Kategori
Trading Pemula

Mencari Titik Beli Bitcoin Menggunakan Rainbow Chart

Reading Time: 5 minutes

Investor akan selalu mencari momentum yang paling pas untuk membeli Bitcoin agar potensi keuntungannya bisa lebih maksimal. Indikator Bitcoin rainbow chart menjadi salah satu indikator yang digunakan mendeteksi titik masuk membeli Bitcoin. Visualisasi yang berwarna-warni membuat Bitcoin rainbow chart mudah dipahami bagi investor pemula sekalipun. Mau tahu cara membaca indikator ini? Simak selengkapnya di artikel berikut.

Ringkasan Artikel

  • 🌈 Bitcoin rainbow chart adalah sebuah grafik yang memvisualisasikan pergerakan Bitcoin dari waktu ke waktu. Ia dapat membantu investor untuk mengidentifikasi pergerakan harga Bitcoin secara jangka panjang.
  • ⚖️ Layaknya pelangi, Bitcoin rainbow chart juga memiliki beragam spektrum warna di mana setiap area warna mempunyai saran spesifik. Secara historis, warna merah dan biru merupakan titik balik bagi Bitcoin.
  • 🚨 Salah satu kekurangan rainbow chart adalah penentuan rentang harga yang berdasarkan asumsi pembuatnya saja. Hal ini membuat chart kurang mencerminkan kondisi pasar saat ini, maupun ekspektasi perubahan harga ke depannya
  • 🔭 Sebagai indikator tunggal, rainbow chart akan jauh lebih berguna ketika dikombinasikan dengan indikator lainnya agar hasil analisis jadi lebih optimal.

Apa itu Rainbow Chart?

Bitcoin rainbow chart adalah sebuah grafik yang memvisualisasikan pergerakan Bitcoin dari waktu ke waktu. Bitcoin rainbow chart dapat membantu investor untuk mengidentifikasi pergerakan harga Bitcoin secara jangka panjang. Lewat rainbow chart, investor bisa melihat evolusi harga Bitcoin sejak diluncurkan pada 2009 hingga harga terbarunya.

Sesuai dengan namanya, visualiasi grafik ditampilkan dalam bentuk pelangi. Layaknya pelangi, chart ini juga mempunyai warna-warna pada pelangi di mana setiap warna mempunyai level harga serta saran yang berbeda.

Grafik rainbow chart

Level biru alias “basically a fire sale” menjadi level terendah dan level merah atau “maximum bubble teritory” menjadi level tertinggi di rainbow chart. Ketika harga BTC berada di level biru, maka menandakan BTC mengalami oversold. Jika harga BTC berada di level merah, maka memperlihatkan BTC mengalami overbought.

Alasan lain chart ini disebut sebagai rainbow chart adalah bentuknya yang mirip seperti pelangi. Hal ini sejalan dengan harga BTC yang bergerak dari titik paling bawah dan terus menguat. Bagi investor yang ingin menggunakan Bitcoin rainbow chart, bisa mengaksesnya melalui wesbite Blockchain Center.

Selain rainbow chart, kamu juga bisa melakukan analisis menggunakan stablecoin.

Cara Membaca Rainbow Chart

Berbeda dengan kebanyakan indikator teknikal lainnya, cara membaca rainbow chart cukup mudah. Kamu hanya perlu memahami lima kelompok warna, yakni biru, hijau, kuning, oranye, dan merah. Setiap warna yang ada mempunyai saran spesifik yang bisa dijadikan alat analisis.

  • 🔵 Biru. Ia merupakan area harga BTC tengah mengalami diskon sehingga menjadi area yang tepat melakukan pembelian. Namun, ia tidak punya batas bawah, alias harga bisa terus turun. Tak pelak banyak yang menganggap pembelian di area ini berisiko.
  • 🟢 Hijau. Pada level ini, investor disarankan melakukan pembelian karena BTC sudah keluar dari fase bottom dan diharapkan dapat terus naik. Level ini bisa jadi pintu masuk yang tepat bagi investor yang merasa level biru masih terlalu riskan.
  • 🟡 Kuning. Ia menandakan fase hold. Harga BTC dianggap belum terlalu menguntungkan untuk melakukan take profit. Investor disarankan menunggu dan melihat ke mana arah pergerakan harga BTC.
  • 🟠 Oranye. Pada level ini, BTC tengah mengalami fase bullrun, yang diiringi momentum FOMO. Bagi investor yang berhati-hati, momen ini bisa menjadi penanda kenaikan harga akan segera berakhir. Bagi investor yang agresif, momen ini dipercaya masih akan berlanjut berkat dukungan FOMO oleh kebanyakan investor.
  • 🔴 Merah. Area merah menandakan investor untuk segera menjual BTC. Pada area ini, BTC sudah berada di puncak dan berpotensi mengalami koreksi sewaktu-waktu. Namun, layaknya level biru, ia juga tidak punya batas atas, sehingga harga bisa naik terus.

Cari tahu cara membaca whitepaper dari sebuah proyek crypto melalui artikel berikut.

Penemu Rainbow Chart

Terkait sosok yang menciptakan Bitcoin rainbow chart sebenarnya masih simpang siur. Chart tersebut pertama kali dipopulerkan pada 2014 silam melalui forum Bitcoin yang ada di situs Reddit. Konon, yang pertama menciptakannya adalah pengguna Twitter bernama Bitcointalk.

Namun, sejak 2014 banyak pihak yang kemudian memodifikasi maupun meningkatkan kualitas indikator Bitcoin rainbow chart. Kini, sosok bernama Holger menjadi pihak yang mengelola website rainbow chart.

Terbaru, pada 2022 lalu, Holger telah memperbarui Bitcoin rainbow chart. Pada versi kedua tersebut, Bitcoin rainbow chart memiliki formula yang lebih lengkap. Tak hanya itu, kini setiap pergerakan harga Bitcoin di rainbow chart juga telah sesuai dengan masing-masing warna. Pada versi sebelumnya, beberapa harga Bitcoin justru berada di luar warna pelangi. Ditambah lagi, kini pengguna juga memperbesar maupun memperkecil grafik rainbow chart.

Akurasi Rainbow Chart

Data yang ditampilkan pada Bitcoin rainbow chart hanya sebatas berdasarkan data historis yang ada. Dengan demikian, pengguna tidak bisa menggunakan rainbow chart untuk melakukan prediksi harga BTC ke depannya seperti apa. Dalam penjelasan di website Blockchain Center, disebutkan bahwa rainbow chart pada dasarnya hanya menentukan dua titik kurva, yakni warna merah dan biru. Sementara area warna di antara keduanya hanya berisi data terinterpolasi atau acak yang disesuaikan dengan batas atas dan bawahnya.

Dengan demikian, ini membuat rainbow chart dibuat hanya berdasarkan asumsi pembuatnya. Setiap warna yang ada di rainbow chart didasari oleh rentang harga yang acak. Tak pelak, harganya tidak mencerminkan secara akurat kondisi pasar saat ini, maupun ekspektasi perubahan harga ke depannya. Hal ini pada akhirnya membuat tingkat akurasi rainbow chart bisa dipertanyakan.

Rentang harga yang ada di rainbow chart yang berupa asumsi pembuatnya

Seperti contoh di atas, ketika harga BTC berada di level US$ 27.956, rainbow chart menampilkan masing-masing rentang harga BTC untuk setiap levelnya. Namun, penentuan rentang harga tersebut tidak dijelaskan metode penghitungannya sehingga membuat datanya berupa data yang terinterpolasi, alias perkiraan secara acak.

Kelemahan Rainbow Chart

Kelemahan utama dari rainbow chart adalah ia tidak bisa dijadikan sebagai indikator tunggal. Investor tetap perlu menggunakan beragam indikator lainnya sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih optimal dan tepat.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, rainbow chart juga menggunakan data berdasarkan asumsi pembuatnya. Hal ini membuat tingkat akurasinya dan kesesuaian dengan harga di pasar menjadi dipertanyakan. Sebagai contoh, pada versi sebelumnya, terdapat beberapa harga BTC yang justru keluar dari warna pelanginya. Mengingat hingga saat ini perhitungannya masih menggunakan asumsi dan data yang terinterpolasi, terdapat kemungkinan hal serupa akan terulang di masa yang akan datang.

Terlepas dari itu semua, indikator rainbow chart masih tetap berguna jika dikombinasikan dengan indikator lain. Beragam indikator on-chain ataupun indeks fear & greed bisa menjadi pelengkap bagi indikator rainbow chart.

Analisis on chain, fundamental, dan teknikal merupakan hal yang berbeda. Cari tahu perbedaannya di artikel berikut.

Kesimpulan

Rainbow chart merupakan salah satu indikator yang bekerja cukup baik sejak pertamakali diperkenalkan. Secara historis, area merah dan biru telah menjadi titik balik bagi Bitcoin. Namun, harga historis tidak mencerminkan pergerakan harga ke depan. Perlu diingat juga, indikator rainbow chart bukanlah saran finansial. Ia hanya sebatas alat bantu, yang tentunya akan jauh lebih berguna jika dikombinasikan dengan indikator lainnya.

Dengan menggunakan rainbow chart, diharapkan investor bisa membuat keputusan investasi yang lebih tepat. Terakhir yang tak kalah penting, pastikan untuk selalu melakukan Do Your Own Research terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan investasi.

Beli Aset Crypto di Pintu

Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Holger, Bitcoin Rainbow Chart, BlockchainCenter, diakses pada 7 April 2023.

Alexandria, What Is the Rainbow Chart in Crypto and How To Use It? CoinMarketCap, diakses pada 7 April 2023.

Emily Shin, What is the Bitcoin Rainbow Chart? Data Wallet, diakses pada 7 April 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *