Kategori
Investasi Trading Pemula

Mengenal Wash Trading dan Cara Menghindarinya

Reading Time: 5 minutes

Praktik kecurangan wash trading masih sering ditemui di pasar crypto maupun perdagangan NFT. Jika lengah dan sampai terjebak dalam praktik wash trading, maka para investor bersiap untuk merugi. Oleh sebab itu, sebaiknya pelajari mengenai apa itu wash trading dan bagaimana cara mengidentifikasinya agar terhindar dari kerugian yang tidak diinginkan. Yuk, sama-sama kita pelajari lebih dalam tentang wash trading melalui artikel berikut.

Ringkasan Artikel

  • 🌊 Wash trading adalah sebuah praktik manipulatif dari suatu pihak yang secara sengaja melakukan penjualan dan pembelian aset yang sama sehingga menghasilkan volume perdagangan palsu.
  • 🤑 Motif dari wash trading adalah mendorong harga sebuah aset dan menciptakan kesan bahwa aset tersebut populer dan likuid untuk mengeruk keuntungan. Kemudian, menciptakan volume perdagangan yang tinggi agar terlihat adanya aktivitas trading.
  • ⛔ Cara menghindari wash trading bisa melalui riset mendalam mengenai riwayat transaksi dan sejarah harga, lalu selektif dalam memilih aset crypto maupun koleksi NFT, serta memilih platform yang terpercaya.

Apa itu Wash Trading?

Wash trading adalah sebuah praktik manipulatif dari suatu pihak yang secara sengaja melakukan penjualan dan pembelian aset yang sama sehingga menghasilkan volume perdagangan palsu. Dalam konsteks aset crypto, pada dasarnya wash trading dilakukan sebagai upaya untuk membuat harga aset naik dan memunculkan persepsi likuiditas yang tinggi. Ketika harga aset naik diiringi dengan volume yang tinggi, diharapkan bisa menarik minat investor untuk membeli aset tersebut.

Sebagai ilustrasi, terdapat pihak ABC yang memiliki 2.000 token X. Kemudian, mereka menjual dan membeli kembali semua token tersebut menggunakan berbagai akun berbeda yang sudah mereka kontrol. Dengan adanya aksi jual-beli tersebut, terciptalah ilusi volume perdagangan yang tinggi. Jika gegabah, investor akan melihat sinyal tingginya volume perdagangan dan pergerakan harga aset tersebut sebagai kesempatan untuk melakukan beli. Padahal investor tersebut melakukan pembelian di “pucuk” dan setelah itu harganya akan turun. Pihak ABC bisa memperoleh keuntungan lewat short maupun menjual ketika harga di “pucuk”.

Sebenarnya praktik wash trading sudah berlangsung sejak dahulu di beragam pasar keungan seperti saham hingga komoditas. Namun, kini sudah ada regulasi yang membuat praktik wash trading tak lagi terjadi di kedua pasar tersebut. Hanya saja, mengingat pasar crypto belum mempunyai kedudukan regulasi yang jelas, belum ada badan regulator yang bisa mengatur terkait wash trading yang terjadi di pasar crypto.

Selain wash trading, baca juga mengenai jenis-jenis crypto attack dan cara menghindarinya melalui artikel berikut.

Mengapa Wash Trading Bisa Terjadi?

Terdapat dua alasan utama yang melatarbelakangi terjadinya wash trading. Pertama, untuk mendorong harga sebuah aset dan menciptakan kesan bahwa aset tersebut populer dan likuid. Hal ini umumnya berkaitan dengan skema pump and dump, dengan kata lain motifnya untuk mengeruk keuntungan.

Kedua, untuk menciptakan volume perdagangan yang tinggi dan manipulasi agar terlihat adanya aktivitas trading. Pada motif kedua, pelakunya umumnya adalah bursa pertukaran. Hal ini mereka lakukan untuk memberikan kesan bahwa bursa pertukaran mereka terlihat lebih aktif dan likuid dari keadaan sebenarnya. Harapannya adalah untuk meyakinkan dan menarik minat para investor dengan kesan bahwa bursa pertukaran mereka unggul dibanding kompetitor.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh National Bureau of Economic Research (NBER) ditemukan setidaknya praktik wash trading menyumbang hingga 77,5% dari keseluruhan transaksi dari bursa pertukaran crypto yang tidak teregulasi. Adapun, penelitian tersebut melakukan riset terhadap 29 bursa pertukaran yang dikelompokkan ke dalam bursa teregulasi dan tidak teregulasi. Sementara pada bursa teregulasi, penelitian tersebut tidak menemukan praktik wash trading.

Wash Trading Dalam Dunia NFT

Tak hanya terjadi pada perdagangan aset crypto, praktik wash trading bahkan jauh lebih marak terjadi di pasar Non-Fungible Token (NFT). Data dari Dune Analytics memperlihatkan transaksi di marketplace NFT senilai US$ 31,2 miliar dari US$ 73,8 miliar atau sekitar 42% dilaporkan sebagai wash trading. Dalam konteks NFT, wash trading adalah transaksi karya NFT yang dilakukan oleh orang yang sama. Maksudnya, baik alamat pembeli maupun penjual sebenarnya dimiliki oleh yang sama.

Contoh wash trading pada transaksi NFT
Contoh wash trading pada transaksi NFT. Sumber: @hanson520 Footprint Analytics

Misalnya, transaksi di atas memperlihatkan koleksi NFT yang sama (ID 164) diperjual-belikan secara bolak-balik oleh alamat dompet yang sama di hari yang sama. Proses transaksi ini kemudian tercatat dan menciptakan ilusi bahwa ada orang berminat dan rela membayar koleksi tersebut. Semakin banyak akun yang dimiliki dan proses transaksi dilakukan berulang, semakin kuat juga ilusi yang tercipta.

Dari segi motif, wash trading NFT mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk menciptakan ilusi tingkat likuiditas ataupun meningkatkan nilai dari koleksi NFT tertentu. Dengan demikian, pelaku wash trading bisa melakukan pump and dump dan mengantongi keuntungan dari investor yang “nyangkut”. Sementara itu, tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan imbalan dari platform NFT marketplace. Marketplace seperti X2Y2 memberikan imbalan untuk pengguna aktif dalam bentuk token berdasarkan volume trading penggunanya.

Salah satu platform marketplace NFT yang terpercaya adalah Opensea Pro. Baca selengkapnya di sini.

Kerugian yang Ditimbulkan Wash Trading

Sebagai bentuk manipulasi pasar, wash trading merupakan praktik yang merugikan para investor, layaknya scam maupun rugpull sebuah proyek crypto. Bagi investor yang tidak menyadari bahwa ia terkena praktik wash trading, akan terjebak pada aset yang sejatinya tidak likuid dan berpeluang besar merugi. Tak hanya untuk perdagangan aset crypto, dampak yang sama juga diakibatkan oleh wash trading pada koleksi NFT.

Berbagai bursa pertukaran yang melakukan praktik wash trading untuk memanipulasi agar terlihat mempunyai volume transaksi yang tinggi juga akan merusak integritas pasar crypto. Hal ini mengakibatkan pasar yang tercipta menjadi tidak adil dan tidak transparan. Dampaknya bisa membuat pasar crypto mendapatkan pandangan negatif dan menurunkan kepercayaan dan minat investor secara keseluruhan.

Cara Terhindar Menjadi Korban Wash Trading

Untuk mendeteksi dan menghindari wash trading, kamu perlu waspada dan teliti. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

  1. Lakukan riset mendalam: Pelajari aset yang kamu minati, baik itu aset crypto atau koleksi NFT. Cek latar belakangnya, tim pengembang, riwayat transaksi dan sejarah harga. Jangan tergoda oleh volume perdagangan yang melonjak tiba-tiba tanpa berita atau alasan yang jelas.
  2. Selektif. Pikirkan matang-matang ketika hendak masuk ke proyek crypto atau NFT baru, serta crypto dengan kapitalisasi pasar kecil. Sebab, proyek-proyek baru dan kapitalisasi pasar kecil belum mendapatkan volume cukup untuk perdagangan. Hal tersebut membuatnya rentan disusupi pelaku wash trading untuk mendongkrak harga dan volume.
  3. Gunakan platform yang terpercaya: Belajar dari laporan NBER di atas, risiko wash trading lebih besar di bursa pertukaran yang tidak memiliki regulasi dan transparansi yang jelas. Jadi piiih bursa pertukaran yang teregulasi dan terpercaya yang sudah mempunyai mekanisme pencegahan wash trading.

Kamu bisa loh beli aset crypto melalui platform decentralized exchange. Berikut ini adalah caranya

Kesimpulan

Wash trading jelas merupakan masalah serius di pasar crypto maupun dunia NFT. Meski demikian, dengan pemahaman dan kewaspadaan yang tepat, kita dapat berinvestasi dengan bijak dan melindungi diri kita sendiri dari praktik manipulatif ini. Selalu lakukan riset mendalam dan jangan mudah tergoda oleh volume perdagangan tinggi yang mungkin tidak realistis. Ingat, dalam dunia investasi, pengetahuan adalah kunci untuk keberhasilan dan keamanan.

Beli Aset Crypto di Pintu

Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

James Chen, Wash Trading: What It Is and How It Works, With Examples, Investopedia, diakses pada 16 Mei 2023.

Jennifer Sor, What is wash trading, the fraudulent practice that some experts say accounts for 70% of transactions on crypto exchanges? Markets Insider, diakses pada 16 Mei 2023.

Token Insight, Many Exchanges Continue to Engage in Wash Trading, Wash Trading Research Shows, Medium, diakses pada 16 Mei 2023.

Andy Lian, The scourge of NFT wash trading — and how not to get suckered in, Forkast, diakses pada 16 Mei 2023.

Gareth Jenkinson, 4 out of 10 NFT sales are fake: Learn to spot the signs of wash trading, Coin Telegraph, diakses pada 16 Mei 2023.

Hildobby, NFT Wash Trading on Ethereum, Dune, diakses pada 16 Mei 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *