Proof of Authority (PoA) menjadi mekanisme konsensus alternatif yang bisa memberikan tingkat skalabilitas lebih tinggi dari Proof of Work ataupun Proof of Stake. Bagaimana cara PoA mencapai tingkat skalabilitas tersebut? Lalu, blockchain apa yang menerapkan mekanisme konsensus tersebut? Simak ulasan lengkapnya pada artikel berikut.
Ringkasan Artikel
- ⚡ Proof of Authority adalah mekanisme konsensus yang memberikan kepercayaan terhadap kelompok atau individu terpilih untuk memvalidasi transaksi dan pembuatan blok baru dalam sebuah blockchain.
- 🖥️ Cara kerja PoA melibatkan pemilihan sekelompok otoritas atau authority nodes yang memiliki wewenang untuk memvalidasi dan mengesahkan transaksi.
- 🏆 PoA mempunyai tingkat skalabilitas dan efisiensi energi yang lebih baik dari PoS dan PoW. Namun, memiliki tingkat desentralisasi yang lebih buruk dari PoS dan PoW.
Apa itu Proof-of-Authority?
Proof of Authority (PoA) adalah mekanisme konsensus yang memberikan kepercayaan terhadap kelompok atau individu terpilih untuk memvalidasi transaksi dan pembuatan blok baru dalam sebuah blockchain. Algoritma konsensus PoA memanfaatkan nilai identitas, yang berarti bahwa validator blok tidak mempertaruhkan token atau menebak hash target, melainkan reputasi mereka sendiri.
Dalam PoA, validator justru harus mempunyai identitas yang jelas dan diverikasi. Hal tersebut berbeda dengan mekanisme Proof-of-Work (PoW) atau Proof-of-Stake (PoS) di mana siapa saja bisa menjadi validator dan tanpa perlu mengungkap identitasnya.
Mekanisme PoA merupakan ide dari Gavin Wood, co-founder Ethereum, sebagai solusi untuk pemrosesan transaksi yang lebih cepat dan hemat energi, khususnya untuk blockchain privat. Hal ini dikarenakan PoA tidak memerlukan validator dalam jumlah besar. Tak pelak ini membuat mekanisme PoA jauh lebih hemat energi dibandingkan mekanisme PoW. Dari sisi skalabilitas, ia juga lebih unggul dari mekanisme PoW maupun PoS.
Walaupun mempunyai tingkat skalabilitas yang lebih baik, jauh lebih sedikitnya jumlah validator di PoA membuatnya lebih tersentralisasi. Sebuah konsep yang sebenarnya bertolak belakang dengan ide blockchain yang serba terdesentralisasi. Selain itu, mengingat validator pada PoA merupakan sosok yang dipilih membuat mekanisme ini kurang cocok diterapkan untuk blockchain publik.
Kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal mekanisme Proof-of-Stake melalui artikel berikut.
Cara Kerja Proof-of-Authority
Cara kerja PoA melibatkan pemilihan sekelompok otoritas atau authority nodes yang memiliki wewenang untuk memvalidasi dan mengesahkan transaksi. Para authority nodes ini biasanya adalah entitas yang dapat dipercaya, bisa individu, kelompok, maupun perusahaan. Untuk menjadi authority nodes, setiap sistem bisa mempunyai persayaratan yang berbeda-beda. Namun, secara umumnya persyaratannya sebagai berikut:
- Validator harus dapat dipercaya, punya standar moral yang baik, serta tidak punya catatan kriminal.
- Identitas asli validator harus dapat diverifikasi baik di jaringan ataupun di dunia nyata.
- Kandidat validator harus mau menginvestasikan dananya serta mempertaruhkan reputasi mereka.
Nantinya, para kandidat akan menjalani seleksi ketat untuk mengurangi risiko memilih validator yang asal-asalan dan memastikan komitmen mereka secara jangka panjang.
Dalam PoA, ketika seorang pengguna mengirimkan transaksi, satu atau beberapa authority nodes yang dipilih secara acak akan bertanggung jawab untuk memvalidasi transaksi tersebut. Setelah validasi berhasil, transaksi akan ditambahkan ke dalam blok baru. Authority nodes juga bertugas membuat blok baru dan menambahkannya ke dalam blockchain.
Kepercayaan dalam PoA didasarkan pada reputasi dan kehandalan authority nodes. Jika seorang authority node melanggar aturan atau melakukan tindakan yang tidak etis, reputasinya akan tercoreng, dan dia dapat dikeluarkan dari jaringan.
Kelebihan Proof-of-Authority
- ⚡ Daya Komputasi Rendah. Seiring jumlah validator yang jauh lebih sedikit, serta tidak memerlukan proses penambangan, PoA tidak membutuhkan sumber daya energi yang besar.
- 💨 Skalabilitas. Dari sisi skalabilitas, PoA juga bisa memproses transaksi secara lebih cepat. Membuatnya lebih efisien dibanding PoW, bahkan PoS.
- 🔒 Keamanan. Dengan pemeriksaan latar belakang dan seleksi terhadap calon validator secara ketat, ini bisa membuat tingkat keamanan PoA sama dengan PoW dan PoS. Adanya pemilihan validator juga membuat PoA terbebas dari ancaman 51% attack.
Skalabilitas merupakan salah satu aspek yang ada dalam trilema blockchain. Cari tahu lebih lanjut penjelasannya di sini.
Kekurangan Proof-of-Authority
- 🖥️ Tersentralisasi. Dengan jumlah validator yang terbatas dan sudah dipilih membuat PoA lebih tersentralisasi dibandingkan PoW dan PoS.
- ⚖️ Informasi yang terbuka. Terbukanya identitas validator memberikan ancaman dari pihak ketiga yang menghendaki manipulasi. Misalnya, pihak tidak bertanggung jawab memengaruhi validator PoA untuk bertindak tidak jujur untuk merusak sistem dari dalam.
Perbedaan Proof of Authority, Proof of Work dan Proof of Stake
PoA | PoW | PoS | |
Pemilihan Validator | Seleksi ketat | Secara acak | Secara acak |
Identitas Validator | Publik | Anonim | Anonim |
Pertaruhan | Reputasi | Tenaga komputasi | Token |
Skalabilitas | Paling tinggi | Terendah | Moderat |
Tingkat Energi | Paling efisien | Paling boros | Moderat |
Penggunaan | Blockchain Privat | Blockchain Publik | Blockchain Publik |
Contoh Blockchain yang Menggunakan Proof-of-Authority
VeChain merupakan salah satu blockchain yang menggunakan mekanisme PoA. VeChain merupakan blockchain yang bertujuan untuk meningkatkan manajemen rantai pasok, termasuk di dalamnya pelacakan dan monitoring produk, verifikasi kualitas produk, dan pengelolaan tingkat persediaan. Jaringan terdesentralisasi VeChain memungkinkan integrasi Internet of Things (IoT), sehingga data dapat dibagikan serta dianalisis secara real-time, meningkatkan efisiensi, dan transparansi yang lebih baik bagi bisnis.
Secara spesifik, VeChainThor blockchain berfungsi mirip dengan platform blockchain bisnis lainnya. Namun, yang membedakan adalah VeChainThor menawarkan solusi blockchain yang lebih terintegrasi dan efisien melalui produk Blockchain as a Service (BaaS) yang dinamakan ToolChain. Sementara validator yang memverifikasi transaksi serta menjaga, menyutujui, dan menghasilkan blok pada VeChain disebut dengan nama Authority Masternodes (AM).
Jumlah nodes di VeChain sendiri hanya 101, bandingkan dengan Bitcoin yang sebanyak 16.400 dan Ethereum sebanyak 5.750. Dengan mengorbankan desentralisasi, VeChain dapat meningkatkan efisiensi yang memang diperlukan untuk kebutuhan komersil dan industrial.
Pintu Academy telah menyiapkan artikel yang membahas lebih dalam soal VeChain dan teknologinya di sini.
Kesimpulan
Setiap mekanisme konsensus, baik itu PoA, PoW, ataupun PoS, masing-masing memiliki keunggulan dan kelebihannya masing-masing. Industri blockchain dan crypto yang mengagungkan desentralisasi membuat konsep PoA terkesan melawan arus.
Tapi di satu sisi, PoA yang mengorbankan desentralisasi membuatnya bisa memproses transaksi lebih cepat. Hal ini membuat pendekatan PoA tetap menarik dan jadi solusi bagi sebagian kelompok. Alhasil, PoA bisa menjadi mekanisme konsensus yang lebih cocok digunakan untuk blockchain privat, ketimbang blockchain publik.
Beli Aset Crypto di Pintu
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Referensi
- Mike Antolin. What Is Proof-of-Authority? Coin Desk, diakses pada 22 Juni 2023.
- Coin Telegraph, Proof-of-authority vs. proof-of-stake: Key differences explained, diakses pada 22 Juni 2023
- Anders Bylund, What is Proof of Authority (PoA)? The Motley Fool, diakses pada 22 Juni 2023.
- Jagit Singh, What is VeChain (VET) and how does it work?, Cointelegraph, diakses pada 22 Juni 2023.