 6 minutes

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi anak muda yang tinggi dan sektor teknologi yang sedang mengalami perkembangan pesat. Maka dari itu, Indonesia menjadi tempat yang tepat untuk adopsi teknologi baru seperti aset kripto. Hal ini terlihat jelas dalam laporan Chainalysis tentang indeks adopsi kripto global. Indonesia kini menempati posisi 7 dalam adopsi aset kripto pada tahun 2023. Lalu, bagaimana dengan papan peringkat adopsi crypto tahun 2023? Artikel ini akan menjelaskannya secara rinci.

Ringkasan Artikel

  • 📈 Tahun 2023 menjadi tahun pemulihan untuk pasar kripto setelah penurunan drastis di tahun 2022, dengan negara-negara berpendapatan menengah ke bawah menunjukkan peningkatan adopsi aset kripto yang signifikan.
  • 🚀 Negara-negara berkembang memimpin adopsi aset kripto, dengan Indonesia dan Nigeria yang masuk ke daftar 10 besar menggantikan Rusia dan China. India, Nigeria, dan Vietnam menjadi negara tiga besar dengan adopsi paling tinggi.
  • 🇮🇩 Indonesia mengalami lonjakan dalam indeks adopsi kripto global, naik dari posisi 20 ke 7. Peningkatan ini menunjukkan besarnya minat dan penerimaan terhadap aset kripto di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
  • ⚙️ Aset kripto digunakan memiliki banyak kegunaan di berbagai negara, mulai dari menghindari inflasi, transaksi remitansi, hingga penggunaan di sektor GameFi dan GambleFi.

Adopsi Aset Kripto Global 2023

indeks adopsi kripto 2023
Indeks adopsi crypto dari kuartal III 2020 sampai kuartal II 2023. Sumber: Chainalysis.

Layaknya 2022, adopsi aset kripto pada tahun 2023 jauh di bawah puncak adopsi global pada bull market 2021. Penurunan pada tahun 2022 terlihat jelas sangat drastis. Namun, pasca kejadian FTX pada kuartal IV tahun lalu, adopsi aset kripto mengalami pemulihan yang cukup kuat. Hal ini didorong dengan kuartal I yang kuat untuk Bitcoin dan berbagai sektor altcoin.

Pada kuartal I 2023, Bitcoin berhasil mengalami apresiasi 71,77% dan ETH naik sebesar 52,15%. Kuartal I 2023 membawa kembali minat investor terhadap industri aset kripto setelah FTX yang membawanya ke titik terendah di tahun lalu.

Laporan adopsi aset crypto global Chainalysis dibuat dengan membandingkan berbagai angka volume transaksi dengan Purchasing Power Parity (PPP) atau daya beli per kapita.
indeks adopsi crypto
Indeks adopsi crypto 2023.

Namun, pemulihan adopsi pasar kripto ini tidak merata. Beberapa kategori negara meningkat pesat sementara yang lainnya stagnan atau bahkan menurun. Kategori negara dengan peningkatan adopsi aset kripto tertinggi adalah negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income atau LMI). Negara-negara yang masuk dalam kategori ini mayoritas berada di Afrika, Asia Tenggara, dan Asia Selatan.

Seperti pada gambar di atas, 10 negara teratas dalam tingkat adopsi aset kripto diisi oleh negara LMI seperti Ukraina, India, Nigeria, dan Vietnam. Bahkan, 7 dari 10 negara di atas berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Indonesia menempati posisi ke-7 di indeks adopsi kripto dunia, naik dari posisi 20 tahun lalu. Ini menunjukkan besarnya minat masyarakat di negara-negara tersebut terhadap aset kripto.

Perbandingan dengan Indeks Adopsi Kripto 2022

Dalam indeks adopsi kripto 2022, Rusia dan China menempati posisi 9 dan 10 di indeks adopsi aset crypto. Tahun ini, kedua negara tersebut diganti oleh Nigeria yang melesat dari posisi 11 ke 2 dan Indonesia dari 20 ke posisi 7. Lagi-lagi, ini menunjukkan betapa dominannya aset kripto di negara-negara berkembang dalam kategori LMI.

Satu-satunya negara maju yaitu Amerika Serikat berhasil naik dari posisi 5 ke 4. Kenaikan posisi AS ini datang dari kontribusi volume transaksi pengguna retail yang sangat tinggi dari sektor CEX dan DeFi (kedua tertinggi di seluruh dunia). Selain itu, volume transaksi DeFi di AS secara keseluruhan juga kedua tertinggi di seluruh dunia.

Kejutan lain datang dari Nigeria di posisi-ke-2 dengan volume transaksi P2P (peer-to-peer) retail terbesar di dunia. Lalu, berbeda dengan tahun lalu, India memiliki angka volume transaksi tertinggi dalam sektor DeFi dan CEX baik secara retail atau secara keseluruhan.

Bagaimana Adopsi Kripto di Indonesia dan Asia Tenggara?

adopsi crypto asia 2023
Statistik adopsi aset kripto di wilayah CSAO.

Laporan Chainalysis menggabungkan wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Oceania (CSAO). Hasilnya, wilayah CSAO berkontribusi 19,3% dari total volume transaksi kripto di dunia, ketiga terbesar di dunia. Angka ini sedikit di bawah Amerika Serikat dan wilayah Eropa. Volume transaksi yang besar ini juga datang dari beragam sumber, termasuk angka yang tinggi dari adopsi institusional dan DeFi pengguna retail.

Seperti yang sudah disebutkan, India memimpin dalam berbagai metriks, diikuti oleh Vietnam dan Thailand yang sangat berdekatan. Indonesia secara mengejutkan berada di posisi ke-4, mengalahkan Filipina, Australia, dan Singapura. Statistik Indonesia yang begitu bagus kemungkinan didorong oleh volume transaksi sektor bursa tersentralisasi (CEX).

Beberapa temuan menarik lainnya dari laporan Chainalysis tentang wilayah CSAO:

  • Filipina: Axie Infinity menjadi awal adopsi industri GameFi di Filipina. Saat ini, 19,9% orang Filipina yang mengakses aset kripto membuka platform GameFi dan GambleFi. Ini merupakan angka paling tinggi di wilayah CSAO.
  • Thailand: Masyarakat Thailand paling banyak mengakses DEX dibanding negara CSAO lainnya lalu diikuti oleh Vietnam.
  • Pakistan: Pakistan mengalami inflasi sebesar 31% di tahun 2023. Meskipun secara legal trading crypto dilarang di Pakistan, banyak transaksi terjadi secara P2P karena banyak orang berlari ke stablecoin AS untuk melindungi aset mereka dari inflasi yang kian tinggi.
  • India: India menerapkan pajak 30% dari keuntungan yang didapatkan oleh investor kripto dan pajak 1% di semua transaksi kripto. Akibatnya, banyak pengguna kripto India yang lari ke bursa pertukaran internasional dan terdesentralisasi.

Baca juga artikel Mengapa Asia Bisa Menjadi Pusat Industri Kripto Dunia.

Masa Depan Adopsi Kripto

adopsi crypto global 2023 chainalysis
Peta global adopsi crypto 2023, semakin gelap tingkat adopsi semakin tinggi.

Laporan Chainalysis tentang adopsi aset kripto menunjukkan adanya perkembangan berarti dari tahun 2022. Di banyak negara seperti Nigeria dan India, aset kripto semakin banyak digunakan. Selain itu, kegunaan aset kripto pun mengalami ekspansi. Laporan Chainalysis menunjukkan bahwa setiap wilayah memiliki fungsi utama aset kripto yang berbeda-beda.

Di Meksiko, remitansi berbentuk aset kripto banyak digunakan. Platform bursa kripto Bitso memproses $3,3 miliar dolar remitansi dari AS ke Meksiko. Aktivitas aset kripto di Latin Amerika didominasi oleh transaksi dari bursa pertukaran besar (CEX).

Sementara itu, masyarakat dari Turki, Nigeria, Argentina, dan Venezuela memanfaatkan aset kripto untuk menghindari inflasi mata uang yang sangat tinggi. Dalam konteks ini, stablecoin AS seperti USDT dan USDC banyak dimanfaatkan oleh investor. Stablecoin dan Bitcoin juga sangat populer di beberapa negara Afrika seperti Ghana, Kenya, dan Afrika Selatan yang memiliki kenaikan adopsi aset crypto.

Secara keseluruhan, laporan adopsi crypto 2023 ini memberikan harapan terhadap masa depan industri kripto. Negara-negara berkembang menyalip banyak negara maju dalam angka adopsi crypto. Selain itu, kegunaan baru aset kripto pun mulai bermunculan. Kondisi bear market terbukti tidak menghilangkan perkembangan dan fungsi aset kripto.

Rekomendasi Bacaan: Potensi Aset Kripto Sebagai Aset Global.

Kesimpulan

Laporan Chainalysis tentang adopsi aset kripto 2023 mengungkapkan adanya pemulihan signifikan. Negara-negara berkembang dengan pendapatan menengah ke bawah mengalami peningkatan adopsi crypto signifikan. Indonesia menunjukkan kemajuan pesat dengan naik dari posisi 20 ke posisi 7 dalam indeks global, menggambarkan peningkatan minat dan penerimaan terhadap aset kripto di negara tersebut. Dengan pemulihan pasar kripto yang tidak merata, negara-negara berpendapatan menengah ke bawah mendominasi dalam indeks adopsi aset kripto. Namun demikian, masih ada variasi penggunaan aset kripto di berbagai wilayah, tergantung pada kebutuhan ekonomi dan kondisi sosial masing-masing negara.

Cara Membeli Aset Kripto Pada Aplikasi Pintu

Kamu bisa mulai berinvestasi pada berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:

  1. Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
  2. Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
  3. Buka halaman market dan cari Koin favoritmu.
  4. Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
  5. Sekarang kamu sudah menjadi investor kripto!

Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *