Kategori
Investasi

Mengenal Apa itu Zero Sum Game: Apakah Bitcoin Contoh dari Zero Sum Game?

Reading Time: 5 minutes

Dalam dunia ekonomi dan keuangan, istilah zero sum game sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana keuntungan satu pihak selalu berarti kerugian bagi pihak lain. Konsep ini banyak ditemukan dalam berbagai bentuk kompetisi, termasuk perdagangan dan investasi.

Namun, ketika kita membahas Bitcoin—sebuah aset digital yang semakin populer dan kompleks—muncul pertanyaan menarik: Apakah perdagangan Bitcoin (BTC) juga termasuk zero sum game?

Artikel ini akan mengulas secara mendalam pengertian zero sum game, bagaimana konsep ini diterapkan dalam konteks perdagangan, dan apakah Bitcoin sepenuhnya cocok dengan definisi tersebut atau tidak? Simak selengkapnya!

Apa itu Zero Sum Game?

Zero sum game adalah situasi di mana jika satu orang mendapatkan keuntungan, orang lain pasti merugi dengan jumlah yang sama. Dalam kata lain, situasi zero sum game akan selalu menghasilkan pemenang dan yang kalah.

Contoh zero sum game yang paling mudah adalah permainan catur, di mana kalau satu pemain menang, pemain lain pasti kalah.

Dilansir dari Investopedia, di dunia keuangan, beberapa jenis perdagangan juga termasuk zero sum game. Misalnya, dalam perdagangan opsi atau kontrak berjangka (futures), selalu ada dua pihak yang membuat kesepakatan. Kalau satu pihak untung dari kesepakatan itu, pihak lainnya pasti rugi.

Apakah Bitcoin Zero Sum Game?

Bitcoin DeFi BTC Staking

BTC zero sum game adalah konsep yang sering disalahpahami, terutama oleh mereka yang hanya melihat Bitcoin sebagai alat spekulasi jangka pendek.

Namun, Bitcoin yang dibeli di pasar spot (spot market) bukanlah zero sum game. Selama satu dekade terakhir, Bitcoin telah naik jutaan persen. Bagi seorang investor, Bitcoin bukanlah zero sum game karena sifatnya mirip seperti emas.

Bahkan orang-orang yang membeli di harga tertinggi (misalnya $20.000 saat puncak tahun 2017) memang sempat mengalami kerugian selama beberapa tahun, tapi akhirnya bisa balik modal dan bahkan untung besar ketika Bitcoin mencapai puncak baru di $69.000 atau setara 3,5 kali lipat dari harga belinya.

Selain itu, orang yang menjual Bitcoin tidak secara otomatis menyebabkan kerugian penuh bagi pembeli. Hal ini berarti perdagangan Bitcoin di pasar spot tidak memenuhi kriteria btc zero sum game adalah karena kedua belah pihak bisa sama-sama diuntungkan.

Misalnya, saat harga Bitcoin jatuh dan banyak orang menjual karena panik, mungkin mereka yang menjual lebih awal bisa dianggap “menang.” Namun, mereka yang membeli di harga terendah (bottom) dan bersabar menunggu pemulihan pasar bisa mendapat keuntungan yang jauh lebih besar. Di sinilah keterampilan, strategi, dan manajemen risiko menjadi penentu hasil, bukan sifat zero-sum game itu sendiri.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Bitcoin bukanlah zero sum game:

  • Adopsi Teknologi

Bitcoin bukan hanya sekadar aset yang bisa diperdagangkan, tapi juga merupakan fondasi dari infrastruktur keuangan baru. Seiring meningkatnya adopsi, Bitcoin mendukung inovasi seperti Lightning Network, pembayaran lintas negara, dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang menghasilkan nilai baru secara nyata.

Selain itu, adopsi Bitcoin terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kini, pemilik BTC bukan hanya investor retail tetapi juga investor institusi seperti Bank, negara, dan perusahaan investasi.

  • Pertumbuhan Ekosistem

Pertumbuhan adopsi Bitcoin juga mendorong munculnya lapangan kerja, platform, layanan, dan edukasi. Dampak makroekonomi ini menciptakan ekosistem positive-sum, di mana partisipan baru dapat menciptakan kekayaan melalui inovasi, bukan sekadar dari aktivitas spekulasi.

Bisakah Bitcoin Masuk ke dalam Zero Sum Game?

Jika Bitcoin dilihat murni sebagai instrumen perdagangan jangka pendek, maka ia menunjukkan sifat zero sum game. Artinya, keuntungan satu pihak berasal dari kerugian pihak lain.

Pergerakan harga terjadi karena adanya aktivitas jual-beli antar pelaku pasar. Trader yang mendapat untung melakukannya karena perubahan harga yang menguntungkan, sementara kerugian terjadi pada pihak yang berada di sisi pergerakan yang salah.

Dalam bentuk perdagangan derivatif seperti futures atau margin trading, sifat zero sum game ini bahkan lebih kentara. Hal ini karena tidak ada aset nyata yang benar-benar berpindah tangan dan yang diperdagangkan hanyalah selisih harga (price difference).

Dengan kata lain, trader tidak memiliki Bitcoin-nya secara langsung, tapi hanya berspekulasi terhadap naik-turunnya harga.

Dalam skenario perdagangan jangka pendek dan pasar derivatif, Bitcoin menunjukkan bentuk zero sum game. Secara keseluruhan, ekosistem perdagangan Bitcoin dapat menunjukkan dua sisi yang berbeda:

  • Dalam perdagangan jangka pendek, terutama di instrumen derivatif seperti futures dan margin, Bitcoin berperilaku layaknya zero sum game, di mana keuntungan satu pihak setara dengan kerugian pihak lain.
  • Dalam konteks investasi jangka panjang dan adopsi yang lebih luas, Bitcoin berperan sebagai mesin ekonomi positif-sum. Inovasi teknologi, pengembangan infrastruktur, dan kolaborasi antar pelaku industri menciptakan pertumbuhan nilai secara keseluruhan, bukan hanya sekadar transfer kekayaan antar individu.

Apakah Trading Futures Zero Sum Game?

Perdagangan futures (kontrak berjangka) sering dianggap sebagai zero sum game. Trader futures tidak membeli aset seperti Bitcoin secara langsung, melainkan membeli kontrak derivatif. Jika trader membeli kontrak, maka ia percaya harga akan naik di masa depan.

Sebaliknya, trader akan menjual kontrak jika percaya harga akan turun. Secara alami ini menciptakan skenario menang dan kalah. Jadi, perdagangan futures adalah zero sum game, di mana keuntungan satu pihak adalah kerugian pihak lain.

Contoh Zero Sum Game dalam Crypto

Di luar perdagangan futures atau options konvensional, membeli aset crypto dapat berubah menjadi zero sum game dalam situasi seperti “rugpull” saat kamu trading meme coin.

Sebagai contoh, terdapat lebih dari 300.000 token ERC-20 hanya di jaringan Ethereum (ETH). Di antara puluhan ribu token ini, ada banyak yang sengaja dibuat untuk menipu investor, dengan cara menarik perhatian agar orang membeli token tersebut, lalu pengembang menarik seluruh likuiditasnya di bursa terdesentralisasi (DEX).

Dalam kasus seperti ini, pengembang token mendapatkan keuntungan sepenuhnya, sedangkan para investor kehilangan semua uangnya—kerugian total. Situasi ini jelas merupakan zero sum game: satu pihak menang, yang lain sepenuhnya kalah.

Apa itu Non Zero Sum Game?

Selain istilah zero sum game, terdapat juga istilah non zero-sum game. Non zero sum game adalah situasi di mana hasil akhir suatu situasi tidak selalu menghasilkan yang menang dan kalah. Sebaliknya, bisa terjadi manfaat atau kerugian bersih (net benefit atau net loss) bagi seluruh partisipan secara keseluruhan.

Salah satu contoh non zero sum game adalah ketika beberapa proyek crypto pesaing memutuskan untuk bekerja sama demi memperluas pasar.

Misalnya, Pendle yang sering kali bekerja sama dengan berbagai proyek DeFi lain atau Solana yang memfasilitasi kerja sama proyeknya dengan Hyperliquid.

Hasil dari non zero-sum game dalam industri crypto bisa positif maupun negatif, tergantung pada niat dan interaksi antar pelaku pasar. Kerja sama bisa menciptakan pertumbuhan bersama, tetapi juga bisa merusak sistem jika disalahgunakan.

Contoh Non Zero Sum Game dalam Crypto

Beberapa proyek crypto yang berbeda sering berkolaborasi untuk membangun protokol bersama, seperti integrasi lintas jaringan (cross-chain).

Contohnya, Polkadot dan Chainlink bisa saling terintegrasi—Polkadot mendapat layanan oracle data dari Chainlink, sementara Chainlink memperluas jangkauan teknologinya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, perdagangan crypto bisa menjadi zero sum game, tergantung pada jenis trading yang dilakukan.

Misalnya, perdagangan derivatif (seperti futures atau margin) secara umum memang dianggap sebagai zero sum game, karena satu pihak hanya bisa untung jika pihak lain rugi.

Menariknya, hampir 50% volume perdagangan di bursa crypto berasal dari derivatif, sehingga tak heran jika banyak yang menganggap trading kripto secara keseluruhan sebagai zero sum game.

Namun, jika investor tidak menggunakan leverage dan memilih proyek-proyek berkualitas untuk investasi jangka panjang, maka situasinya berubah menjadi win-win—kedua belah pihak bisa mendapatkan manfaat, dan tidak ada pihak yang menderita kerugian total.

Referensi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *