Validator crypto mempunyai peran penting dalam memastikan transaksi yang terjadi di jaringan sebuah blockchain berjalan dengan lancar dan aman. Meskipun dapat menjadi sumber pendapatan yang menggiurkan, untuk menjadi validator dibutuhkan pengetahuan khusus dan investasi yang cukup besar baik dalam aset crypto maupun perangkat keras dan perangkat lunak. Mau tahu caranya serta seberapa besar keuntungan yang bisa didapat dengan menjadi validator? Cari tahu selengkapnya di artikel berikut.
Ringkasan Artikel
- 🔎 Validator crypto adalah partisipan dalam sebuah jaringan Proof-of-Stake (PoS) blockchain yang bertugas mengonfirmasi transaksi yang terjadi pada jaringan dan mendapatkan imbalan sebagai gantinya.
- ⚡ Validator crypto diperlukan dalam ekosistem blockchain untuk keamanan jaringan protokol, memvalidasi transaksi, serta menciptakan konsensus.
- ⚖️ Cara kerja validator bisa disederhanakan ke dalam tiga langkah: memilih jaringan blockchain, memilih software dan hardware yang tepat, serta menjalankan node sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam protokol blockchain.
- ⚠️ Terdapat risiko yang harus dihadapi para validator: yakni slashing, biaya yang tidak murah, serta risiko likuiditas karena token terkunci selama menjadi validator.
Apa itu Validator Crypto?
Validator crypto adalah partisipan dalam sebuah jaringan Proof-of-Stake (PoS) blockchain yang bertugas mengonfirmasi transaksi yang terjadi pada jaringan dan mendapatkan imbalan sebagai gantinya. Validator ini akan menentukan apakah sebuah transaksi valid atau tidak. Ketika transaksi dianggap valid, kemudian mereka akan menambahkannya ke dalam buku besar. Dengan begitu, transaksi yang terjadi di setiap jaringan dapat dipastikan integritas dan keamanannya.
Walaupun sama-sama bertugas memvalidasi transaksi di blockchain, validator sebenarnya tidak sama dengan para penambang atau miners. Perbedaan utamanya terletak pada mekanisme konsensusnya. Validator bekerja pada mekanisme PoS, sementara penambang pada mekanisme Proof-of-Work (PoW).
Pada PoW, untuk memvalidasi transaksi, penambang harus menggunakan mining rig seperti Application Specific Integrated Circuit (ASIC). Adapun, ASIC merupakan perangkat komputer super yang tergolong mahal dan mempunyai tingkat konsumsi energi yang tinggi. Sementara pada PoS, untuk memvalidasi transaksi, validator cukup melakukan staking sejumlah aset crypto agar mendapatkan kesempatan terpilih sebagai validator. Komputer yang digunakan juga tidak perlu secanggih ASIC. Sementara untuk jumlah yang perlu di-stake akan berbeda-beda tergantung aset crypto-nya sendiri.
Mau tahu lebih lanjut mengenai mekanisme PoW yang digunakan di Bitcoin? Baca penjelasan lengkapnya pada artikel berikut.
Mengapa Validator Crypto Diperlukan?
Berikut ini adalah beberapa alasan yang membuat keberadaan validator crypto diperlukan di dalam ekosistem blockchain:
- Memvalidasi transaksi. Validator crypto bertanggung jawab untuk memvalidasi transaksi yang ada di blockchain. Para validator harus memastikan setiap transaksi mengikuti aturan protokol yang sudah ditetapkan.
- Menciptakan konsensus. Validator crypto juga berfungsi untuk menciptakan konsensus pada sebuah blockchain. Dengan para validator mencapai konsensus, ini sekaligus memastikan blockchain tetap utuh dan berfungsi normal.
- Keamanan jaringan. Validator crypto mempunyai peranan penting dalam keamanan blockchain. Mereka mencegah transaksi yang tidak sah ditambahkan ke dalam blockchain, sehingga memastikan integritas dan keamanan sebuah blockchain.
Cara Kerja Validator Crypto
Membahas cara kerja validator sebenarnya cukup kompleks, mengingat setiap mekanisme dari masing-masing blockchain bisa berbeda satu sama lain. Namun, cara kerja validator bisa disederhanakan ke dalam tiga langkah: memilih jaringan blockchain, memilih software dan hardware yang tepat, serta menjalankan node sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam protokol blockchain.
Menyiapkan software dan hardware merupakan pekerjaan yang relatif mudah karena disediakan panduan yang bisa membantu kamu. Namun, menjalankan node secara jangka panjang menjadi bagian yang lebih sulit. Kamu diharuskan untuk setidaknya punya ilmu dan memahami berbagai aspek teknis mengenai jaringan komputer, keamanan siber, troubleshooting, dan cara kerja protokol sebuah blockchain.
Dalam menjalankan verifikasi, validator akan menjalankan software khusus untuk berkomunikasi dengan nodes lain di dalam jaringan guna memastikan setiap transaksi valid dan memenuhi aturan yang ada. Kemudian, validator juga bertanggung jawab dalam menyimpan data transaksi, memproses sekaligus memverifikasi transaksi, serta menambahkan blok baru ke dalam blockchain.
Dengan melakukan seluruh tugas tersebut, para validator akan mendapatkan imbalan sebagai gantinya. Namun, jika validator bekerja secara tidak maksimal, mereka bisa mendapatkan pinalti berupa pemotongan aset yang di-stake, hingga dicabut posisinya sebagai validator dan tidak bisa mendaftar sebagai validator lagi.
Dalam artikel berikut, kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal apa itu staking dan mekanisme cara kerjanya.
Cara Menjadi Validator Crypto
Bagi kamu yang ingin menjadi validator, maka wajib hukumnya untuk menyiapkan hardware dan software pendukung, serta mempunyai sejumlah aset crypto untuk kemudian di-stake. Setiap protokol dan aset crypto mempunyai ketentuan masing-masing terkait jumlah aset yang harus dimiliki.
Berikut ini adalah rekomendasi spesifikasi minimum perangkat keras untuk menjadi validator pada jaringan Ethereum. Sementara pada dokumen ini, terdapat langkah-langkah yang harus dijalankan bagi para calon validator jaringan Ethereum. Kamu juga bisa melihat persyaratan sekaligus langkah-langkah untuk menjadi validator pada beragam jaringan protokol di bawah ini:
Network | Processor | Memory | Storage | Total Validators | Required Minimum Stake | Reward Rate |
---|---|---|---|---|---|---|
Ethereum | 4+ cores @ 2.8+ GHz | 16GB+ RAM | 2TB SSD | 556.622 | 32 ETH | 4,58% |
Solana | 12 cores @ 2.8+ GHz | 128GB+ RAM | 1TB SSD | 1.639 | 1 SOL | 7,7% |
Avalanche | 8 cores @ 2.8+ GHz | 16GB+ RAM | 1TB SSD | 1.262 | 2.000 AVAX | 9,51% |
Polkadot | 4+ cores @ 3.4+ GHz | 16GB+ RAM | 1TB SSD | 297 | 350 DOT | 15,32% |
Polygon | 8 cores @ 2.8+ GHz | 32GB+ RAM | 2,5TB SSD | 100 | 1 MATIC | 10,01% |
Sebagai contoh, untuk menjadi validator pada jaringan Ethereum, diharuskan melakukan staking sebanyak 32 ETH. Dalam menjadi validator Ethereum, terdapat beragam cara yang bisa kamu gunakan. Seperti solo staking, yakni kamu sepenuhnya berpartisipasi dan melakukan berbagai tugas validator, dan mengunci sebanyak 32 ETH.
Ada juga staking as service, yakni kamu menugaskan pihak lain untuk mengurusi berbagai aspek teknis. Jadi, kamu hanya perlu menyiapkan 32 ETH untuk di-stake, sementara sisanya akan dikerja pihak staking as service yang kamu pilih. Cara lain menjadi validator di jaringan ETH adalah melalui pooled staking. Bagi kamu yang tidak nyaman sepenuhnya meng-stake 32 ETH, platform liquid staking bisa menjadi pilihan.
Perlu diingat, dengan menjadi validator di jaringan Ethereum, maka 32 ETH yang kamu stake beserta imbalannya akan terkunci. Aset beserta keuntungannya baru bisa kamu cairkan ketika Ethereum telah menyelesaikan Shanghai Upgrade.
Pintu Academy telah menuliskan soal shanghai upgrade beserta pembaruan yang akan dihadirkan lewat artikel berikut.
Reward Validator Crypto
Imbalan validator crypto sebenarnya beragam karena bergantung pada masing-masing protokol crypto-nya. Selain jumlah imbalan yang berbeda, waktu pembagian imbalannya juga berbeda-beda. Dalam mekanisme PoS, imbalan yang diperoleh validator akan berdasarkan per epoch di mana satu epoch bisa berbeda antar blockchain, namun umumnya antara 1-3 hari. Jumlah imbalan yang diterima serta periode pembagiannya biasanya dapat ditemukan di website masing-masing protokol.
Namun, jika kamu ingin mendapatkan gambaran imbalan yang diperoleh validator, kamu bisa menggunakan website kalkulator imbalan validator. Sabagai contoh, lewat website Stakingrewards, kamu bisa menghitung potensi imbalan dari beragam protokol. Kamu hanya perlu memasukkan jumlah aset crypto yang di-stake, periode penguncian aset, jenis validator, serta asumsi harga crypto.
Berdasarkan contoh di atas, jika kamu menjadi solo validator di jaringan Ethereum, dalam setahun perkiraan pendapatan yang diperoleh akan mencapai 4,58%. Artinya, dengan men-stake sebanyak 32 ETH, validator akan memperoleh imbalan sekitar US$ 2.594,33 per tahun dengan asumsi harga ETH berada di US$ 1.700. Namun, perlu diingat bahwa simulasi tersebut sebatas contoh dan besar kemungkinan perhitungannya akan berbeda jika secara real-time mengingat harga aset yang fluktuatif.
Risiko Validator Crypto
Dalam menjalani peran sebagai validator, terdapat beberapa risiko yang perlu kamu ketahui:
- Slashing. Ketika menjadi validator, terdapat risiko untuk terkena slashed secara parsial atau sepenuhnya jika tidak menjalankan tugas dengan baik. Slashing terjadi ketika validator melakukan double vote, menyebabkan perubahan riwayat transaksi, serta mengajukan atau menyetujui dua blok berbeda untuk slot yang sama. Jika terkena slashing, nilai aset yang di-stake validator akan dipotong di mana jumlanya tergantung dengan kesalahan yang dilakukan.
- Likuiditas. Dalam menjadi validator, setiap pengguna diharuskan meng-stake aset pada periode waktu tertentu. Hal ini membuat aset tersebut menjadi tidak bisa diakses sampai periode penguncian berakhir. Imbasnya, pengguna tidak bisa melakukan penjualan ketika nilai aset mengalami penurunan atau kenaikan tajam.
- Biaya. Menjadi validator memang tidak semahal menjadi penambang, namun tetap saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Modal yang diperlukan untuk hardware staking bisa mencapai ratusan hingga ribuan dolar AS. Belum lagi kebutuhan untuk biaya listrik maupun internet yang diperlukan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, menjadi seorang validator crypto bisa menjadi pengalaman yang bermanfaat. Validator mempunyai perang vital dalam menjaga keamanan dan integritas jaringan blockchain. Partisipasi mereka juga merupakan hal yang penting untuk keberhasilan jaringan tersebut. Hanya saja, menjadi validator memerlukan waktu, uang, hingga tenaga yang tidak sedikit. Belum lagi dengan risiko yang membayanginya.
Jika kamu mempertimbangkan untuk menjadi validator, pastikan untuk selalu melakukan riset secara mendalam dan memahami persyaratan teknis maupun finansial yang diperlukan. Dengan pengetahuan dan persiapan yang tepat, menjadi validator bisa menjadi perjalanan yang memuaskan dan menjanjikan.
Beli Aset Crypto di Pintu
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
Ethereum, What is Validator? Diakses pada 24 Maret 2023.
Alexandria, What is Validator, Coin Market Cap, diakses pada 24 Maret 2023.
Coin Telegraph, Ethereum 2.0 staking: A beginner’s guide on how to stake ETH, diakses pada 24 Maret 2023.
Katie Rees, How Much Money Can You Make as a Crypto Validator? Make Use Of, diakses pada 24 Maret 2023.
Lyle Daly, What Is Proof of Stake (PoS) in Crypto? The Motley Fool, diakses pada 24 Maret 2023.
World Coin, Crypto Staking: A Beginner’s Guide, diakses pada 24 Maret 2023.
Darry Port, Make Passive Income as a Crypto Validator On These 5 Blockchains. Money Made, diakses pada 27 Maret 2023